Tugas individu
Dosen pembimbing
Prof. WE tinambunan
Nama : MURNI SETIO.F
Nim : 0801113443
Jurusan : ILMU
KOMUNIKASI 08
Konsentrasi : MANAGEMENT KOMUNIKASI
Mata kuliah : SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
Tugas menulis tentang AKU
1. siapa aku ?
2. sistem kekerabatan : hubungan orang tua,
hubungan kekerabatan, pola budaya
3. ketika aku anak-anak : masa kehidupan TK,
masa kehidupan SD
4. ketika menjalani study SMP
5. ketika menjalani study SMA
6. pengalaman mengenal lawan jenis
7. kesan-kesan pesan tentang hidup dan kekerabatan
8. cerita rakyat daerah
Pengetian sosilogi
Seorang
manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan manusia lainnya walaupun
orang tersebut kembar siam.
Ada yang baik
hati suka menolong serta rajin menabung dan ada pula yang prilakunya jahat yang
suka berbuat kriminal menyakitkan hati. Manusia juga saling berhubungan satu
sama lainnya dengan melakukan interaksi dan membuat kelompok dalam masyarakat.
Sosiologi berasal dari
bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti kawan /
teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Menurut ahli sosiologi
lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir,
berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki
kekuatan untuk mengendalikan individu.
Objek dari sosiologi
adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan dari
hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan
kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan
sosialnya.
Pokok bahasan dari ilmu
sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan
sosiologis serta pengungkapan realitas sosial.
Tokoh utama dalam
sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) berasal dari perancis yang merupakan
manusia pertama yang memperkenalkan istilah sosiologi kepada masyarakat luas.
Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi di dunia internasional. Di
Indonesia juga memiliki tokoh utama dalam ilmu sosiologi yang disebut sebagai
Bapak Sosiologi Indonesia
yaitu Selo Soemardjan / Selo Sumarjan / Selo Sumardjan.
Devinisi antropologi
Antropologi
adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya,
perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata
bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti
manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.
Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku
bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan
untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan
berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.
Macam-Macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Anak Turunan Antropologi :
A. Antropologi Fisik
1. Paleoantrologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia dan
evolusi manusia dengan meneliti fosil-fosil.
2. Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia
dengna mengamati ciri-ciri fisik.
B. Antropologi Budaya
1. Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan
perkembangan budaya manusia mengenal tulisan.
2. Etnolinguistik antrologi adalah ilmu yang mempelajari suku-suku
bangsa yang ada di dunia / bumi.
3. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di
dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
4. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa
serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan
nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin dan Yunani,
istilah "sistem" diartikan sebagai mengabungkan, untuk mendirikan,
untuk menempatkan bersama.
Sistem adalah kumpulan elemen berhubungan yang
merupakan suatu kesatuan.
Sistem adalah Suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
System is an organized scheme or method (Sistem
adalah kumpulan skema atau metode).
Pengertian social budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah
kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing. Perubahan sosial budaya
adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu
masyarakat.
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward
Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai
definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
wujud
komponen kebudayaan
Wujud
Menurut J.J. Hoenigman,
wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
Gagasan
wujud ideal
Wujud ideal kebudayaan
adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat
diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di
alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan
mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada
dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Aktivitas
Aktivitas adalah wujud
kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak,
serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Artefak
Artefak adalah wujud
kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari
wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan
memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Komponen
Berdasarkan wujudnya
tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
Kebudayaan
material
Kebudayaan material
mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam
kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan
nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial
adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi,
misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting
dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu
masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari
masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri
dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.
Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik,
paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi,
ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil
hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat Di
masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga
inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang
dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan
bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.
Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia
untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun
gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan
kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat
menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat,
dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki
beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi
bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan
alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa
secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari,
mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk
mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari
ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun
telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian
yang kompleks.
Sistem kepercayaan
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam
menguasai dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas.
Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem
jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad
raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat,
manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada
penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan
kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa
Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah
unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of
Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama
sebagai berikut:
sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul
bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal
yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan
kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman"
dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam.
Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya
dalam sistem teokrasi. Agama juga mempengaruhi kesenian.
Penetrasi kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh
suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi
dengan dua cara:
Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya
pengaruh kebudayaan hindu ke Indonesia.
Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi
memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini
pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak.
Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan
disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak
keseimbangan dalam masyarakat
Kebudayaan di antara masyarakat
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut
sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal
perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur,
ras,
etnisitas, kelas, aesthetik, agama,
pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan
imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih
masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan
kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk
asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe
pemerintahan yang berkuasa.
Monokulturalisme:
Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat
yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
Leitkultur
(kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam
Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok
minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa
bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
Melting
Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan
kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
Multikulturalisme Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan
kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan
berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.
Kebudayaan sebagai peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang
dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19.
Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan
antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka
menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari
"alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan
satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti
lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan
aktivitas
yang "elit" seperti misalnya memakai baju
yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan
digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari
aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat
bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita
rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan
dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah
"berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini
tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan
hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut
cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka
yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak
berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain."
Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam,"
dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture)
untuk menekan pemikiran "manusia
alami" (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya
perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu
-berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan
dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak
alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal
ini, musik tradisional
(yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan
"jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik
klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan
antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik
yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya
dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama -
masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan.
Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur
populer (popular culture) atau pop kultur, yang
berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.
Kebudayaan
sebagai "sudut pandang umum"
Selama Era Romantis, para
cendekiawan khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan
nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan
nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan
sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini
menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki
perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat
diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan
antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau
kebudayaan "primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan
dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap
manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta
kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku
yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek
penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad
ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan
perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.
Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan
adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi
menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa
disebut dengan tribalisme
Perubahan social budaya
Dalam
suatu proses modernisasi, suatu proses perubahan yang direncanakan, melibatkan
semua kondisi atau nilai-nilai sosial dan kebudayaan secara integratif. Atas
dasar ini, semua fihak, apakah tokoh ? Tokoh masyarakat, formal atau
non-formal, anggota masyarakat lainnya, apakah dalam skala individual atau pun
dalam skala kelompok, seyogianya memahami dan menyadari, bahwa, manakala salah
satu aspek atau unsur sosial atau kebudayaan mengalami perubahan, maka
unsur-unsur lainnya mesti menghadapi dan mengharmonisikan kondisinya dengan
unsur-unsur lain yang telah berubah terlebih dulu.
Oleh
karena itu mesti memahami dan menyadari bahwa sistem nilai yang berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan ada yang berkualifikasi norma (norm) dan
nilai (value). Di mana norma skala keberlakuannya tergantung pada aspek waktu,
ruang (tempat, dan kelompok sosial yang bersangkutan; sedangkan nilai (value)
skala keberlakuannya lebih universal. Dalam tatanan masyarakat yang maju
atau modern, maka nilai-nilai sosial dan kultural yang bersifat universal
mendominasi dan mengisi semua mosaik kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Orientasi Perubahan
Yang
dimaksudkan orientasi atau arah perubahan di sini meliputi beberapa orientasi,
antara lain (1) perubahan dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor
atau unsur-unsur kehidupan sosial yang mesti ditinggalkan atau diubah,
(2) perubahan dengan orientasi pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk
atau unsur baru, (3) suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk,
unsur, atau nilai yang telah eksis atau ada pada masa lampau.
Tidaklah jarang suatu masyarakat atau bangsa yang selain berupaya mengadakan
proses modernisasi pada berbagai bidang kehidupan, apakah aspek ekonomis,
birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang iptek; namun demikian, tidaklah
luput perhatian masyarakat atau bangsa yang bersangkutan untuk berupaya
menyelusuri, mengeksplorasi, dan menggali serta menemukan unsur-unsur atau
nilai-nilai kepribadian atau jatidiri sebagai bangsa yang
bermartabat.
Tidaklah
jarang, bahwa tokoh-tokoh dan ungkapan-ungkapan yang bernuansa seni sastra pada
masa lampau, baik suatu fenomena yang bernuansa imajinasi, yang ditampilkan
oleh berbagai bentuk ceritera rakyat atau folklore. Semuanya lazim
menyadarkan atau menampilkan nilai-nilai keteladanan, baik dalam aspek gagasan,
aspek pengorganisasian dan kegiatan sosial, maupun dalam aspek-aspek kebendaan.
Aspek-aspek ini senantiasa dimuati oleh nilai-nilai kearifan dan kebijakan yang
memberikan acuan bagaimana orang mesti berfikir, berasa, berkarsa dan
berkarya dalam upaya bertanggung jawab pada dirinya, pada sesamanya,
dan pada lingkungannya, serta pada Sang Khalik Yang Maha
Murbeng Alam ini. Nilai-nilai seperti inilah yang menjadi
nuansa-nuansa dalam membagun kepribadian atau jatidiri sebagian besar masyarakat
atau suatu kelompok bangsa dimanapun mereka berada.
Dalam
memantapkan orientasi suatu proses perubahan, ada beberapa faktor yang
memberikan kekuatan pada gerak perubahan tersebut, yang antara lain adalah
sebagai berikut, (1) suatu sikap, baik skala individu maupun skala kelompok,
yang mampu menghargai karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala besar atau
kecilnya produktivitas kerja itu sendiri, (2) adanya kemampuan untuk mentolerir
adanya sejumlah penyimpangan dari bentuk-bentuk atau unsur-unsur rutinitas,
sebab pada hakekatnya salah satu pendorong perubahan adanya individu-individu
yang menyimpang dari hal-hal yang rutin. Memang salah satu ciri yang hakiki
dari makhluk yang disebut manusia itu adalah sebagai makhluk yang disebut homo
deviant, makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur rutinitas, (3)
mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang mampu memberikan penghargaan
(reward) kepada pihak lain (individual, kelompok) yang berprestasi dalam berinovasi,
baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan iptek, (4) adanya atau tersedianya
fasilitas dan pelayanan pendidikan dan pelatihan yang memiliki spesifikasi dan
kualifikasi progresif, demokratis, dan terbuka bagi semua fihak yang
membutuhkannya.
Precedent
dari suatu proses perubahan sosial tidak mesti
diorientasikan pada isu kemajuan atau progress semata, sebab tidaklah
mustahil bahwa proses perubahan sosial itu justru mengarah ke isu kemunduran
atau kearah suatu regress, atau mungkin mengarah pada suatu degradasi
pada sejumlah aspek atau nilai kehidupan dalam masyarakat yang bersangkutan.
Suatu proses regresi atau kemunduran dan degradasi (luntur atau berkurangnya
suatu derajat atau kualifikasi bentuk-bentuk atau niali-nilai dalam
masyarakat), tidak hanya suatu arah atau orientasi perubahan secara linier,
tetapi tidak jarang terjadi karena justru sebagai dampak sampingan dari
keberhasilan suatu proses perubahan. Sebagai contoh perubahan aspek iptek, dari
iptek yang bersahaja ke iptek yang modern (maju), mungkin
menimbulkan kegoncangan-kegoncangan pada unsur-unsur atau nilai-nilai yang
tengah berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, yang sering disebut sebagai culture-shock
atau kejutan-kejutan budaya yang terjadi pada tatanan kehidupan suatu
masyarakat yang tengah menghadapi berbagai perubahan.
c. Modernisasi Sebagai Kasus Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Modernisasi,
menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau menciptakan
nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi
universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya suka dipertentangkan dengan
nilai-nilai tradisi. Modernisasi berasal dari kata modern (maju), modernity
(modernitas), yang diartikan sebagai nilai-nilai yang keberlakuan dalam aspek
ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas atau universal, itulah
spesifikasi nilai atau values. Sedangkan yang lazim
dipertentangkan dengan konsep modern adalah tradisi, yang berarti
barang sesuatu yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses pewarisan
secara turun temurun dari generasi ke generasi. Umumnya tradisi meliputi
sejumlah norma (norms) yang keberlakuannya tergantung pada (depend on)
ruang (tempat), waktu, dan kelompok (masyarakat) tertentu. Artinya
keberlakuannya terbatas, tidak bersifat universal seperti yang berlaku bagi
nilai-nilai atau values. Sebagai contoh atau kasus, seyogianya
manusia mengenakkan pakaian, ini merupakan atau termasuk kualifikasi
nilai (value). Semua fihak cenderung mengakui dan menganut nilai atau
value ini. Namun, pakaian model apa yang harus dikenakan itu? Perkara
model pakaian yang disukai, yang disenangi, yang biasa dikenakan, itulah yang
menjadi urusan norma-norma yang dari tempat ke tempat, dari waktu ke waktu, dan
dari kelompok ke kelompok akan lebih cenderung beraneka ragam.
Spesifikasi
norma-norma dan tradisi bila dilihat atas dasar proses modernisasi adalah
sebagai berikut, (1) ada norma-norma yang bersumber dari tradisi itu, boleh
dikatakan sebagai penghambat kemajuan atau proses modernisasi, (2) ada pula
sejumlah norma atau tradisi yang memiliki potensi untuk dikembangkan,
disempurnakan, dilakukan pencerahan, atau dimodifikasi sehingga kondusif dalam
menghadapi proses modernisasi, (3) ada pula yang betul-betul memiliki
konsistensi dan relevansi dengan nilai-nilai baru. Dalam kaitannya dengan
modernisasi masyarakat dengan nilai-nilai tradisi ini, maka ditampilkan
spesifikasi atau kualifikasi masyarakat modern, yaitu bahwa masyarakat atau
orang yang tergolong modern (maju) adalah mereka yang terbebas dari kepercayaan
terhadap tahyul. Konsep modernisasi digunakan untuk menamakan
serangkaian perubahan yang terjadi pada seluruh aspek kehidupan masyarakat
tradisional sebagai suatu upaya mewujudkan masyarakat yang bersangkutan menjadi
suatu masyarakat industrial. Modernisasi menunjukkan suatu perkembangan dari
struktur sistem sosial, suatu bentuk perubahan yang berkelanjutan pada
aspek-aspek kehidupan ekonomi, politik, pendidikan, tradisi dan kepercayaan
dari suatu masyarakat, atau satuan sosial tertentu.
Modernisasi
suatu kelompok satuan sosial atau masyarakat, menampilkan suatu pengertian yang
berkenaan dengan bentuk upaya untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sadar
dan kondusif terhadap tuntutan dari tatanan kehidupan yang semakin meng-global
pada saat kini dan mendatang. Diharapkan dari proses menduniakan seseorang atau
masyarakat yang bersangkutan, manakala dihadapkan pada arus globalisasi tatanan
kehidupan manusia, suatu masyarakat tertentu (misalnya masyarakat Indonesia)
tidaklah sekedar memperlihatkan suatu fenomena kebengongan semata,
tetapi diharapkan mampu merespons, melibatkan diri dan memanfaatkannya secara
signifikan bagi eksistensi bagi dirinya, sesamanya, dan lingkungan sekitarnya.
Adapun spesifikasi sikap mental seseorang atau kelompok yang kondusif untuk
mengadopsi dan mengadaptasi proses modernisasi adalah, (1) nilai budaya atau
sikap mental yang senantiasa berorientasi ke masa depan dan dengan cermat
mencoba merencanakan masa depannya, (2) nilai budaya atau sikap mental yang
senantiasa berhasrat mengeksplorasi dan mengeksploitasi potensi-potensi sumber
daya alam, dan terbuka bagi pengembangan inovasi bidang iptek. Dalam hal ini,
memang iptek bisa dibeli, dipinjam dan diambil alih dari iptek produk asing,
namun dalam penerapannya memerlukan proses adaptasi yang sering lebih rumit
daripada mengembangkan iptek baru, (3) nilai budaya atau sikap mental yang siap
menilai tinggi suatu prestasi dan tidak menilai tinggi status sosial,
karena status ini seringkali dijadikan suatu predikat yang bernuansa gengsi
pribadi yang sifat normatif, sedangkan penilai obyektif hanya bisa didasarkan
pada konsep seperti apa yang dikemukakan oleh D.C. Mc Clelland
(Koentjaraningrat, 1985), yaitu achievement-oriented, (4) nilai budaya
atau sikap mental yang bersedia menilai tinggi usaha fihak lain yang mampu
meraih prestasi atas kerja kerasnya sendiri.
Tanpa
harus suatu masyarakat berubah seperti orang Barat, dan tanpa harus bergaya
hidup seperti orang Barat, namun unsur-unsur iptek Barat tidak ada salahnya
untuk ditiru, diambil alih, diadopsi, diadaptasi, dipinjam, bahkan dibeli.
Manakala persyaratan ini telah dipenuhi dan keempat nilai budaya atau sikap
mental yang telah ditampilkan telah dimiliki oleh suatu masyarakat tersebut.
Khusus untuk masyarakat di Indonesia, sejarah masa lampau mengajarkan bahwa
sistem ekonomi, politik, dan kebudayaan dari kerajaan-kerajaan besar di Asia
seperti India dan Cina, yang diadopsi dan diadaptasi oleh kerajaan-kerajaan di
Nusantara ini, seperti Sriwijaya dan Majapahit, namun fakta sejarah tidak
membuktikan bahwa orang-orang Sriwijaya dan Majapahit, dalam pengadopsian
dan pengadaptasian nilai-nilai kebudayaan tadi sekaligus menjadi orang India
atau Cina.
Proses
modernisasi sampai saat ini masih tampak dimonopoli oleh masyarakat perkotaan
(urban community), terutama di kota-kota Negara Sedang Berkembang,
seperti halnya di Indonesia. Kota-kota di negara-negara sedang berkembang
menjadi pusat-pusat modernisasi yang diaktualisasikan oleh berbagai bentuk
kegiatan pembangunan, baik aspek fisik-material, sosio-kultural, maupun aspek
mental-spiritual. Kecenderungan-kecenderungan seperti ini, menjadikan daerah
perkotaan sebagai daerah yang banyak menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi
penduduk pedesaan, terutama bagi generasi mudanya. Obsesi semacam ini menjadi
pendorong kuat bagi penduduk pedesaan untuk beramai-ramai membanjiri dan
memadati setiap sudut daerah perkotaan, dalam suatu proses sosial yang disebut urbanisasi.
Fenomena demografis seperti ini, selanjutnya menjadi salah satu sumber
permasalahan bagi kebijakan-kebijakan dalam upaya penataan ruang dan kehidupan
masyarakat perkotaan. Sampai dengan saat sekarang ini masalah perkotaan ini
masih menunjukkan gelagat yang semakin ruwet dan kompleks.

Aku
seorang gadis berusia 19tahun terlahir di kota jakarta dengan penuh hiruk
pikuknya tepat pada hari senin pagi yang indah dan cerah kali itu tepatnya pada
tanggal 12 Februari 1990 saya dilahirkan dari rahim seorang ibu yang sangat
menyayangi saya, seorang ibu yang sangat menantikan kelahiran anak perempuan
pertamanya didalam empat tahun usia pernikahannya dengan ayah ku. Kedua orang
tua ku harus susah payah mempertahankan ku agar aku bisa tetap bertahan hidup
dalam rahim ibu ku yang sangat lemah dan rentan keguguran. Segala terapi dan
pengobatan baik dokter sampai pengobatan alternatifpun dijalani oleh ibu ku
hanya untuk menanti kelahiran anak pertamanya, bahkan sebelum aku lahir ibu ku
sempat 4kali mengalami keguguran tak henti-henti ayah ku solat tahajut malam
hari,puasa dan selalu berikstiar kepada sang penguasa dunia ini ya allah
sampaiakhirnya akupun terlahir.
Pagi
yang cerah itu dengan penuh kebahagian segenap kerabat dan keluarga besar ku
menanti kelahiran ku dan kedua orang tua ku juga nenek kakek ku memberi ku nama
MURNI SETIO FEBRIASTUTI.
Murni : yang berarti suci,bersih,mulia,asli
Setio : yang berarti setia
Febriastuti : yang berarti gadis yang
terlahir di bulan februari
Aku
terlahir sempurna dan aku adalah cucu pertama dari silsilah dua keluarga besar
ayah dan ibu ku, saat itu semua orang sangat menyangiku karna kelahiran ku
sangat dinanti-nanti. Dibesarkan dengan penuh kasih sayang hingga saat ini aku
telah beranjak menjadi gadis remaja beranjak dewasa yang sedang meniti jalan
cita ku agar aku yang dulu saat dilahirkan sangat dinanti, aku bisa memberikan
satu kebanggan dan kehormatan untuk kedua orang tua ku dan segenap keluarga
besar ku yang amat menyayangiku dari aku mulai pertama menginjakkan kaki ku di
bumi hingga saat ini. Sehinggga kata “SUKSES BESAR” adalah suatu hal yang ada
dihati setiap detik ada pikiran ku agar aku bisa menggapai itu, aku adalah anak
perempuan satu-satunya dikeluarga kami dan aku mempunyai 1 tanggung jawab besar
akan keluarga ku
Aku mempunyai dua adik laki-laki yang tampan
bernama Satrio Utomo yang terlahir 9 juli 1993 dan M. Maulana Akbar yang
terlahir 7 juli 1997 dengan kasih sayang
yang amat kedua orang tua kami membesarkan kami hingga saat ini aku menginjak
usia 19tahun dan sudah masuk universitas negri, adik ku satrio sudah kelas 1STM
dan adik ku yang paling kecil menginjak kelas 6 SD. Kami semua sudah beranjak
besar dan sedang lomba-lomba meniti kesuksesan demi orang tua kami yang sudah
sangat menyayangi kami dengan segenap apa yang mereka punya. Sehingga apa yang
harus aku tuliskan tentang diri ku saat ini adalah AKU AKAN SUKSES KELAK !!!!
hanya kata itu yang terniang selalu disetiap sujut ibadah ku kepada sang
pencipta ku di lima kali aku bersujud dan bersyukur dimana aku masih bisa
bersujud kepadanya setiap harinya dengan penuh ketulusan, di setiap jam kuliah yang
ku perhatikan dengan semangat yang aku punya di hari-hari ku di universitas
sebagai bekal ilmu yag kelak akan bermanfaat bagi ku, juga semua pengalaman dan
kesempatan aku untuk belajar dan memperoleh ilmu dunia dan ilmu akhirat yang
bermanfaat bagi ku, yang akan ku persembahkan pada dunia ku dan akan sangat aku
syukuri kepada tuhan ALLAH SWT yang maha pengasih juga maha penyayang sang
pencipta ku di dunia ini yang selalu memberikan apa yang aku mau dan kedua
orang tua ku yang amat menyayangi ku juga sagenap keluarga besar ku.

Aku
terlahir dari keturunan jawa tulen dan minang kabau, jawa tepatnya jawa timur
yaitu di madiun kota kelahiran ayahanda ku berasal dan terlahir disana dengan
mempunyai 6 saudara dan ayah ku adalah anak nomer 2 dari 6 bersaudara tersebut.
Saat ini ayahanda ku berusia 49tahun, ayahanda ku terlahir di madiun 12
Februari 1959. Dalam sistem keluarga ayahanda ku masih mengunakan sistem
kekerabatan jawa yang sangat menjunjung kehormatan dan sopan santun kepada
orang yang lebih tua atau jawa kromo inggil. Karna dalam keluarga jawa maka
hubungan persaudaraan sangat kental disini, tembang-tembang jawapun tak luput
di putar apabila ada kumpul-kumpul keluarga kami bahkan nenek dan para keluarga
kami masih mempercayai primbon-primbon atau mitos-mitos jawakuno.....
Sistem kekrabatan orang Jawa berdasarkan prinsip keturunan bilateral
(garis keturunan diperhitungkan dari dua belah pihak, ayah dan ibu). Dengan
prinsip bilateral atau parental ini maka dalam mengenal hubungannya dengan
sanak saudara dari pihak ibu maupun dari pihak ayah, dari satu nenek moyang
sampai generasi ketiga, yang disebut sanak saudulur (kindred).
Dalam masyarakat Jawa, adanya istilah kindred (keluarga
luas) menunjukkan arti penting dalam kebersamaan keluarga luas. Namun, dalam
kehidupan keluarga saya, masing-masing anggota keluarga lebih fokus terhadap
keluarga intinya, namun hal itu tidak memutus tali silahturahmi antar anggota
keluarga luas, walaupun memang frekuensi silahturahmi tersebut jarang.
Selain itu, sebutan atau panggilan yang menunjukkan kekerabatan
keluarga sedikit demi sedikit telah terkikis. Sebagai contoh, dalam keluarga
saya dalam memanggil orang tua perempuan (ibu) tidak dengan panggilan “simbok”
atau “biyung”, namun dengan panggilan “mama”. Begitu pula dalam memanggil adik
laki-laki dari ayah atau ibu, keluarga saya menggunakan panggilan “oom” dan
panggilan untuk adik perempuan dari ayah atau ibu adalah “tante”.
Dalam hal melanggar perintah dan nasihat orang tua di masyarakat
Jawa juga mulai tergeser nilainya. Bukan berarti melanggar perintah dan nasihat
orang tua itu mulai diperbolehkan, namun maksud dari pergeseran tersebut adalah
pergeseran pola pikir yang tadinya sikap menaati perintah dan nasihat orang tua
adalah untuk menghindari “kuwalat“, namun sekarang karena menghindari
timbulnya dosa dan sebagai sikap hormat terhadap orang yang lebih tua
yah itulah sekilas adat jawa dari ayahhanda ku.......
jakarta
kota kelahiran ibunda ku tepat 39 tahun lalu pada 20 november 1969, berbeda 10
tahun lebih muda dari ayahanda ku. walau ibunda ku terlahir di kota jakarta
namun beliau sangat kental sekali adat minangnya karena keluarga dari ibu ku
masih mempunyai keturunan seorang DATUK atau kepala suku atau tetua adat di sumatra
barat tepatnya di pada padang panjang kuto tinggi pande sikek sumatra barat,
seluruh anggota keluarga ibunda ku memegang adat istiadat dan
kebiasaan-kebiasaan sebagaimana mestinya orang minang kabau, ibunda ku adalah 6
bersaudara dan ibu ku adalah anak nomer 3 dari 6 bersaudara tersebut baik nenek
ataupun kakek dari ibu beradat sumatra barat pola-pola kekerabatan yang digunakan
juga masih menggunakan sistem minang kuno dimana bila ada sesuatu yang terjadi
yang dialami oleh keluarga harus ada suatu pertemuan untuk membicarakannya
dengan DATUK kita yaitu kakek ku yang sekarang akan ditahtakan kepada om ku
yang paling kecil. Setiap ada perayaan-perayaan di kampung halaman kami yaitu
di sumatra barat kami mampunyai kedudukan atau kaistimewaan sedikit lebih karna
kami masih keluarga DATUK, makan-makan pedas khas minang merupakan menu utama
bila kami ada pertemuan keluarga inilah budaya dari keluarga ibunda ku. karna
ibu ku orang minang maka sewaktu ibu ku dan ayah ku menikah dulu, ayah ku
diberi gelar datuk oleh keluarga ibunda ku yaitu datuk raja makmur. Maka nanti
bila akupun menikah suami ku akan diberi gelar agar diakui oleh orang kampung
halaman di sumatra barat.
Pola
budaya demikian juga ikut tercampur dalam darah ku dan pola budaya jawa juga
tercampur di darah ku maka dalam pernikahan antar budaya ini aku memiliki 2 kebudayaan
yaitu minang bila ikut keluarga ibu ku dan jawa bila aku ikut keluarga ayah ku.
namun bila anak perempuan lebih dominan ikut sistem kekerabatan matrilinial
yang artinya adat yang ku miliki adalah ikut ibu ku yang orang minang kabau
karna khususnya orang minang bila memiliki anak perempuan pasti adat
istiadatnya akan di ikutkan pada sang ibu dan bila anak laki-laki dalam sistem
kekerabaan jawa lebih di dominankan ikut
suku sang ayah. Jadi saat ini aku mempunyai sistem kebudayaan minang. Kali ini
aku akan banyak bercerita dan menjelaskan tentang adat minang yang baru saja ku
ketahui secara detail dan akan aku ceritakan secara detail pula.
pemberian gelar
Sesuatu yang khas Minangkabau ialah bahwa
setiap laki-laki yang telah dianggap dewasa harus mempunyai gelar. Ini sesuai
dengan pantun adat yang berbunyi sbb :
Pancaringek tumbuah di paga
Diambiak urang ka ambalau
Ketek banamo gadang bagala
Baitu adaik di Minangkabau
Ukuran dewasa seorang laki-laki ditentukan
apabila ia telah berumah tangga. Oleh karena itulah untuk setiap pemuda Minang,
pada hari perkawinannya ia harus diberi gelar pusaka kaumnya. Menurut kebiasaan
dikampung-kampung dulu, bagi seorang laki-laki yang telah beristeri rasanya
kurang dihargai, kalau ia oleh fihak keluarga isterinya dipanggil dengan
menyebut nama kecilnya saja.
Penyebutan gelar seorang menantu, walaupun
dengan kata-kata Tan saja untuk Sutan atau Kuto saja untuk Sutan Mangkuto,
telah mengungkapkan adanya sikap untuk menghormati sang menantu atau rang
sumandonya. Ketentuan ini sudah tentu tidaklah berlaku bagi orang-orang tua
pihak keluarga isteri yang sebelumnya juga sudah sangat akrab dan intim dengan
menantu atau semendanya itu dan telah terbiasa memanggil nama.
Setiap kelompok orang seperut yang disebut
satu suku didalam sistim kekerabatan Minangkabau mempunyai gelar pusaka kaum
sendiri yang diturunkan dari ninik kepada mamak dan dari mamak kepada
kemenakannya yang laki-laki. Gelar inilah yang diberikan sambut bersambut
kepada pemuda-pemuda sepersukuan yang akan berumah tangga. Karena itu pemberian
gelar untuk seorang pemuda yang akan kawin, harus dimintakan kepada mamaknya
atau saudara laki-laki dari pihak ibu.
Selain dari mengambil gelar dari
perbendaharaan suku yang ada dan telah dipakai oleh kaumnya sejak dahulu, maka
gelar untuk seorang calon mempelai pria dengan persetujuan mamak-mamaknya juga
dapat diambilkan dari persukuan ayahnya atau dari dalam istilah Minang disebut
pusako bako. Dan yang tidak mungkin atau sangat bertentangan dengan ketentuan
adat ialah mengambil gelar dari pihak persukuan calon isteri, karena dengan
demikian calon mempelai pria akan dinilai sebagai perkawinan orang sesuku.
Ketentuan untuk memberikan gelar adat
kepada pemuda-pemuda yang baru kawin ini, tidak hanya harus berlaku dari rang
sumando atau menantu-menantu yang memang berasal dari suku Minangkabau saja,
tetapi juga dapat diberikan kepada orang semenda atau menantu yang berasal dari
suku lain. Kepada menantu orang Jawa, orang Sunda bahkan kepada menantu orang
asing sekalipun. Karena gelar seorang menantu sebenarnya lebih berguna untuk
sebutan penghormatan dari pihak keluarga mempelai wanita kepada orang semenda
dan menantunya itu.
Gelar yang diberikan kepada seorang pemuda
yang akan kawin, tidak sama nilainya dengan gelar yang harus disandang oleh
seorang penghulu. Gelar penghulu adalah warisan adat yang hanya bisa diturunkan
kepada kemenakannya dalam suatu upacara besar dengan kesepakatan kaum setelah
penghuluvyang bersangkutan meninggal dunia. Tetapi gelar untuk seorang
laki-laki yang akan kawin dapat diberikan kepada siapa saja tanpa suatu acara
adat yang khusus.
Pada umumnya gelar untuk pemuda-pemuda
yang baru kawin ini diawali dengan Sutan. Seperti Sutan Malenggang, Sutan
Pamenan, Sutan Mangkuto dsb.
Ada ketentuan adat yang tersendiri dalam
menempatkan orang semenda dan menantu-menantu dari suku lain ini dalam struktur
kekerabatan Minangkabau. Bagaimanapun para orang semenda ini, jika telah
beristerikan perempuan Minang, maka mereka itu oleh pihak keluarga mempelai wanita
ditegakkan sama tinggi dan didudukkan sama rendah dengan menantu dan orang
semendanya yang lain. Karena itu kalau sudah diterima sebagai menantu, masuknya
kedalam kekeluargaan juga harus ditetapkan secara kokoh dengan mengikuti
ketentuan-ketentuan yang sama. Ini sesuai bunyi pepatah-petitih Minangkabau :
Jikok inggok mancangkam
Jikok tabang basitumpu
Artinya segala sesuatunya itu haruslah
dilaksanakan secara sepenuh hati menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Nah, untuk semenda yang datang dari suku
lain ini, pemberian gelar juga tidak boleh diambilkan dari perbendaharaan gelar
yang ada dalam kaum ninik mamak mempelai wanita, karena jatuhnya nanti juga
jadi perkawinan sesuku. Tetapi dapat diambilkan dari perbendaharaan gelar yang
ada di keluarga ayah mempelai wanita atau disebut juga dari keluarga bako.
Atau bisa juga menurut prosedur yang agak
berbelit yaitu calon menantu dijadikan anak kemenakan dulu oleh ninik mamak
suku lain yang bukan suku mempelai wanita, kemudian ninik mamak suku yang lain
ini memberikan gelar adat yang ada disukunya kepada calon orang semenda itu.
Pemberian gelar untuk calon menantu
inilah, baik ia orang Minang maupun orang dari suku dan bangsa lain, yang wajib
disebutkan pada waktu berlangsungnya sambah-manyambah dalam acara manjapuik
marapulai. Hal ini ditanyakan oleh juru bicara rombongan calon mempelai pria
yang menanti. Kemudian disebutkan pula secara resmi ditengah-tengah orang ramai
setelah selesai acara akad nikah secara Islami. Inilah yang disebut dalam
pepatah petitih :
Indak basuluah batang pisang
Basuluah bulan jo matoari
Bagalanggang mato rang banyak
Pengumuman gelar mempelai pria secara
resmi setelah selesai acara akad nikah ini sebaiknya disampaikan langsung oleh
ninik mamak keluarga mempelai pria, atau bisa juga disampaikan oleh pembawa
acara. Dalam pengumuman itu disebutkan secara lengkap dari suku dan kampung
mana gelar itu diambilkan.
(Sumber : Tata Cara Perkawinan Adat
Minangkabau).
Upacara Adat
Upacara Sepanjang Kehidupan ManusiaUpacara
sepanjang kehidupan manusia ini dapat pula dibedakan sbb:
Lahir yang didahului oleh upacara
kehamilan
Upacara Karek Pusek (Kerat pusat)
Upacara Turun Mandi dan Kekah (Akekah)
Upacara Sunat Rasul
Mengaji di Surau
Tamat Kaji (khatam Qur’an)
Setelah melalui upacara-upacara pada masa
kehamilan dan sampai lahir dan seterusnya maka dilanjutkan dengan acara-acara
semasa remaja dan terutama sekali bagi anak laki-laki. Pada masa remaja ada
pula acara-acara yang dilakukan berkaitan dengan ilmu pengetahuan adat dan
agama. Upacara-upacara semasa remaja ini adalah sbb:
Manjalang guru (menemui guru) untuk
belajar. Orang tua atau mamak menemui guru tempat anak kemenakannya menuntut
ilmu. Apakah guru dibidang agama atau adat. Anak atau keponakannya diserahkan
untuk dididik sampai memperoleh ilmu pengetahuan yang diingini.
Balimau. Biasanya murid yang dididik mandi
berlimau dibawah bimbingan gurunya. Upacara ini sebagai perlambang bahwa anak
didiknya dibersihkan lahirnya terlebih dahulu kemudian diisi batinnya dengan
ilmu pengetahuan.
Batutue (bertutur) atau bercerita. Anak
didik mendapatkan pengetahuan dengan cara gurunya bercerita. Di dalam cerita
terdapat pengajaran adat dan agama.
Mengaji adat istiadat. Didalam pelajaran
ini anak didik mendapat pengetahuan yang berkaitan dengan Tambo Alam
Minangkabau dan Tambo Adat.
Baraja tari sewa dan pancak silek (belajar
tari sewa dan pencak silat). Untuk keterampilan dan ilmu beladiri maka anak
didik berguru yang sudah kenamaan.
Mangaji halam jo haram (mengaji halal
dengan haram). Pengetahuan ini berkaitan dengan pengajaran agama.
Mengaji nan kuriek kundi nan merah sago,
nan baiek budi nan indah baso (mengaji yang kurik kundi nan merah sago, yang
baik budi nan indah baso), pengajaran yang berkaitan dengan adat istiadat dan
moral.
Setelah dewasa maka upacara selanjutnya
adalah upacara perkawinan. Pada umumnya masyarakat Minangkabau beragama Islam,
oleh karena itu dalam masalah nikah kawin sudah tentu dilakukan sepanjang
Syarak. Dalam pelaksanaan nikah kawin dikatakan “nikah jo parampuan, kawin dengan
kaluarga”. Dengan pengertian ijab kabul dengan perantaraan walinya sepanjang
Syarak, namun pada hakekatnya mempertemukan dua keluarga besar, dua kaum,
malahan antara keluarga nagari. Pada masa dahulu perkawinan harus didukung oleh
kedua keluarga dan tidak membiarkan atas kemauan muda-mudi saja. Dalam proses
perkawinan acara yang dilakukan adalah sbb:
Pinang-maminang (pinang-meminang)
Mambuek janji (membuat janji)
Anta ameh (antar emas), timbang tando
(timbang tando)
Nikah
Jampuik anta (jemput antar)
Manjalang, manjanguak kandang
(mengunjungi, menjenguk kandang). Maksudnya keluarga laki-laki datang ke rumah
calon istri anaknya
Baganyie (merajuk)
Bamadu (bermadu)
Dalam acara perkawinan setiap pertemuan
antara keluarga perempuan dengan keluarga laki-laki tidak ketinggalan pidato
pasambahan secara adat.
Akhir kehidupan di dunia adalah kematian.
Pada upacara yang berkaitan dengan kematian tidak terlepas dari upacara yang
berkaitan dengan adat dan yang bernafaskan keagamaan. Acara-acara yang diadakan
sebelum dan sesudah kematian adalah sbb:
Sakik basilau, mati bajanguak (sakit
dilihat, mati dijenguk)
Anta kapan dari bako (antar kafan dari
bako)
Cabiek kapan, mandi maik (mencabik kafan
dan memandikan mayat)
Kacang pali (mengantarkan jenazah kek kuburan)
Doa talakin panjang di kuburan
Mengaji tiga hari dan memperingati dengan
acara hari ketiga, ketujuh hari, keempat puluh hari, seratus hari dan malahan
yang keseribu hari. Pada masa dahulu acara-acara ini memerlukan biaya yang
besar.
Upacara Yang Berkaitan dengan Perekonomian
Upacara yang berkaitan dengan perekonomian
seperti turun kesawah, membuka perladangan baru yang dilakukan dengan
upacara-upacara adat. Untuk turun kesawah secara serentak juga diatur oleh
adat. Para pemangku adat mengadakan pertemuan terlebih dahulu, bila diadakan
gotong royong memperbaiki tali bandar dan turun kesawah. Untuk menyatakan rasa
syukur atas rahmat yang diperoleh dari hasil pertanian biasanya diadakan
upacara-upacara yang bersifat keluarga maupun melibatkan masyarakat yang ada
dalam kampung. Pada masa dahulu diadakan pula upacara maulu tahun (hulu tahun),
maksudnya pemotongan padi yang pertama sebelum panen keseluruhan. Diadakan
upacara selamatan dengan memakan beras hulu tahun ini. Upacara dihadiri oleh
Ulama dan Ninik mamak serta sanak keluarga. Adapun acara yang berkaitan dengan
turun kesawah ini adalah sbb:
Gotong royong membersihkan tali bandar
Turun baniah, maksudnya menyemaikan benih
Turun kasawah (turun ke sawah)
Batanam (bertanam)
Anta nasi (megantarkan nasi)
Basiang padi (membersihkan tanaman yang
mengganggu padi)
Tolak bala (upacara untuk menolak segala
malapetaka yang mungkin menggagalkan pertanian)
Manggaro buruang (mengusir burung)
Manuai (menuai), manyabik padi (potong
padi)
Makan ulu tahun (makan hulu pertahunan)
Tungkuk bubuang (telungkup bubung)
Zakat.
Upacara Selamatan
Dalam kehidupan sehari-hari di tengah
masyarakat banyak ditemui upacara selamatan. Bila diperhatikan ada yang sudah
diwarisi sebelum Islam masuk ke Minangkabau. Doa selamat ini untuk menyatakan
syukur atau doa selamat agar mendapat lindungan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Beberapa upacara yang termasuk doa selamatan ini seperti :
Upacara selamatan atas kelahiran, turun
mandi, bacukua (bercukur), atau memotong rambut pertama kali.
Upacara selamatan dari suatu niat atau
melepas nazar. Sebagai contoh setelah sekian lama sakit dan si sakit kemudian
atau keluarganya berniat bila seandainya sembuh akan dipanggil orang siak dan
sanak famili untuk menghadiri upacara selamatan.
Selamat pekerjaan selesai.
Selamat pulang pergi naik haji
Selamat lepas dari suatu bahaya
Selamat hari raya
Selamat kusuik salasai, karuah manjadi
janiah (selamat kusut selesai, keruh menjadi jernih). Upacara selamat diadakan
karena adanya penyelesaian mengenai suatu permasalahan baik yang menyangkut
dengan masalah kekeluargaan maupun yang menyangkut dengan adat.
Maulud nabi.
dll
Dengan banyaknya upacara yang dilakukan
dalam masyarakat Minangkabau secara tidak langsung juga sebagai sarana
komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat dan juga dalam alih generasi yang
berkaitan dengan adat dan agama di Minangkabau.
P E N G H U L U
•1.
Arti PenghuluSetelah nenek moyang orang Minang mempunyai tempat tinggal
yang tetap maka untuk menjamin kerukunan, ketertiban, perdamaian dan
kesejahteraan keluarga, dibentuklah semacam pemerintahan suku.
Tiap suku dikepalai oleh seorang Penghulu
Suku.
Hulu artinya pangkal, asal-usul, kepala
atau pemimpin. Hulu sungai artinya pangkal atau asal sungai yaitu tempat dimana
sungai itu berasal atau berpangkal. Kalang hulu artinya penggalang atau
pengganjal kepala atau bantal.
Penghulu berarti Kepala Kaum
Semua Penghulu mempunyai gelar Datuk
Datuk artinya ” Orang berilmu – orang
pandai yang di Tuakan” atau Datu-datu.
Kedudukan penghulu dalam tiap nagari tidak
sama. Ada nagari yang penghulunya mempunyai kedudukan yang setingkat dan
sederajat. Dalam pepatah adat disebut “duduk sama rendah tegak sama tinggi”.
Penghulu yang setingkat dan sederajat ini adalah di nagari yang menganut
“laras” (aliran) Bodi-Caniago dari keturunan Datuk Perpatih nan Sabatang.
Sebaliknya ada pula nagari yang berkedudukan penghulunyu bertingkat-tingkat
yang didalam adat disebut “Berjenjang naik bertangga turun”, yaitu para
Penghulu yang menganut laras (aliran) Koto – Piliang dari ajaran Datuk
Katumanggungan.
Balai Adat dari kedua laras ini juga
berbeda. Balai Adat dari laras Bodi Caniago dari ajaran Datuk Perpatih nan
Sabatang lantainya rata, melambangkan “duduk sama rendah – tegak sama tinggi”.
Balai Adat dari laras Koto Piliang yang
menganut ajaran Datuk Katumanggungan lantainya mempunyai anjuang di kiri kanan,
yang melambangkan kedudukan Penghulu yang tidak sama, tetapi “berjenjang naik –
batanggo turun”.
Kendatipun kedudukan para penghulu berbeda
di kedua ajaran adat itu, namun keduanya menganut paham demokrasi. Demokrasi
itu tidak ditunjukkan pada cara duduknya dalam persidangan, dan juga bentuk
balai adatnya yang memang berbeda, tetapi demokrasinya ditentukan pada sistem
“musyawarah – mufakat”. Kedua sistem itu menempuh cara yang sama dalam
mengambil keputusan yaitu dengan cara “musyawarah untuk mufakat”.
Kedudukan dan peranan penghulu
Di dalam pepatah adat disebut;
Luhak Bapanghulu
Rantau barajo
Hal ini berarti bahwa penguasa tertinggi
pengaturan masyarakat adat di daerah Luhak nan tigo – pertama Luhak Tanah Datar
– kedua Luhak Agam dan ketiga Luhak 50-Koto berada ditangan para penghulu. Jadi
penghulu pemegang peranan utama dalam kehidupan masyarakat Adat.
Pepatah merumuskan kedudukan dan peranan
penghulu itu sebagai berikut;
Nan tinggi tampak jauh Yang
tinggi tampak jauh
Nan gadang jolong basuo Yang besar
mula ketemu
Kayu gadang di tangah padang Pohon besar di tengah
padang
Tampek balinduang kapanasan Tempat berlindung
kepanasan
Tampek bataduah kahujanan Tempat berteduh
kehujanan
Ureknyo tampek baselo Uratnya
tempat bersila
Batangnyo tampek basanda Batangnya tempat
bersandar
Pai tampek batanyo Pergi
tempat bertanya
Pulang tampek babarito Pulang
tempat berberita
Biang nan akan menambuakkan Biang yang akan menembus
Gantiang nan akan mamutuihkan Genting yang akan
memutus
Tampek mangadu sasak sampik Tempat mengadu
kesulitan
Dengan ringkas dapat dirumuskan kedudukan
dan peranan Penghulu sebagai berikut;
Sebagai pemimpin yang diangkat bersama
oleh kaumnya sesuai rumusan adat
Jadi Penghulu sakato kaum
Jadi Rajo sakato alam
Sebagai pelindung bagi sesama anggota
kaumnya.
Sebagai Hakim yang memutuskan semua
masalah dan silang sengketa dalam kaumnya.
Sebagai tumpuan harapan dalam mengatasi
kehidupan kaumnya.
Syarat-syarat untuk menjadi Penghulu
Baik buruknya keadaan masyarakat adat akan
ditentukan oleh baik buruknya Penghulu dalam menjalankan keempat fungsi
utamanya diatas.
Pepatah menyebutkan sebagai berikut;
Elok Nagari dek Penghulu
Elok tapian dek nan mudo
Elok musajik dek Tuanku
Elok rumah dek Bundo Kanduang.
Oleh karena Penghulu mempunyai tugas yang
berat dan peranan yang sangat menentukan dalam masyarakat adat, maka dengan
sendirinya yang harus diangkat jadi penghulu itu, adalah orang yang mempunyai
“bobot” atas sifat-sifat tertentu.
Perlu dicatat disini bahwa Adat Minang
secara mutlak menetapkan bahwa penghulu hanya pria dan tidak boleh wanita.
Disini jelas dan mutlak pula bahwa sistem kekerabatan matrilinial tidak dapat
diartikan dengan “wanita yang berkuasa”. Satu dan lain karena keempat unsur
utama seorang penghulu seperti sebagai Pemimpin, Pelindung, Hakim dan Pengayom
yang merupakan unsur-unsur yang sangat dominan dalam menentukan “kekuasaan”,
berada di tangan pria yaitu di tangan penghulu yang justru mutlak seorang pria
itu.
Pepatah adat menetapkan sifat-sifat orang
yang disyaratkan menjadi penghulu itu adalah sebagai berikut;
Nan cadiak candokio Yang cerdik cendekia
nan arif bijaksano
Yang arif bijaksana
nan tau diunak kamanyangkuik Yang tahu duri yang
akan menyangkut
nan tau dirantiang kamancucuak Yang tahu ranting yang akan menusuk
Tau diangin nan basiru Tahu
angin yang melingkar
Tau di ombak nan badabua Tahu ombak yang
berdebur
Tau dikarang nan baungguak Tahu karang yang beronggok
Tau dipasang turun naiak Tahu pasang
turun naik
Tau jo ereng gendeng Tahu
sindiran tingkah polah
Tau dibayang kato sampai Tahu bayangan ujud kata
Alun bakilek lah bakalam Belum
dijelaskan sudah paham
Sakilek ikan dalam aie Selintas
ikan dalam air
Jaleh jantan batinyo Jelas sudah jantan betinanya
Tau di cupak nan duo Tahu
dengan undang-undang yang dua puluh
Paham di Limbago nan sapuluah. Tahu dengan lembaga
hukum yang sepuluh.
Dapat disimpulkan terdapat 4 (empat)
syarat utama untuk dapat diangkat menjadi Penghulu diluar persyaratan keturunan
sebagai berikut;
Berpengetahuan dan mempunyai kadar
intelektual yang tinggi atau cerdik pandai.
Orang yang arif bijaksana.
Paham akan landasan pikir dan Hukum Adat
Minang.
Hanya kaum pria yang akil-balig, berakal
sehat.
Sifat-Sifat Penghulu
Pakaian penghulu melambangkan sifat-sifat
dan watak yang harus dipunyai oleh seorang penghulu. Arti kiasan yang
dilambangkan oleh pakaian itu digambarkan oleh Dt. Bandaro dalam bukunya “Tambo
Alam Minangkabau” dalam bahasa Minang sebagai berikut;
Destar
Niniek mamak di Minangkabau Niniek mamak di Minangkabau
Nan badeta panjang bakaruik Yang berdestar panjang
berkerut
Bayangan isi dalam kuliek Bayangan isi dalam kulit
Panjang tak dapek kito ukue Panjang tak dapat kita
ukur
Leba tak dapek kito belai Lebar tak dapat kita
sambung
Kok panjangnyo pandindiang korong Panjangnya pendinding kampung
Leba pandukuang anak kamanakan Lebarnya pendukung anak kemenakan
Hamparan di rumah tanggo Hamparan di rumah
tangga
Paraok gonjong nan ampek Penutup gonjong yang
empat
Tiok liku aka manjala Tiap liku
akal menjalar
Tiok katuak ba undang undang Tiap lipatan
berundang-undang
Dalam karuik budi marangkak Dalam kerutan budi
merangkak
Tambuak dek paham tiok lipek Tembus karena paham tiap
lipatan
Manjala masuak nagari. Menjalar masuk
negeri.
b. Baju
Babaju hitam gadang langan Berbaju hitam berlengan
lebar
Langan tasenseng tak pambangih Lengan tersingsing tak pemarah
Pangipeh angek naknyo dingin Pengipas panas supaya
dingin
Pambuang nan bungkuak sarueh Pembuang yang bungkuk seruas
Siba batanti timba baliek Pinggiran berenda
timbal balik
Gadang barapik jo nan ketek Besar berimpit dengan
yang kecil
Tando rang gadang bapangiriang Tandanya orang besar
berpengiring
Tatutuik jahit pangka langan Tertutup jahitan pangkal
lengan
Tando membuhue tak mambuku Tandanya membuhul tak
mengesan
Tando mauleh tak mangasan Tandanya menyambung tak
kentara
Lauik tatampuah tak berombak Laut ditempuh tak berombak
Padang ditampuah tak barangin Padang ditempuh tak berangin
Takilek ikan dalam aie Terlintas ikan
dalam air
Lah jaleh jantan batinonyo Sudah jelas jantan
betinanya.
Lihienyo lapeh tak bakatuak Lehernya lepas tak berkatup
Tando pangulu padangnyo lapang Tandanya penghulu padangnya
lapang
alamnyo leba
alamnya lebar (lapang dada/sabar)
Indak basaku kiri jo kanan Tidak bersaku kiri dan kanan
Tandonyo indak pangguntiang Tandanya bukan penggunting
dalam
dalam lipatan
lipatan
Indak panuhuak kawan seiriang Bukan penohok kawan seiring.
c.
Sarawa
Basarawa hitam ketek kaki Bercelana hitam kecil
kaki
kapanuruik alue nan luruih untuk menurut alur
yang lurus
panampuah jalan nan pasa untuk menempuh jalan
yang wajar
ka dalam korong jo kampuang ke dalam korong kampung
sarato koto jo nagari serta koto
dan negeri
Langkah salasai baukuran Langkah bebas
berukuran
martabat nan anam membatasi martabat yang enam
membatasi
murah jo maha ditampeknyo murah dan mahal
ditempatnya
ba ijo mako bakato di eja
baru berkata
ba tolam mako bajalan di agak baru berjalan
Kain Sarung
Sarung sabidang ateh lutuik Sarung sebidang atas
lutut
patuik senteng tak bulieh dalam Pantasnya pendek tak boleh
panjang
patuik dalam tak bulieh senteng Pantasnya panjang tak boleh
pendek
karajo hati kasamonyo Kerja hati
semuanya
mungkin jo patuik baukuran Mungkin dan patut
berukuran
murah jo maha ditampeknyo Murah dan mahal
ditempatnya
Karih
Sanjatonyo karih kabasaran Senjatanya keris
kebesaran
samping jo cawek nan tampeknyo sesamping dan cawat yang
tempatnya
sisiknyo tanaman tabu sisiknya
tanaman tebu
lataknyo condong ka kida letaknya miring ke
kiri
dikesong mako dicabuik dikisar baru
dicabut
Gembonyo tumpuan puntiang Hulunya tumpuan puntiang
Tunangannyo ulu kayu kamat Tunangannya hulu kayu
kamat
bamato baliak batimba bermata timbal
balik
tajamnyo bukan alang kapalang tajamnya bukan alang
kepalang
tajamnyo pantang melukoi tajamnya pantang
melukai
mamutuih rambuik diambuihkan putus rambut ditiupkan
Ipuahnyo turun dari langit Racunnya turun dari
langit
bisonyo pantang katawaran bisanya pantang
berpenawar
jajak ditikam mati juo jejak ditikam mati
juga
ka palawan dayo rang aluih untuk melawan kekuatan
gaib
ka palunak musuh di badan untuk pelunak musuh
didiri
bagai papatah gurindam adat bagai pepatah gurindam
adat
Karih sampono Ganjo Erah Keris sempurna Ganja
Erah
lahie bathin pamaga diri Lahir batin
pemagar diri
Kok patah lidah bakeh Allah Kalau patah lidah kepada
Tuhan
patah karih bakeh mati Patah keris
berarti mati
Tungkek
Pamenannyo tungkek kayu kamat Mainannya tongkat kayu kamat
ujuang tanduk kapalo perak Ujung tanduk kepala
perak
panungkek adat jo pusako penopang adat dan
pusaka
Gantang nak tagak jo lanjuangnyo Gantang supaya tegak dengan
bubungannya
sumpik nan tagak jo isinyo karung supaya tegak
dengan isinya
Peringatan bagi Penghulu
Falsafah pakaian rang penghulu Falsafah pakaian bagi
penghulu
Di dalam luhak ranah Minang Di dalam luhak Ranah
Minang
Kalau ambalau meratak ulu Kalau ambalau meretak
hulu
Puntiang tangga mato tabuang Tangkai lepas mata
terbuang
Kayu kuliek mengandung aie Kayu kulit mengandung
air
Lapuknyo sampai kapanguba Lapuknya sampai kepenguba
(inti)
Binaso tareh nan di dalam Binasa teras yang di dalam
Kalau penghulu berpaham caie Kalau penghulu berpaham
cair
Jadi sampik alam nan leba Jadi sempit alam
yang lebar
Dunia akhirat badan tabanam Dunia akhirat badan
terbenam
Elok nagari dek pangulu Elok negeri
karena penghulu
Rancak tapian dek nan mudo Cantik tepian karena yang
muda
Kalau kito mamacik ulu Kalau kita
memegang hulu
Pandai menjago puntiang jo mato Pandai menjaga tangkai dan mata
Petitih pamenan andai Petitih mainan
andai
Gurindam pamenan kato Gurindam mainan
kata
Jadi pangulu kalau tak pandai Jadi penghulu kalau tak
pandai
Caia nagari kampung binaso Hancur negeri kampung
binasa
Adat ampek nagari ampek Adat empat negeri
empat
Undangnyo ampek kito pakai Undangnya empat kita
pakai
Cupak jo gantang kok indak dapek Cupak dan gantang kalau tak dapat
Luhak nan tigo tabangkalai Luhak yang tiga
terbengkalai
Payakumbuah baladang kunik Payakumbuh berladang kunir
Dibao urang ka Kuantan Dibawa orang ke
Kuantan
Bapantang kuning dek kunik Pantang kuning karena
kunir
Tak namuah lamak dek santan Tak ingin enak karena
santan
Sambah Manyambah
________________________________________
Sambah-manyambah adalah satu tata cara
menurut adat istiadat Minangkabau, yang mengatur tata tertib dan sopan santun
pembicaraan orang dalam sebuah pertemuan. Kata-kata sambah yang dalam bahasa
Indonesia berarti sembah, diambil dari semacam sikap awal yang dilakukan oleh
setiap orang yang akan melaksanakan pasambahan. Sebelum memulai pembicaraannya
ia harus terlebih dahulu mengangkat dan mempertemukan kedua telapak tangannya
lurus diantara kening dan hidung bagaikan orang menyembah. Begitu pula
sebaliknya sikap yang dilakukan lawan bicara ketika menerima sembah.Sikap ini
saja sudah menjelaskan intu hakikat dari acara tersebut, yaitu bagaimana
masing-masing pihak yang bertemu dalam satu pertemuan bisa saling menghormati
saling memperlihatkan adat sopan santun dan budi bahasa yang baik, termasuk
dalam mengatur kata-kata yang akan diucapkan. Dan dalam sambah-manyambah ini
bahasa Minang yang dipergunakan memang agak berbeda dengan bahasa yang
diucapkan orang sehari-hari. Bahasa yang dipakai diambil dari bahasa
kesusasteraan Minang lama yang liris prosais, penuh pepatah petitih dan dalam
kalimat-kalimatnya banyak menjajarkan berbagai ungkapan dan sinonim untuk
mempertegas maksud yang disampaikan.
Didalam aturan adat Minangkabau, tata cara
sambah manyambah ini justru diletakkan sebagai lembaga pertama tentang adab
sopan santun basa basi yang harus dilakukan oleh setiap orang yang bertemu
dalam satu musyawarah. Sebagaimana gurindam adat menyebut :
Tasasak putiang ka hulu
Dibawah kiliaran taji
Aso mulo rundiang dahulu
Tigo limbago nan tajali
Partamo sambah manyambah, kaduo baso jo
basi, katigo siriah jo pinang. Sambah manyambah dalam adaik, tali batali
undang-undang, tasabuik bamuluik manih, muluik manih talempong kato, baso baiak
gulo dibibia, pandai batimbang baso-basi, pandai bamain ereng gendeng, di dalam
adaik nan bapakai, banamo adaik sopan santun.
Tiga Tingkat Pasambahan
Untuk zaman sekarang dengan mobilitas dan
dinamika kehidupan yang begitu tinggi, terutama bagi orang-orang yang sudah
biasa dikejar-kejar waktu dikota-kota besar, mendengarkan orang melakukan
sambah-manyambah dalam bentuknya yang masih asli seperti yang terdapat
dikampung-kampung di Sumatera Barat, sering mengundang kebosanan karena panjang
dan lamanya.
Namun menurut tata cara sambah-manyambah
tidak ada peraturan yang menetapkan bahwa orang yang akan melakukan pasambahan
harus bisa melafaskan tambo, yaitu sejarah nenek moyang dan pepatah petitih
Minang didalam pembicaraannya. Karena tujuannya yang utama adalah untuk melihatkan
basa-basi sopan-santun. Jika sikap itu sudah tidak tercermin dalam tiga-empat
kalimat prosais yang disampaikan secara tepat, maka itupun sudah sah disebut
sebagai pasambahan.
Didalam tata cara sambah-manyambah
disebutkan ada tiga macam tingkat pasambahan dengan tiga macam gaya yang dapat
dilakukan dalam tiga acara yang berbeda pula.
Pertama, pidato adat, kedua pasambahan
penghulu dan ketiga pasambahan pangka batang.
Pidato adat. Ini adalah tingkat yang
paling tertinggi yang umumnya cuma dikuasai oleh para ahlinya dikalangan
Penghulu Pucuk. Pembicara bukan saja sangat mengetahui tentang Undang-undang
dan Hukum Adat Minangkabau tetapi juga sangat hafal mengenai tambo dan sejarah
serta sangat fasih menyebut pepatah petitih lama. Penyampaian kalimat-kalimatnya
pun selain mengikuti gaya liris prosais Minang dengan empat-empat suku kata
tiap kalimat, sering juga mampu membawakannya dalam gaya setengah senandung.
Pidato adat ini biasanya ditampilkan dalam
musyawarah-musyawarah besar para penghulu yang diadakan dibalairung adat. Yang
menguasai gaya dan kemahiran ini nampaknya sekarang ini tidak banyak lagi bisa
ditemukan di Sumatera Barat.
Pasambahan Penghulu. Walaupun kemampuan
melakukan pasambahan penghulu ini dahulunya merupakan salah satu syarat yang harus
dimiliki oleh seorang penghulu adat, tapi kenyataan sekarang tidak semua orang
Minang yang menyandang gelar Datuk bisa melakukannya. Beberapa acara sesuai
dengan siklus kehidupan manusia sejak dari kelahiran sampai kematian, terutama
yang menyangkut kehidupan seorang penghulu, di Minangkabau upacaranya juga
harus dilakukan oleh para penghulu. Akan sangat janggal rasanya jika di dalam
upacara semacam itu ada penghulu yang tidak mampu melakukan pembicaraan dalam
gaya pasambahan. Sehingga lahir idiom lama yang mengatakan Indak panghulu
manulak sambah.
Apalagi dalam upacara pengangkatan seorang
atau sejumlah penghulu baru yang sering dilakukan secara istimewa di
kampung-kampung, maka kemahiran seorang Datuk dalam sambah-manyambah akan
sangat teruji di gelanggang tsb. Malah sering kali gelanggang semacam itu
menjadi ajang bagi para penghulu untuk saling memperagakan kemahiran
masing-masing.
Untuk acara adat batagak penghulu inilah,
tata cara sambah-manyambah memang diharuskan untuk mengikuti ketentuan-ketentuan
sesuai dengan peraturan yang berlaku menurut luhak adat masing-masing. Dan
sering bagi orang awam nampak panjang bertele-tele, karena tidak mengerti
peraturannya.
Setiap pembicaraan harus disampaikan
kepada sejumlah orang yang menerima pembicaraan harus selalu mengulangi
pembicaraan orang itu, setiap menyampaikannya kepada orang lain lagi. Dan
pemulangan jawabannya pun harus melalui siklus yang sama sehingga sampai
kembali kepada pembicara pertama. Inilah yang didalam pepatah-petitih disebut :
Lamak kato dipakatokan,
Lamak samba dikunyah-kunyah,
Bakato indak sadang sapatah,
Bajalan indak sadang salangkah
Pasambahan Pangka Batang. Ini adalah gaya
bahasa pasambahan yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Dan bisa ditampilkan
dalam acara-acara lain yang bukan acara batagak penghulu misalnya seperti dalam
acara perkawinan. Menurut kebiasaan yang berlaku sejak dulu di Minangkabau,
kewajiban untuk melakukan sambah-manyambah dalam acara perkawinan tidaklah
terpikul kepada Datuk-datuk tetapi merupakan kewajibana para menantu atau
orang-orang semenda baru yang ada di atas rumah. Mereka inilah yang lazim
diberi tugas untuk menjemput calon mempelai pria, dan akrena itu pulalah mereka
harus menguasai tata tertib berbicara menurut alur persembahan walaupun secara
sederhana. Tata cara yang sederhana inilah yang didalam kategori sambah
manyambah disebut pangka batang. Artinya menguasai bagian-bagian yang pokok
saja.
Pengertian pokok disini, adalah dalam cara
menyampaikan maksud dan tujuan. Pembicara tidaklah perlu harus mengungkapkan
tambo sejarah nagari, hukum adat dll yang sama sekali tidak ada hubungannya
dengan maksud dan tujuan pembicaraan. Tetapi kalimat-kalimat yang menyiratkan
keramahan, tata tertib, basa basi dan sopan santun, tetap harus dipertahankan
sesuai dengan esensi adat sambah manyambah itu sendiri.
Yahhhhhh segitu panjangnya penjelasan ku
tentang aday minang yang ada juga di diri ku dan sungguh sangat menarik bila
saat aku mengikuti satu persatu prosesi adat yang ada dikampung halaman
keluarga ibunda aku yang di sumatra barat dan dimana keluarga kami yang masih
punya golongan darah biru

Masa
kanak-kanak ku aku habiskan di jakarta dan surabaya ceritanya amat panjang dan
rumit kanapa aku bisa disurabaya. Ketika aku masih kecil aku dan orang tua ku
tinggal di rumah kontrakan yang tidak begitu besar, pada saat itu masih berdomisili
di jakarta timur tepatnya di daerah condet jaktim dan ayah ku bekerja sebagai
suvervisor di salah satu pabrik garmen yang cukup besar di jakarta timur
tepatnya di daerah ciracas dan ibu ku adalah seorang guru TK. Ketika aku masih
kecil aku sering dititipkan di rumah nenek ku karna kedua orang tua ku sibuk
bekerja, kala mereka sedang berkerja aku dititipkan di rumah nenek ku di daerah
cililitan jakata timur.
Disana
aku bermain bersama nenek ku yang menyayangi ku juga tante dan om-om ku yang
ada di sana, dirumah nenek ku membuka sebuah toko barang harian. Sembaring
menjaga toko nenek ku membawa ku di toko dan aku bermain disana sampai sore
nanti orang tua ku menjemput ku untuk pulang. Ketika aku berumur hampir 3tahun
aku sudah tidak tinggal di rumah kontrakan kami di condet karna ayah ku sudah
membuat rumah yang sangat besar sekali didaerah cibubur jakarta timur disanalah
kami tinggal selanjutnya dan ibu ku melahirkan adik ku SATRIO UTOMO pada tahun
1993 juga ibu berhenti menjadi guru TK saat itu. Ibu ku konsen menjadi ibu
rumah tangga yang mengurus rumah dan dua anaknya yang masih kecil-kecil ketika
itu
aku sangat senang sekali mempunyai adik
baru. Mulai dari ibu ku masih di rumah sakit sampai di rumah aku selalu
mendampingi adik baru ku, aku terus menjaganya dan membantu ibu ku bila ibu ku
membutuhkan sesuatu akupun segera membantunya untuk mengambilkannya. Disana
kami hidup bahagia juga saat itu keadaan ekonomi keluarga ku bisa dibilang
cukup mampu. Rumah kami bersebelahan dengan pebrik garmet atau konveksi yang
dibuka ayah ku saat itu dibangun dibelakang rumah dan samping rumah kami begitu
pula kantor pemasaran ayah ku. usaha konveksi ayah ku pun maju pesat dan ayah
ku keluar dari pekerjaannya di pabrik garment itu. Yahhhh.... mungkin karna
pada saat itu usaha ayah ku sadag jaya-jayanya.
Saat
itu aku mempunyai seorang kakek yang sangat sayang pada ku juga ayah ku, kakek
ku sangat mendukung karier ayah ku dan kakek ku selalu memberi apaapun yang ku
mau dan mintapun dibelikannya apapun itu. Kakek ku mempunyai satu toko toserba
yang besar didaerah pasar ciputat tanggerang. Dari aku bayi kakek ku sangat
menyayangi ku dan akupun juga sangat menyayanginya saat hari libur dan saat ibu
ku kangen padanya kami main ketoko kakek ku disana aku bermain bersama kakek
ku. aku masih ingat sekali kakek ku sering menaruhku duduk dimeja bos miliknya
disana aku boleh sesuka ku mengambil apapun yang aku mau seperti baju, mainan, makanan
dan lainnya semua aku boleh ambil sesuka ku. sangat bahagia sekali saat itu
kakek ku sangat menyanyai ku karna aku cucu satu-satunya saat adik ku belum
lahir dan jika dilihat adat sumatra yang dimiliki kakek ku sangat mengnyayangi
anak perempuan.
Saat itu mama ku mengandung adik pertama ku, adik ku
belum sempat lahir namun sayang sekali kakek tersayang ku harus pulang
kerahmattulah. Karna saat itu aku masih kecil aku masih belum ngerti dengan
keadaan ? aku masih belum tau apa yang terjadi ? aku bingunng kenapa semua
orang menangis ? dan aku juga bingung kenapa kakek ku diberi pakaian putih yang
membungkus dirinya hingga hanya terlihat wajahnya saja. Aku pada saat itu
sangat bingung belum lagi ku makin di buat bingung kenapa kakek ku dimasukkan
dalam tanah, disitu aku menangis dan dijelaskan oleh mama bahwa kakek meninggal
dunia dan harus dikubur.
Rumah
kami makin ramai dengan hadirnya adik baru kami Saat itu aku sangat hidup
berkecukupan, mempunyai rumah yang besar dan usaha ayah ku yang memiliki banyak
pegawai yang baik-baik semua dengan ku, sungguh masa kanak-kanak yang sangat
membahagiakan. Saat itu aku sedih sekali dan belum mengerti apa yang terjadi
sesungguhnya. Sepeninggal kakek ku toko toserba milik kakek ku diwariskan pada
kakak ibu ku. sedih sekali saat itu karna aku sudah tak boleh lagi mengambil
apa yang aku mau ditoko itu, tidak seperti kakek ku masih ada tapi saat toko
itu dipegang oleh om ku namanya om adi saat itu aku sudah dibatasi dan harus
ijin dulu bila mau ambil barang-barang ditoko itu tak sebebas waktu itu. Jika
bermain disana aku selalu diikuti oleh pembantunya dan dilihat apa saja yang ku
ambil, kadang aku tidak boleh mengambilnya. Sampai kadang ibu ku marah pada om
aku karna dia pelit dan terlalu perhitungan dengan ku padahal aku adalah cucu
kesayangan kakek ku. sampai akhirnya aku sudah tidak lagi dibawa main ketoko
itu oleh ibunda ku.
Dari kecil aku sangat sering
mendapat ujian mental dari tuhan yang sangat menyayangi ku tapi aku yakin tuhan
memberikan ini semua ujian bagi ku agar ku tumbuh menjadi sosok wanita yang
kuat dan tegar bak pahlawan-pahlawan wanita. Hidup dalam siksaan batin yang gag
semua orang tau dan pernah rasakan seperti
ini tuhan. Sejak umur ku sepuluh tahun aku sudah merasakan benar-benar
hidup di dunia tuhan. Sejak umur ku sepuluh tahun kau beri cobaan terbesar
dalam hidup ku tuhan. Dalam usia seperti itu rasanya berat tuhan untuk ku
menyadari dengan apa yang terjadi di sekitar ku tuhan. Usaha ayah ku
benar-benar jatuh, waktu itu aku masih kecil sekali aku masih tak tau pasti apa
penyebab jatuhnya ekonomi kelurga kami tuhan. Dosa apa yang ayah ku lakukan ya
tuhan sampai kau berikan coban seperti ini. Tapi apapun yang direncanaakan
tuhan saat itu aku yakin adalah saat-saat pengujian mentak untuk ku dan
keluarga ku kelak.
Semua berawal dari sebuah
pertengkaran ayah ku dan oma ku, saat itu juga mama dan kedua adik ku di bawa
ayah pulang dikampung halaman ayah ku di surabaya dan aku dan seorang pembantu
ku ditinggal di rumah kami. Ayah janji ayah hanya pergi tiga hari saja dan akan
segera menjemput ku, saat itu au sangat sedih dan tak tau apa yang sebenarnya
terjadi, ayah meninggalkan uang sebesar dua puluh ribu untuk ku dan ayuk yang
hanya tinggal kami saja dirumah sebesar itu. Di rumah sebesar itu aku dan ayuk
(nama pengasuh ku) di tinggal oleh ayah ku karna ayah ku harus mengantar mama
dan adik-adik ku dulu. Sudah seminggu ayah belum pulang-pulang juga, uang yang
di pegang ayuk sudah habis, dari mana kami bisa makan tanpa ada uang sama
sekali dan menunggu ayah menjemput kami juga kami tak tau kapan ayah akan
segera menjemput kami, akhirnya ayuk kerja sambilan di rumah tetangga kami, di
rumah ibu edo ayuk membantu mencucikan baju di rumah ibunya edo teman ku dari
situ kami bisa makan sambil menunggu ayah datang menjemput kami uang hasil ayuk
mencuci di rumah tetangga juga ayuk berikan pada ku untuk uang saku aku sekolah,
bisa terbayag bukan anak sekecil aku sudah merasakan kejamnya dunia ini sampai
hingga saat ini aku masih sering memikirkan masa lalu ku itu ku gunakan sebagai
suport ku untuk berjuang pada dunia ku.

Masa dimana aku saat taman
kanak-kanak, saat aku menginjak sekolah taman kanak-kanak aku mempunyai dua
pengasuh yang satu pria bernama sudarsono yang bertugas menjemput ku sekolah
dan ayuk yang bertugas mengasuh ku dirumah. Ayuk dan sudarsono sangat baik
sekali saat mengasuh ku senakal apapun aku mereka tetap sabar bahkan aku pernah
melempar om darsono dengan botol minuman ku dan kepalanya benjol begitu juga
ayuk aku sering sekali aku bentak-bentak bila tak mau menuruti apa mau ku. sungguh
masa kecil yang amat nakal, semasa kecil aku menjani anak yang suka memberontak
dan nakal. Aku sering tidakmendengarkan apa kata ibu ku mungkin pada saat itu
aku telah memiliki adik jadi ibu ku sedikit lebih sibuk pada adik ku, maka
timbul sifat pemberontak ku yah maklumlah saat itukan aku juga masih kecil dan
tidak punya kontrol diri. Aku paling malas bila disuruh belajar apalagi bila
belajar aku harus dipukul dan dicubit dulu oleh ibu ku mungkin ibu melakukan
itu karna sangat kesal dengan apa yang aku perbuat dam aku suka membangkang
juga tidak mau disuruh belajar. Bila malam tiba aku dipaksa untuk belajar oleh
ibu ku dan bila tidak mau aku akan dipukulnya, itulah yang sangat aku ingat,
pada saat kecilpun aku sangat malas makan bila disuruh makan sangat susah dan
harus benar-benar dipaksa singgga kadang bila makan harus dipukul dulu oleh ibu
ku atau ditakut-takuti dan setiap sore hari aku pergi mengajipun aku malah
bermain bersama teman-teman ku bukannya pergi mengaji, saat siangn hari disuruh
tidur siangpun aku sering diam-diam pergi dari rumah untuk bermain dirumah
teman ku yang rumahnya disebelah rumah ku ia bernama ELA dan EDO, saat bermain
aku sangat suka memanjat pohon jambu didepan rumah ku, dan ada satu kejadian
yang sangat aku ingat saat itu aku sudah pulang TK tapi ayah ku maupun
sudarsono tak jua menjemput ku tak sabar aku menunggu aku pulang dengan
memberani diri dengan naik ojek didepan sekolah ku, sungguh sangat tidak masuk
akal anak sekecil itu bisa punya keberanian yang seperti itu. Semua orang sibuk
mencari ku ayah ku mencari ku kemana-mana, om sudarsono dimarahi abis-abisan
oleh ibu ku,semua panik dan akhirnya aku pulang dan dipeluk oleh ibu ku, sunguh
masa kanak-kanak yang sangat bandel.
Selalu aku ingat adalah ketika
om darsono menjemput ku pulang sekolah aku selalu menyisakan bekal ku untuknya
karna om darsono gemuk dan suka makan yah itulah setitik kebaikan yang aku
punya saat kecil dan saat menginjak bangku sekolah taman kanak-kanak yang saat
itu nama sekolah ku adalah TK ISLAM ANANDA
CIBUBUR JAKARTA TIMUR.

Menginjak sekolah dasar aku makin
menjadi anak yang pemberontak, aku sendiripun tak tau mengapa saat aku menginjak
sekolah dasar aku makin menjadi mungkin karna didikan ibu ku yang terlalu keras.
Saat itu aku masih kelas tiga SD, aku bersekolah di SDN cibubur 11, bisa
dikatakan itu juga tempat bersekolah anak-anak orang kaya tergolong sekolah
elite. Ayuk ibu pengasuh ku selalu menjemput dan mengantarku bersekolah dengan
menggendong ku atau kami berjalan kaki bersama, ayuk mengasuh ku dengan penuh
kasih sayang walapun kadang aku sering marah-marah dan gag sopan dengannya.
Bisa dimaklumi saat itu aku memang anak yang sangat labil, Saat itu aku sekolah
tak jauh dari rumah ku hanya diujung gang pertama masuk rumah ku maka dengan
bersepeda atau dianter dengar motor aku sekolah, tapi lebih sering pergi jalan
kaki bersama ela dan edo sahabat ku saat itu. Saat menjalani sekolah SD aku
cukup mempunyai prestasi disekolah baru ku aku selalu mendapat rengking dikelas
ku rangking 1 dan rangking 2 itulah hasil belajarku dibalik kenakalan-kenakalan
yang aku punya saat itu, bahkan kala itu aku sering berantem dan ribut dengan
teman laki-laki ku disekolah dan pulang sekolah dengan baju kotor ku. Sungguh
bandel saat aku menginjak sekolah dasar ku, saat itu ibu ku sayang pada ku tapi
ia sering marah akibat kenakalan ku. kehidupan berjalan semestinya dan kami
hidup serba kecukupan karna pekerjaan ayah ku yang cukup menjanjikan rumah kami
ramai karna disamping dan belakang rumah adalah kantor dan pabrik gament
kecil-kecilan milik ayah ku begitu juga dengan kenakalan-kenalan ku terus
berjalan seperti diam-diam menyelinap pergi bermain tanpa sepengetahuan ibu ku,
bermain dengan kedua sahabat ku ela dan edo dengan sepeda tapi jauh, memanjat
pohon jambu,pergi bolos dari mengaji dan lain sebagainya, Yah itulah kenakalan
masa kanak-kanak ku.
kehidupan terus berjalan dan
sampai pada suatu konflik dan kejadian yang benar-benar membuat keluarga ku
tidak memiliki finansial yang seperti biasanya, saat itu aku menginjak kelas
tiga SD entah apa masalahnya usaha ayah ku mendapat kendala besar, ayah ku pun
ribut besar dengan keluarga ibu ku termasuk nenek ku itu yang memang ketus
sekali jika berbicara dengan ayah ku, ditambah lagi saat itu adalah krisis
moneter pada tahun 1998. sampai semua barang dipabrik ayah ku dijual dan
dilelangkan dan uang itu dibuat bekal dimana kami semua akan pulang kampung,
hanya itu yang aku tau karna saat itu aku masih kecil sehingga aku tak tau
kenapa pastinya keluargaku menjadi seperti itu.
Saat itu ayah terlebih
dahulu menganta adik dan ibu ku untuk dibawa kekampung halaman ayah ku di
surabaya dimana itu adalah rumah dari nenek ku. sedangkan aku ditinggal oleh
ayah ku dijakarta hanya bersama ayuk sang pengasuh ku hingga akhirnya ayah ku
datang untuk menjemput ku dan ayuk juga untuk mengurus surat kepindahan ku
kasana. Hampir dua minggu akhirnya ayah sampai kembali di jakarta, ayah menjual
semua inventaris konveksi yang sudah gulung tikar itu, ayah juga mengurus surat
pindahan ku di sekolah karna aku akan pindah kesurabaya sedih sekali aku saat
itu, tapi ayah menjemput kami lagi untuk
di bawa ke surabaya dan ayuk pulang ka madura karna kelurga kami sudah tak
mampu kembali menggaji ayuk ekomoni kelurga kami sudah tidak seperti dulu. Saat
itu perasaan ku sangat sedih saat aku mulai akan berangkat kesurabaya, Sasaat
ku kembali melihat halaman luas rumah ku yang akan ku tinggalkan mungkin untuk
selama-lamanya, sambil membawa tas koper yang berisi baju-baju ku dan sesaat ku
akan mulai masuk kedalam taksi ku sempat meneteskan air mata saat ku naik
kedalam taksi dan melihat rumah ku yang akan ku tinggalkan, sungguh banyak
kenangan di rumah itu aku menangis terisak saat taksi yang kami tumpangi mulai
berjalan perlahan meninggalkan tempat tinggal kami itu, dari dalam taksi aku
melambaikan tangan untuk terakhir kalinya untuk sahabat sepermainan ku ela dan
edo juga jon. Sungguh aku benar-benar sedih meninggalkan mereka, aku
melambaikan tangan ku dan membuka jendela taksi yang aku tumpangi sambil
menangis ku katakan ela,edo,jon tungguin
eneng pasti dateng lagi ... tangis ku makin menjadi dan ayah ku
menenangkan ku.
Sudah sampai disurabaya kami disana
tinggal dirumah nenek ku yaitu ibu dari ayah ku, akhirnya ayah ku beralih usaha
baru ke surabaya kota dimana ayah kecil tinggal dan disana rumah nenek ku
tinggal sepeninggal kakek ku yang dimadiun. Disana aku dimasukkan SD negri 2
kedungbendo tanggulangin sidoarjo jatim, kami tinggal bersama nenek kami selama
beberapa bulan dan kemudian kami menyewa sebuah rumah tak jauh dari rumah nenek
ku disana ayah membuka usaha baru untuk membuat tas dan dompet wanita dan pria.
Saat itu aku sudah mempunyai dua orang adik ku tio dan lana yang masih
kecil-kecil karna kali ini kami sudah tidak pengasuh yang mengasuh kami maka
ibu sendiri dan ayah ku yang langsung mengurus kami kadang aku membantu ibu
dikala ibu ku sibuk membuat dompet aku menjaga adik ku lana yang saat itu masih
kecil. Disana aku mempunyai status sebagai anak pindahan yang agak sedikit beda
dengan anak-anak sana asli maka ada pula yang suka dan tidak suka akan
kedatangan ku ke desa itu ataupun sekolah baru ku itu. Aku cukup banyak yang
mengirikan apa yang aku punya yahhh mungkin itu karna aku pindahan dari kota
besar jakarta maka mereka semua ada rasa iri pada ku, namun tak sedikit pula
yang senang berteman dengan ku dikala disekolah aku selalu menjadi perhatian
karna bahasa ku yang paling beda dengan mereka semua yang berbahasa jawa
sedangkan aku menggunakan bahasa indonesia.
Disekolah baru ku itulah aku
meneruskan pendidikan sekolah dasar ku dengan penuh warna yang indah. Saat itu
aku mempunyai sahabat yang sangat dekat ia bernama winda yang sampai saat
inipun kami masih bersahabat dekat, persahabatan kami sudah seperti saudara
sendiri aku sering menginapap dirumahnya jika hari saptu atau hari libur
sekolah begitu juga dengan winda, winda mempunyai kakak bernama windi yang juga
baik dengan ku dan sudah menganggap aku sebagai adiknya sendiri. Saat itu kami
berteman baik kemapun kami bertiga sungguh sangat menyenangkan saat-saat itu
walau kadang kamipun ada sedikit pertengkaran kecil yahhhh... itu maklum lah
karna kami hanya anak manusia biasa yang luput dari salah.

Waktu sangat tak terrasa
pergerakannya sehingga tak terasa sudah aku menyelesaikan study sekolah dasar
ku di SD KEDUNGBENDO 2 itu yag kemudian aku teruskan di SMPN NEGRI 2 PORONG
yang berhasil masuk karna aku lulus seleksi masuk smp negri disana. Masa-masa
pubertas ku berjalan disana saat itu aku masuk kelas 1A yang tergolong kelas
unggulan disekolah ku, hari-hari berjalan seiring jalannya juga study ku disana
disekolah baru ku aku mengikuti ektrakulikuler basket ball karna aku suka dan
itu hobby kusetiap tiga hari seminggu aku latihan disekolah bersama club basket
sekolah kami yang sering menyebut dengan tim SPENDAP. Hampir semua kompetisi
basket di kota itu diikuti oleh tim ku dan kawan-kawan ku di dalam tim aku memegang
posisi sebagai point guart kanan yaitu tim pencetak poin sebelah kanan lapangan
aku punya teman seposisi ku saat itu ia bernama nyoman dia gadis bali dan dia
patner ku saat dilapangan kami sama-sama memegang posisi point guart tapi
nyoman di sebelah kiri dengan kerja sama yang baik aku dan nyoman berjuang
terus mencetak angka dilapangan saat kami sedang pertandingan. Yahhhhh...
itulah sekilas kegiatan favorit ku saat aku menginjak bangku SMP yang sangat
menyenangkan. Saat SMP pula kehidupan keluarga ku sangat meyenangkan kami
tinggal dirumah kontrakan yang cukup besar dengan keluarga kecil didalamnya.
Usaha ayah ku juga semakin lama mulai maju kembali seiring berjalannya waktu
dan perjalanan ayah ku untuk kembali merintis bisnisnya.
Sewaktu masa-masa SMP
kenakalan ku saat-saat kecil masih ikut terbawa, masa pendidikan smp aku sering
sekali berkelahi dengan teman ku entah kepribadian apa yang ku miliki ini dari
kecil aku serinh sekaliberkelahi dengan teman ku, seolah aku tak bisa manahan
emosi ku disaat aku kesal atau di nakali oleh teman ku baik itu teman laki-laki
ku ataupun teman wanita ku. bila di ingat-ingat sudah tak tethitung aku
berkelahi dimasa smp itu yag paling ku ingat aku berkelahi denga teman sekelas
ku dia laki-laki namun badannya lebih kecil dari ku entah saat itu apa
masalahnya aku berkelahir dengannya walaupun aku wanita aku sama sekali tidak
takut olehnya. Bahkan sampai kami sama-sam berdarah-darah tapi saat itu masih
sangat ku ingat akulah yang memenangkan pertarungan itu, nizam menangis
walaupun dia laki-laki dia mengadukanku ke pamannya yang seorang wakil kepala
sekolah di tempat kami sekolah. Saat itu kami sidang di ruang BP atau ruang
badan pengaman sekolah dan aku di skors 3hari. Lalu aku ingat sekali aku punya
teman sekelas ku ia namanya indah dan ratna saat itu aku sering sekali menjahilinya
entah apa yang sebenarnya aku lakukan tapi anehnya tak pernah sekalipun indah
dan ratna membalas kelakuan ku padanya, sering sekali aku jahil seperti
manumpahkan es yang ku minum di bajunya,menaruh permen karet di tempat
duduknya, mendorongnya sampai jatuh, membuang makanannya, menjatuhkan minumannya,
melemparnya dengan bola,kertas dan kerikil kecil saat itu ada saja yang
kulakukan untuk menjahilinya dan kalo dipikir-pikir sekarang uffffff betapa
nakalnya aku dulu, Ckckckckck aku sendiri tak paham dengan semua kelakuan ku
itu Bila saat ini di pikir-pikir kembali sungguh nakal sekali aku saat itu.
Kehadiran ku disekolah ataupun
di kalangan teman-teman tidak bisa dibilang biasa, emhhhhhh maksudnya aku
selalu dinanti entah itu disekolah,di latian basket,diperkumpul-kumpulan
sehingga sangat menarik sekali. Bahkan aku sangat bangga aku dikenal,selalu mempunyai
banyak teman dan hidup sosial lu selalu menyenangkan aku tak pernah merasa
kesepian dan tak dianggap oleh orang-orang di sekitar ku, bahkan semua
menyayangi ku. saat aku menginjak SMP itu saat-saatnya aku beranjak menjadi
gadis remaja aku mempunyai kakak sepupu yang sangat sayang pada ku mereka
kadang sering terlalu melindungi sehingga cow-cow yang hendak berkenalan dengan
ku segan. Yahhhhh nama kakak ku ian dan davit kami sudah seperti saudara
kandung kami sering bercanda bertiga,pergi keluar,bahkan teman-teman mereka
banyak yang menjadi teman ku. kedua orang tua kakak sepupu ku itu di
berdomisili di ambon dan mereka tinggal bersama nenek dan aku sering manginap
di rumah nenek jika hari libur jika hari biasa juga sering juga. Yah kami
sangat dekat aku sering juga bertengkar dengan nya tapi nenti baikan lagi dan
teman-taman sekolah ku banyak yang menyukai kakak ku. dikehidupan keluarga aku
juga terkenal sebagai gadis yang supel dalam keluarga nenen ku yang dari ayah
mempunyai 18 cucu. Waooooooo.... biassa dibayangkan donk bagaimana ramainya
bila hari lebaran tiba kami kumpul di rumah nenek dan berkangen-kangenan sesama
saudara. Di desa itu kelurga kami juga cukup dipandang oleh masyarakat jadi tak
ada yang tak mengenal kami.
Di kehidupan keluarga aku kadang
suka memberontak yah akupun tak kenapa? Mungkin sudah sifat bawaanku dan
didikan ibu ku yang kadang terlalu keras dengan ku. yahhhh seperti yang aku
katakan ibu ku kadang keras mendidik ku, jadi terbentuklah sifat jelek ku ini.
Aku sangat menyayangi keluarga ku aku sayang dengan adik-adi ku tio dan lana
namun kami juga sering bertengkar walau dikarnakan hal-hal yang sepele. Kenalkalan ku yang seperti itu terus terjadi
sampai aku dinyatakan lulus dari smp dari sekolah SMP ku itu, nah aku punya
satu cerita yang cukup membuat ku sedih sampai hari ini. Minggu pagi yang cerah
seperti biasa aku latihan basket di lapangan sekolah ku dan mungkin saat itu
apes sedang bersemayam di hari ku saat pemanasan sebellum latihan basket kaki
ku terkilir yang cukup membuat fatal bagi ku hingga kini karna saat itu mata
kaki ku bergeser yang ku rasa saat itu sakit sekali, sakittt sekali sampai aku
terpingsan-pingsan olehnya dan semenjak cidera itu aku tidak bisa lagi bermain
basket sebebas dulu karna semenjak kaki ku terkilir saat itu kaki ku sudah tiak
stabil bila di buat berlari dan tidak bisa terhentak, bila terhentak atau
dipaksakan tenaganya untuk banyak berlari kaki ku rasanya sakit sekali bahkan
sampai saat ini. Hal itu membuat ku sedih karna aku tidak bisa lagi bermain
basket seperti dulu, walapun aku basket aku hanya sedikit-sedikit saja. Sedih
sekali rasanya karna aku sangat mencintai olahraga itu, mungkin itu teguran
atas semua kenakalan ku saat itu. Sedih rasanya aku tak lagi bisa bermain
basket dengan bebas seperti dulu bahkan hingga sampai saat ini aku masih
menyesalinya kenapa musti terjadi tapi inilah takdir tuhan yang harus aku
terima. Begitulah kehidupan SMP ku sampai aku dinyatakan lulus dengan nilai
yang cukup bagus dan aku akan melanjutkan ke SMA yang sudah menjadi impian ku
entah akan masuk SMA NEGRI ATAU SMA SWASTA yang sudah aku pikirkan

Aku
sudah memegang ijasah SMP ku ada aku akan segera mendaftar sekolah SMA namun
saat itu jika ingin bersekolah di SMA negri harus mengikuti test masuk SMA
negri terlebih dahulu. Akupun pergi mendaftar ddengan berdua winda sahabat ku
itu kami pergi ke pendaftaran SMA pusat yang sudah banyak sekali orag yang
mengantri disana. Kamipun ikut mengantri nomer ujian yang akan di jalani besok,
keesokn harinya aku pergi ujian namun ada satu kebodohan yang aku lakukan karna
aku terlalu sombong dengan nilai SMP ku yang bagus pada saat aku akan ujian
masuk SMA negri aku lupa diri sehingga aku malas belajarnya sehingga pada saat
ujian aku blank dan alhasil aku tida lulus ujian masuk SMA negri saat itu
begitu juga dengan winda sahabat ku itu. Namun pada saat pengumuman gelombang
dua ternyata nama ku tercantum sedangkan aku sudah terlanjur mendaftar pada SMA
swasta yang bisa dibilang sma favorit juga disana yah aku berfikir status tidak
begitu penting yang penting kualitas dan akhirnya aku sekolah di SMA KEMALA
BHAYANGKARI 3.
Kenakalan demi kenalan itu
berlanjut hingga aku bersekolah di sekolah menengah umum. Saat itu aku
bersekolah di SMA kemala bhayangkari 3 sidoarjo sekolah berstatus swasta
disamakan dan terikditasi A aku memilih sekolah itu ketika aku dinyatakan tidak
diterima di sekolah favorit pilihan ku, tetapi saat itu aku diterima di sma
ngri pilihan kedua namun sayangnya ak lebih memilih bersekolah ditempat ku itu
dari pada sma negri yang menerima ku saat itu karna dari semuanya masih lebih
bagus dari sma itu. Sekolah itu termasuk sekolah favorit bila dikalangan
smu-smu swasta lainnya denag fasilitas dan banguna yang bagus sma kemala
bhayangkari bernaung di bawah yayasan kemala bhayangkari yang masih milik
polri.
Saat
ospek aku biasa biasa saja, tak ada yang mengerjaiku saat itu dan aku masuk
kelas 7E yang masuk siang saat itu akubelom mengenal teman-teman walaupun
sebagian sudah kukenal saat smp. Saat smu kelas satu sifat dan watak ku yang
keras sudah mulai dikenal oleh teman-teman ku seiring berjalannya waktu dan
seperti kebiasaan buruk ku yang tak bisa menahan emosi bila aku marah sat
menginjak kelas satupun walau masih terbilang aku masih anak baru aku sudah
berkelahi dengan ketua kelas ku yang saat itu teman perempuan ku satu kelas
dengan ku yang sangat cerewet dan aku tak menyukainya. Lagi-lagi aku bertengkar
dengan orang yang tak kusukai, saat itu dia sok mengatur saat dikelas dan saat
itu aku sedang bediri bercanda dengan teman ku yang bernama heppi saat itu
heppi buang sampah sembarangan dan mengenai kaki suhartatik itulah nama ketua
kelas kami itu, tiba-tiba teman perempuan ku itu memarah-marahi aku dan
memukulku dengan jurnal kedatangan yang cukup tebal sontak akupun naik pitam
karna jelas bukan aku yang buang sampah sembarangan itu, dan karna ia sudah
memukulku tepat di muka ku langsung bogem mentah ku mendarat dimuka mulusnya
itu dan ia menjambak rambut ku lalu ku bogem lagi wajahnya dan seketika dia
terjatuh dan langsung aku naiki badannya yang terjatuh itu dan memukulinya
dengan berkali-kali karna ia menjambak rambut ku aku pun menang karna ia sudah
berdarah-darah sedangkan aku segera di gendong oleh dua teman laki-laki yang
mencoba melerai ku, mereka menggendong ku hingga keluar kelas sampai di depan
toilet yang agak cukup jauh dari kelas ku tadi. Heppi dan angga adalah teman
baik ku yang meleraiku tadi mencoba menenangkan ku karna mereka takut aku kenak
hukum dan aku terdasadar lalu aku mengatur nafas dan mencoba tenang dan
merapikan bajuku.
Bel
istirahat sudah habis menandakan kami akan masuk kelas selanjutnya ku lihat
suhartatik sedang menangis dibangkunya dan ketika ia masuk ia tak berani
menatap ku untung saja ia tak mengadukan ku pada guru ku dan sejak kejadian itu
anak-anak perempuan yang lain dikelas ku lebih memilih tidak mencari masalah
dengan ku, suhartatikpun tak berani lagi cari masalah denngan ku. pertengkaran
ku dengan suhartatikpun menjadi awal kenakalan ku saat itu yang dilanjutkan
kejadian serupa sampai-sampai aku mempunyai teman yang sama-sama pemberani
disana namanya reni,lusi dan tias lalu kami terkenal nakal di SMA dan
murid-murid lain lebih memilih tidak berurusan dengan kami.
Pada
saat menginjak kelas dua SMA aku makin menjadi, tiap malam aku menyelinap pergi
dari rumah lewat cendela kamar ku lalu aku pergi bersama teman-teman ku entah
itu liat konser musik ataupun hanya sekedar kkumpul-kumpul saja, pergaulan ku
kebanyakan dari anak-anak aliran punk,grunge,rock n rool yahhhhh seperti
layaknya anak yang puber yang masih suka hura-hura akupun terkenal manjadi
cewek punk. Yahhhhh status itu saat itu termasuk keren la dikalangan
teman-teman ku karna aku banyak mempunyai teman anak-anak band yang notabenya
keren-keren. Ihihihihihihihihihih ^<^ saat masa SMA sungguh sangat berkenang
bagi ku pantas saja ada kata-kata yang mengatakan bahwa hidup akan dimulai di
masa SMA. Orang tua ku juga saat itu selalu memberikan apa yang ku minta selagi
mereka mampu sungguh sangat berkesan masa-masa itu yang pasti akan ku rindukan.
Dengan
pergaulan ku yang seperti itu namun aku tak pernah melalaikan sekolahku, aku
masih bisa bertahan menjadi sepuluh besar dikelas ku dan guru-guru pun menyukai
ku karna aku ramah dengan mereka ada aku berani dan tidak pemalu maka guru-guru
banyak yang akrap pada ku terutama guru BK atau badan keamaanan sekolah ku
namanya buk Anik dan buk Ifa mereka tau kenalan ku namun mereka mengerti aku,
aku tak pernah cari masalah walau aku nakal. Aku mendapat image nakal itu bukan
karna aku urakan tapi aku sering tidak bisa mengendalikan emosiku bila ada yang
mengusik ku maka guru-guru ku di sekolah tidak mencap ku jelek. Dari SD sampai
SMA masih bersahabat dengan winda bahkan kata orang-orang aku hampir di bilang
kembar karna yahhhhh mungkin karna aku dan dia berteman terlalu lama
sampai-sampai wajah kami mirip sampai-sampai guru-guru dan tetangga kami
biasanya salah memanggil aku dan dia bahkan pacar kamipun sering tertipu.
Meginjak
kelas dua SMA aku masuk kelas IPA namun aku benci fisika dan kimia yang terlalu
rumit bagi ku akhirnya aku meminta pindah kelas IPS namun guru-guru agag
keberatan ngasihnya beliau semua bilang “banyak anak yang ingin masuk kelas IPA
ehhhhh kamu kok malah merengek pindah di kelas IPA sihh”. Akhirnya setelah aku
beri penjelasan yang cukup panjang lebar dapat juga aku pinda kelas menjadi IPS
tepatnya saat itu aku di taruh dikelas IPS 3 sedangankan winda sahabat ku winda
kelas IPS 1 kelas kami bersebelahan dan kami selah berangkat sekolah bersama. Sampai
kadang saat kami bercanda sudah bosan bersama dari kecil. Waktu kelas dua SMA
ya kehidupan ku masih tetep seperti itu namun saat kelas dua aku sering bolos
sekolah karna telat. Dari pada telat dan dihukum lebih baik aku tidak masuk
karna guru dan sekolah ku sangat ketat sekali jika hukuman-hukuman seperti itu
di tambah lagi ada yang namanya guru kepribadian kami namanya pak Samiono
sampai-sampai ia sudah malas melihat aku dihukum sering berkata “kamu lagi kamu
lagi, apa kamu gag bosan dihukum saya saja yang hukum kamu bosan lihat kamu”.
Aku hanya bisa menundukan kepala sambil menahan tanya dalam hati aku berkata
“baru telat 5-10 menit saja dan memakai sepatu putih dan berwarna saja
marah-marah” yah begitulah sekolah ku yang penuh dengan kedisplinan bila
berangkat sekolah dilarang telat semenitpun, bila memakai sepatu dilarang ada
warna lain selain wana hitam dan bila saat pelajaran dilarang berkeliaran
diluar apalagi dikantin. Yahhhhhhhh... namanya saja aku pada saat itu sering
sekali melakukan penggaran seperti itu sampai-sampai pak Samiono malas dengan
ku namun hanya itu kenakalan ku tetapi bila sudah masuk kelas dan masalah
pekerjaan kelompok atau pekerjaan rumah aku tidak pernah lalai maka dibidang
akademik ku tidak terpengaruh dengan kelakuan aku yang seperti itu jadi aku
tidak memalukan kedua orang tua ku bila sedang mengambil rapot tiap naik kelas
atau naik semester, mungkin ibunda dan ayahanda ku hanya kena tegur karna
kelakuan ku yang suak bikin onar di luar akademik ku. aku sih biasa saja karna
kenalan ku yang itu masih dibilang masih wajar dikalangan anak SMA yang sedang
mencari jati diri hahahahahahha ^__^. Disekolah ku mewajibkan siswa dan
siswinya bila berenang jadi setiap seminggu sekali kami ada ektrakulikuler
berenang nahhhhhh saatnya bersenangg-senang dengan kawan bila sudah waktunya
ekskul itu karna kami bisa jalan baareng kawan-kawan saat itu. Senang sekali
pada waktu meginjak sekolah SMA memang saat-saat paling indah aku juga pada
saat itu banyak mempunyai sahabat baru seperti reni,lusi,ica,ebing,yuss,tomi
yang hingga saat ini aku juga masih bersahabat dengan mereka.
Tak
terasa sudah menginjak kelas tiga saja padahal perasaan baru saja aku menginjak
kelas satu mungkin karna terlalu asiknya saat-saat itu sampai tidak terasa bila
waktu terus berjalan dan pada waktu kelas tiga SMA kami malah makin nakal tapi
ya nakal diluar akademik yahhhhhh.... sering menggoda guru favorit ku yang
bernama pak Anam tepatnya guru ekomoni kami, kami snagat senang bila saatnya
pelajaran pak Anam karna beliau sangat berjiwa muda dan cara belajar beliau
sangat asik dan beliau tau caranya menghadapi murid-murid seperti kami. Saat
ujianpun tiba takkut sekali kami semua saat itu karna kami semua ingin lulus
puncak dari perjalan smu kami akan berakhir disini dan tiga hari yang
menegangkanpun telah telewati sambil menunggu hasil ujian kami bertaubat
bernakal-nakalria kami jadi anak baik-baik sejenak dan kami sepakat bila
pengumuman kelulusan tiba kami tepatnya aku,winda,ica,yuss, ebing dan
kawan-kawan lain akan tidak dirumah karna pada saat itu kami semua disuruh
manunggu di rumah bila ada guru kerumah kami tandannya kami tidak lulus.
Setelah sama-sama pergi dihari itu kami sepalkat tidak ada dirumah ehhhhhh
alhamdulilha akhirnya kami semua lulus dan keesokan harinya aku dan teman-teman
datang kesekolah untuk merayakan kelulusan kami, kami pada saat itu
mencoret-coret baju abu-abu putih itu yang melambangkan kami sudah terbebas
dari seragam itu dan perjuangan akan kembali dimulai keesokan harinya. Pada
saat itu aku memberi tanda tangan ku baju-teman-teman ku begitu juga
teman-teman ku sehingga baju kami penuh dengan coretan-coretan kenang-kenangan
kami dan sesudah berhappy-happy kami pergi bersepeda motor bersama-sama banyak
sekali saat itu sampai-sampai kami dikejar-kejar polisi heheheheheh.... dasar
anak SMA.
Perjalanan
relly kami berakhir ditampat yang cukup indah yang kami bisa melihat kota kami
dari situ jaraknya kira-kira dua jam dari sekolah kami tempat itu seperti bukit
yang bernama pacet yang datarannya agag tinggi dibandingkan tempat kami
tingggal disana kami berkumpul dan berfoto-foto dimana besok kami akan memulai
kehipan yang baru diluar SMA yang tekah usai kami jalani selama tiga taun ini
dengan penuh perjuangan bersama-sama juga kenangan-kenangan yang tidar
terlupakan. Sangat sedih rasanya saat itu dan kamipun harus berbesar hati harus
menerima keadaan dimana kami harus dipisah-pisahkan kembali dan tidak bertemu
lagi setiap harinya bahkan saat itu kami sempat meneteskan air mata
bersama-sama karna mulai esok hari kami akan pisah setelah pulng relly itu
aku,ica,ebing,adi,tomi dan anggat mampir kerumah ica untuk sekedar tidak ingin
kami segera terpisahkan kami bercanda-canda dan sama-sama merenungkan saat-saat
kami .
Tiga
hari setelah relly itu kami ada acara wisuda kami disekolah kami sungguh saat
itu semua bercampur antara haru,senang,sedih semuanya bercampur menjadi satu,
saat sesi-sesi acara dilakukan dan dibacakan aku sempat meneteskan air mata
dimana aku besok akan tidak sama-sama lagi dengan teman-teman yang sudah
terbiasa bersama seakan-akan kami semua akan teripisahkan yahhhh walaupun besok
masih bisa bertemu lagi dirumah tapikan rasanya lain saja bila sudah tidak lagi
kalani hari-hari seperti biasa lagi kaena masa-masa itu adalah masa-masa yang
paling indah bahkan kami berkami bila saat-saat itu akan diulang lagi kami
semua akan jadi anak baik-baik semua dan kami akam saling menyayangi satu sama
lain. Yahhhhh tapi waktu terus berjalan mulai besok perjuangan akan dimulai
kembali dan inilah akhir masa-masi SMA yang yang sangat menakjubkan dan dan tak
akan terulang kembali.

Saat
mulai mengenal lawan jenis bisa dikatakan saat SD kelas 6 aku pernah suka
dengan teman sekelas ku yahhhh entah apa itu yang terjadi rasanya aku selalu
perhatikan dia disaat-saat kelas barlangsung tapi yang namanya anak kecil
mungkin hanya bisa seperti itu,dan setalah itu yahhh semua berjalan biasa saja
karna aku hanya mengaguminya karna ia adalah ketua kelas ku saat kelas 6 sd dan
ia termasuk siswa yang pintar dikelas kami.
Yang kedua aku suka denga lawan jenis adalah
ketika aku menginjak kelas tiga SMP saat itu aku tertarik dengan cowok kelas
seberang yang bernama Tio dia satu tim basket dengan ku dan kami sangnat akrap
namun sayang sekali Tio sudah punya pacar saat itu jadi aku hanya memendam rasa
itu pada saat itu aku masih belum berani untuk berpacaran seperti kawan-kawan
ku yang lainnya yang aku bisa saat itu yah hanya bisa berbicara dalam hati saja
sendiri kalo aku suka dia namun sialnya dia malah curhat tentang pacarnya itu
dengan ku. sungguh saat itu aku sakit hati namun aku tak apalah karna memang
ini yang terjadi toh aku bisa juga dekat dengannya karna kami satu tim basket
dan sering bersama.
Yang ketiga saat aku tertarik
dengan lawan jenis adalah ketika aku mulai ingin melupakan Tio dan aku mulai
suka dengan kakak kelas ku saat SMP
namanya Dian dia juga satu tim basket dengan ku dan dia merupakan anggota
skettebord di sekolah ku yang notabennya pemain skate itu keren yahhh maklumlah
dilakangan anak SMP itu sudah keren tapi lagi-lagi Dian ternyata tidak suka
dengan ku melainkan Dian suka dengan teman ku di sekolah lain dan cerita cinta
monyet ku tidak berhasil lagi. Walaupun sedih saat itu tapi kehidupan cinta ku
tidak berakhir disana karna aku adalah gadis yang ceria lalu ku lalui hari ku
denga penuh kecerian dengan teman-teman ku walau saat itu dihati kecil
akumerasakan sedikit iri dengan kawan-kawan sebaya ku yang sudah punya pasangan
dan sering pergi malam minguan dengan pasangnya yahhhhh walau masih cinta
monyet namun rasa ku ke Dian tidak hilang begitu saja karna slah satunya aku
bisa masuk di SMA KEMALA BHAYANGKARI 3 itu adalah disana tempat Dian meneruskan
SMAnya dan pada saat itu aku tidak ketemima di SMA tujuan ku yahhhh jadi bisa
deh aku masuk di SMA itu, nahhhhh cerita cinta ku dengan ikut sekolah ditempat
itu tidak berakhir dengan mulus karna saat itu Dian juga masih tidk ada respon
pada ku namun saat aku menginjak kelas dua SMU aku akhirnya dia suka juga
dengan ku namun sayang sekali Dian aku sudah terlanjur melupakan mu karna dua
tahun aku mengejarmu bukan waktu yang sebentar dan disaat aku sudah melupakan
dia ternyata dia mulai ada respon dan rasanya padaku berakhir dengan
penyesalannya. Yang hingga saat ini aku masih ucapkan maaf yang sebesar-besarnya
buat Dian karna aku sempat mempermainkannya saat itu aku sampat menerima cinta
dia saat dia menyatakan cintanya yang pada saat itu aku sudah tidak suka lagi
dengannya. Atas dasar balas dendam ku, saat itu aku menerima dia yang pada hal
saat itu aku sudah memili pacar yang alhasil aku menerima Dian hanya untuk
balas dendam karna aku dulu sama sekali tidak digubris sama sekali bahkan aku
dicuekin dan dia malah asik dengan para cewek-cewek lain dan tidak menghiraukan
perasaan ku. dengan kesematan itu aku balas dendam.... maaf sekali diannnn...
Yang keempat inilah merupakan
pacar pertama ku saat ku menginjak remaja, saat itu kakak ku Ian dan Davit
mempunyai banyak teman yang sangat sering dibawa kerumah nahhh dari salah satu
temannya itu ada yang suka curi-curi pandang dengan ku dia bernama Arik yang
merupakan teman yang sekaligus sahabat dari kakak ku Ian tapi karena kedua
kakak ku itu tidak boleh ada temannya yang menyukai ku maka kami backstreet
darinya alis pacaran diam-diam yang tidak berakhir lama karna akhirnya aku
putus dengannya karena apa???? Karena aku ternyata masih ada hubungan
persaudaraan ku dengannya yang aku tidak tidak tau tapi dia suadah tau akhirnya
aku putus dengannya.
Yang kelima setelah aku putus
dari Arik aku lama tidak menjalani kehidupan cinta, namun saat itu aku punya teman
dekat laki-laki dan kami se

Setidaknya
ada tiga keterangan tentang muasal nama Surabaya.
Keterangan pertama menyebutkan, nama Surabaya
awalnya adalah Churabaya, desa tempat menyeberang di tepian Sungai Brantas. Hal
itu tercantum dalam prasasti Trowulan I tahun 1358 Masehi. Nama Surabaya juga
tercantum dalam Pujasastra Negara Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca. Dalam
tulisan itu Surabaya
(Surabhaya) tercantum dalam pujasastra tentang perjalanan pesiar pada tahun
1365 yang dilakukan Hayam Wuruk, Raja Majapahit.
Namun Surabaya sendiri diyakini oleh para ahli telah ada pada
tahun-tahun sebelum prasasti-prasasti tersebut dibuat. Seorang peneliti
Belanda, GH Von Faber dalam karyanya En Werd Een Stad Geboren (Telah Lahir
Sebuah Kota) membuat hipotesis, Surabaya didirikan Raja Kertanegara tahun 1275,
sebagai pemukiman baru bagi para prajuritnya yang telah berhasil menumpas
pemberontakan Kemuruhan tahun 1270 M.
Versi berikutnya, nama Surabaya
berkait erat dengan cerita tentang perkelahian hidup dan mati antara Adipati
Jayengrono dan Sawunggaling. Konon, setelah mengalahkan tentara Tartar
(Mongol), Raden Wijaya yang merupakan raja pertama Majapahit, mendirikan kraton
di Ujung Galuh, sekarang kawasan pelabuhan Tanjung Perak, dan menempatkan
Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah itu. Lama-lama Jayengrono makin kuat
dan mandiri karena menguasai ilmu Buaya, sehingga mengancam kedaulatan
Majapahit.
Untuk menaklukkan Jayengrono, diutuslah Sawunggaling yang menguasai
ilmu Sura. Adu kesaktian dilakukan di pinggir Sungai Kalimas dekat Paneleh.
Perkelahian adu kesaktian itu berlangsung tujuh hari tujuh malam dan berakhir
tragis, keduanya meninggal kehabisan tenaga.
Dalam versi lainnya lagi, kata Surabaya
muncul dari mitos
pertempuran antara ikan Suro (Sura) dan Boyo (Baya atau Buaya), perlambang
perjuangan antara darat dan laut. Penggambaran pertarungan itu terdapat dalam
monumen suro dan boyo yang ada dekat kebun binatang di Jalan Setail Surabaya
Versi terakhir, dikeluarkan pada tahun 1975, ketika Walikota Subaya
Soeparno menetapkan tanggal 31 Mei 1293 sebagai hari jadi Kota Surabaya. Ini
berarti pada tahun 2005 Surabaya
sudah berusia 712 tahun. Penetapan itu berdasar kesepakatan sekelompok
sejarawan yang dibentuk pemerintah kota bahwa
nama Surabaya
berasal dari kata sura ing bhaya yang berarti keberanian menghadapi bahaya.
Dahulu lautan luas sering
terjadi perkelahian antara ikan hiu Sura dengan Buaya. Meraka berkelahi hanya
karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat,sama-sama tangkas,sama-sama
cerdik,sama-sama ganas,dan sama-sama rakus.Sudah berkali-kali mereka berkelahi
belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah Akhirnya mereka mengadakan
kesepakatan.
“Aku bosan terus-menerus berkelahi.Buaya.” kat
ikan Sura.
“Aku juga Sura.Apa yang harus kita lakukan agar
kita tidak lagi berkelahi?”Tanya Buaya.
Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk
menghentikan perkelahiannya dengan Buaya segera menerangkan.
“Untuk mencegah perkelahian di antara kita.
Sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua.Aku berkuasa sepenuknya di
dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedsangkan kamu berkuasa di
daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan .Sebangian batas antara
daratan dan air,kita tentukan batasnya,yaitu tempat yang dicapai oleh laut pada
waktu pasang surut!”
“Baik,aku setuju gagasanmu itu!”kata Buaya.
Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan,maka
tidak ada perkelahian lagi antara Sura dan Baya.Keduanya telah sepakat untuk
menghormati wikayah masing-masing
Tetapi pada suatu hari, ikan
Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini di lakukan dengan sembunyi-sembunyi
agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini tidak ketahuan. Tetapi pada
suatu hari Buaya memergoki perbuatan ikan Hiu Sura ini. Tentu saja Buaya sangat
marah melihat ikan Hiu Sura melanggar janjinya.
“Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang
telah kita sepakat berdua? Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan
wilayah kekuasaanku?” tanya Buaya.
Ikan Hiu Sura yang tak merasa bersalah
tenang-tenang saja.
“aku melanggar kesepakatan? Bukankan sungai ini
berair. Bukankan aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa di air? Nah?sungai
ini ’kan ada airnya , jadi juga termasuk daerah kekuasaanku,”kata Ikan Hiu
Sura.
“Apa?Sungai itu ‘kan tempatnya di darat,sedangkan
daerah kekuasaanmu ada di laut,berarti sungai ini adalah daerah
kekuasaanku!”Buaya ngotot.
“Tidak bisa. Aku’kan tidak pernah bilang kalau di
air hanya air laut, tetapi juga air sungai,”jawab Ikan Hiu Sura
“kau sengja mencari gara-gara, Sura?”
“tidak!kukira alasanmu cukup kuat dan aku memang
di pihak yang benar!” kata Sura.
“Kau sengaja mengakaliku Aku tidak sebodoh yang ku
kira!” kata Buaya mulai marah.
“Aku tak pedili kau bodoh atau pintar,yang penting
air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!”Sura tetap tak mau kalah.
“kalau begitu kamu memang bermaksud
membohongiku?dengan demikian perjanjian kita batal! siapa yang memiliki
kekuasaan yang paling hebat,dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!” kata
Buaya.
“Berkelahi lagi, ayo siapa takuuut!” tantang Sura
dengan pongahnya.
Pertarungan sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya
terjadi lagi.Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat.Saling menerjang dan
menggigit,saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap,air di sekitarnya
menjadi merah oleh darah yang di keluar dari luka-luka kedua binatang
itu.Merekaterus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali.
Dalam pertarungan dahsyat
ini,Buaya mendapat gigitan Ikan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah
kanan.Selanjutnya,ekornya itu terpaksa selalu membelok ke kiri.Sementara ikan
Sura juga tergigit ekornya hingga hamper putus lalu Ikan Sura kembali ke
lautan.Buaya puas telah dapat pertahanan kan daerahnya.
Pertarungan antara Ikan hiu yang bernama sura
dengan buaya ini sangat berkesan dihati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu
nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah
kemudian dibuat lambing Kota Madya Surabaya yaitu gambar Ikan Sura dan Buaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar