Jumat, 13 Januari 2012

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA


Tugas individu
Dosen pembimbing
Prof. WE tinambunan

Nama               : MURNI SETIO.F
Nim                 :   0801113443
Jurusan            :  ILMU KOMUNIKASI 08
Konsentrasi :  MANAGEMENT KOMUNIKASI
Mata kuliah :  SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
Tugas menulis tentang  AKU
1.      siapa aku ?
2.      sistem kekerabatan : hubungan orang tua, hubungan kekerabatan, pola budaya
3.      ketika aku anak-anak : masa kehidupan TK, masa kehidupan SD
4.      ketika menjalani study SMP
5.      ketika menjalani study SMA
6.      pengalaman mengenal lawan jenis
7.      kesan-kesan pesan tentang hidup dan kekerabatan
8.      cerita rakyat daerah




Pengetian sosilogi
Seorang manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan manusia lainnya walaupun orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati suka menolong serta rajin menabung dan ada pula yang prilakunya jahat yang suka berbuat kriminal menyakitkan hati. Manusia juga saling berhubungan satu sama lainnya dengan melakukan interaksi dan membuat kelompok dalam masyarakat.
Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Pokok bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas sosial.
Tokoh utama dalam sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) berasal dari perancis yang merupakan manusia pertama yang memperkenalkan istilah sosiologi kepada masyarakat luas. Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi di dunia internasional. Di Indonesia juga memiliki tokoh utama dalam ilmu sosiologi yang disebut sebagai Bapak Sosiologi Indonesia yaitu Selo Soemardjan / Selo Sumarjan / Selo Sumardjan.

Devinisi antropologi
                  Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.
Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.
Macam-Macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Anak Turunan Antropologi :
A. Antropologi Fisik
1. Paleoantrologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia dan evolusi manusia dengan meneliti fosil-fosil.
2. Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengna mengamati ciri-ciri fisik.
B. Antropologi Budaya
1. Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenal tulisan.
2. Etnolinguistik antrologi adalah ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia / bumi.
3. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
4. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.

 Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin dan Yunani, istilah "sistem" diartikan sebagai mengabungkan, untuk mendirikan, untuk menempatkan bersama.
Sistem adalah kumpulan elemen berhubungan yang merupakan suatu kesatuan.
Sistem adalah Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
System is an organized scheme or method (Sistem adalah kumpulan skema atau metode).
Pengertian social budaya
 Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing. Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.

Pengertian kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

 wujud komponen kebudayaan
Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
            Gagasan wujud ideal
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
            Aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
            Artefak
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
 Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
            Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
            Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Sistem kekerabatan dan organisasi sosial

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

 Bahasa

Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

kesenian

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

Sistem kepercayaan

Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga mempengaruhi kesenian.

Penetrasi kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan hindu ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.

Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat
 Kebudayaan di antara masyarakat
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
Multikulturalisme Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.

Kebudayaan sebagai peradaban

Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.

Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"
Selama Era Romantis, para cendekiawan khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.
Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme
Perubahan social budaya
Dalam suatu proses modernisasi, suatu proses perubahan yang direncanakan, melibatkan semua kondisi atau nilai-nilai sosial dan kebudayaan secara integratif. Atas dasar ini, semua fihak, apakah tokoh ? Tokoh masyarakat, formal atau non-formal, anggota masyarakat lainnya, apakah dalam skala individual atau pun dalam skala kelompok, seyogianya memahami dan menyadari, bahwa, manakala salah satu aspek atau unsur sosial atau kebudayaan mengalami perubahan, maka unsur-unsur lainnya mesti menghadapi dan mengharmonisikan kondisinya dengan unsur-unsur lain yang telah berubah terlebih dulu.

Oleh karena itu mesti memahami dan menyadari bahwa sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan ada yang berkualifikasi norma (norm) dan nilai (value). Di mana norma skala keberlakuannya tergantung pada aspek waktu, ruang (tempat, dan kelompok sosial yang bersangkutan; sedangkan nilai (value) skala keberlakuannya lebih universal. Dalam tatanan masyarakat yang maju atau modern, maka nilai-nilai sosial dan kultural yang bersifat universal mendominasi dan mengisi semua mosaik kehidupan masyarakat yang bersangkutan.

Orientasi Perubahan
Yang dimaksudkan orientasi atau arah perubahan di sini meliputi beberapa orientasi, antara lain (1) perubahan dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur kehidupan sosial yang mesti ditinggalkan atau diubah, (2) perubahan dengan orientasi pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk atau unsur baru, (3) suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang telah eksis atau ada pada masa lampau. Tidaklah jarang suatu masyarakat atau bangsa yang selain berupaya mengadakan proses modernisasi pada berbagai bidang kehidupan, apakah aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang iptek; namun demikian, tidaklah luput perhatian masyarakat atau bangsa yang bersangkutan untuk berupaya menyelusuri, mengeksplorasi, dan menggali serta menemukan unsur-unsur atau nilai-nilai kepribadian atau jatidiri sebagai bangsa yang bermartabat.
Tidaklah jarang, bahwa tokoh-tokoh dan ungkapan-ungkapan yang bernuansa seni sastra pada masa lampau, baik suatu fenomena yang bernuansa imajinasi, yang ditampilkan oleh berbagai bentuk ceritera rakyat atau folklore. Semuanya lazim menyadarkan atau menampilkan nilai-nilai keteladanan, baik dalam aspek gagasan, aspek pengorganisasian dan kegiatan sosial, maupun dalam aspek-aspek kebendaan. Aspek-aspek ini senantiasa dimuati oleh nilai-nilai kearifan dan kebijakan yang memberikan acuan bagaimana orang mesti berfikir, berasa, berkarsa dan berkarya dalam upaya bertanggung jawab pada dirinya, pada sesamanya, dan pada lingkungannya, serta pada Sang Khalik Yang Maha Murbeng Alam ini. Nilai-nilai seperti inilah yang menjadi nuansa-nuansa dalam membagun kepribadian atau jatidiri sebagian besar masyarakat atau suatu kelompok bangsa dimanapun mereka berada.

Dalam memantapkan orientasi suatu proses perubahan, ada beberapa faktor yang memberikan kekuatan pada gerak perubahan tersebut, yang antara lain adalah sebagai berikut, (1) suatu sikap, baik skala individu maupun skala kelompok, yang mampu menghargai karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala besar atau kecilnya produktivitas kerja itu sendiri, (2) adanya kemampuan untuk mentolerir adanya sejumlah penyimpangan dari bentuk-bentuk atau unsur-unsur rutinitas, sebab pada hakekatnya salah satu pendorong perubahan adanya individu-individu yang menyimpang dari hal-hal yang rutin. Memang salah satu ciri yang hakiki dari makhluk yang disebut manusia itu adalah sebagai makhluk yang disebut homo deviant, makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur rutinitas, (3) mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang mampu memberikan penghargaan (reward) kepada pihak lain (individual, kelompok) yang berprestasi dalam berinovasi, baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan iptek, (4) adanya atau tersedianya fasilitas dan pelayanan pendidikan dan pelatihan yang memiliki spesifikasi dan kualifikasi progresif, demokratis, dan terbuka bagi semua fihak yang membutuhkannya.

Precedent dari suatu proses perubahan sosial tidak mesti diorientasikan pada isu kemajuan atau progress semata, sebab tidaklah mustahil bahwa proses perubahan sosial itu justru mengarah ke isu kemunduran atau kearah suatu regress, atau mungkin mengarah pada suatu degradasi pada sejumlah aspek atau nilai kehidupan dalam masyarakat yang bersangkutan. Suatu proses regresi atau kemunduran dan degradasi (luntur atau berkurangnya suatu derajat atau kualifikasi bentuk-bentuk atau niali-nilai dalam masyarakat), tidak hanya suatu arah atau orientasi perubahan secara linier, tetapi tidak jarang terjadi karena justru sebagai dampak sampingan dari keberhasilan suatu proses perubahan. Sebagai contoh perubahan aspek iptek, dari iptek yang bersahaja ke iptek yang modern (maju), mungkin menimbulkan kegoncangan-kegoncangan pada unsur-unsur atau nilai-nilai yang tengah berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, yang sering disebut sebagai culture-shock atau kejutan-kejutan budaya yang terjadi pada tatanan kehidupan suatu masyarakat yang tengah menghadapi berbagai perubahan.

c. Modernisasi Sebagai Kasus Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Modernisasi, menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau menciptakan nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya suka dipertentangkan dengan nilai-nilai tradisi. Modernisasi berasal dari kata modern (maju), modernity (modernitas), yang diartikan sebagai nilai-nilai yang keberlakuan dalam aspek ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas atau universal, itulah spesifikasi nilai atau values. Sedangkan yang lazim dipertentangkan dengan konsep modern adalah tradisi, yang berarti barang sesuatu yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses pewarisan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Umumnya tradisi meliputi sejumlah norma (norms) yang keberlakuannya tergantung pada (depend on) ruang (tempat), waktu, dan kelompok (masyarakat) tertentu. Artinya keberlakuannya terbatas, tidak bersifat universal seperti yang berlaku bagi nilai-nilai atau values. Sebagai contoh atau kasus, seyogianya manusia mengenakkan pakaian, ini merupakan atau termasuk kualifikasi nilai (value). Semua fihak cenderung mengakui dan menganut nilai atau value ini. Namun, pakaian model apa yang harus dikenakan itu? Perkara model pakaian yang disukai, yang disenangi, yang biasa dikenakan, itulah yang menjadi urusan norma-norma yang dari tempat ke tempat, dari waktu ke waktu, dan dari kelompok ke kelompok akan lebih cenderung beraneka ragam.
Spesifikasi norma-norma dan tradisi bila dilihat atas dasar proses modernisasi adalah sebagai berikut, (1) ada norma-norma yang bersumber dari tradisi itu, boleh dikatakan sebagai penghambat kemajuan atau proses modernisasi, (2) ada pula sejumlah norma atau tradisi yang memiliki potensi untuk dikembangkan, disempurnakan, dilakukan pencerahan, atau dimodifikasi sehingga kondusif dalam menghadapi proses modernisasi, (3) ada pula yang betul-betul memiliki konsistensi dan relevansi dengan nilai-nilai baru. Dalam kaitannya dengan modernisasi masyarakat dengan nilai-nilai tradisi ini, maka ditampilkan spesifikasi atau kualifikasi masyarakat modern, yaitu bahwa masyarakat atau orang yang tergolong modern (maju) adalah mereka yang terbebas dari kepercayaan terhadap tahyul. Konsep modernisasi digunakan untuk menamakan serangkaian perubahan yang terjadi pada seluruh aspek kehidupan masyarakat tradisional sebagai suatu upaya mewujudkan masyarakat yang bersangkutan menjadi suatu masyarakat industrial. Modernisasi menunjukkan suatu perkembangan dari struktur sistem sosial, suatu bentuk perubahan yang berkelanjutan pada aspek-aspek kehidupan ekonomi, politik, pendidikan, tradisi dan kepercayaan dari suatu masyarakat, atau satuan sosial tertentu.
Modernisasi suatu kelompok satuan sosial atau masyarakat, menampilkan suatu pengertian yang berkenaan dengan bentuk upaya untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sadar dan kondusif terhadap tuntutan dari tatanan kehidupan yang semakin meng-global pada saat kini dan mendatang. Diharapkan dari proses menduniakan seseorang atau masyarakat yang bersangkutan, manakala dihadapkan pada arus globalisasi tatanan kehidupan manusia, suatu masyarakat tertentu (misalnya masyarakat Indonesia) tidaklah sekedar memperlihatkan suatu fenomena kebengongan semata, tetapi diharapkan mampu merespons, melibatkan diri dan memanfaatkannya secara signifikan bagi eksistensi bagi dirinya, sesamanya, dan lingkungan sekitarnya. Adapun spesifikasi sikap mental seseorang atau kelompok yang kondusif untuk mengadopsi dan mengadaptasi proses modernisasi adalah, (1) nilai budaya atau sikap mental yang senantiasa berorientasi ke masa depan dan dengan cermat mencoba merencanakan masa depannya, (2) nilai budaya atau sikap mental yang senantiasa berhasrat mengeksplorasi dan mengeksploitasi potensi-potensi sumber daya alam, dan terbuka bagi pengembangan inovasi bidang iptek. Dalam hal ini, memang iptek bisa dibeli, dipinjam dan diambil alih dari iptek produk asing, namun dalam penerapannya memerlukan proses adaptasi yang sering lebih rumit daripada mengembangkan iptek baru, (3) nilai budaya atau sikap mental yang siap menilai tinggi suatu prestasi dan tidak menilai tinggi status sosial, karena status ini seringkali dijadikan suatu predikat yang bernuansa gengsi pribadi yang sifat normatif, sedangkan penilai obyektif hanya bisa didasarkan pada konsep seperti apa yang dikemukakan oleh D.C. Mc Clelland (Koentjaraningrat, 1985), yaitu achievement-oriented, (4) nilai budaya atau sikap mental yang bersedia menilai tinggi usaha fihak lain yang mampu meraih prestasi atas kerja kerasnya sendiri.
Tanpa harus suatu masyarakat berubah seperti orang Barat, dan tanpa harus bergaya hidup seperti orang Barat, namun unsur-unsur iptek Barat tidak ada salahnya untuk ditiru, diambil alih, diadopsi, diadaptasi, dipinjam, bahkan dibeli. Manakala persyaratan ini telah dipenuhi dan keempat nilai budaya atau sikap mental yang telah ditampilkan telah dimiliki oleh suatu masyarakat tersebut. Khusus untuk masyarakat di Indonesia, sejarah masa lampau mengajarkan bahwa sistem ekonomi, politik, dan kebudayaan dari kerajaan-kerajaan besar di Asia seperti India dan Cina, yang diadopsi dan diadaptasi oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara ini, seperti Sriwijaya dan Majapahit, namun fakta sejarah tidak membuktikan bahwa orang-orang Sriwijaya dan Majapahit, dalam pengadopsian dan pengadaptasian nilai-nilai kebudayaan tadi sekaligus menjadi orang India atau Cina.
Proses modernisasi sampai saat ini masih tampak dimonopoli oleh masyarakat perkotaan (urban community), terutama di kota-kota Negara Sedang Berkembang, seperti halnya di Indonesia. Kota-kota di negara-negara sedang berkembang menjadi pusat-pusat modernisasi yang diaktualisasikan oleh berbagai bentuk kegiatan pembangunan, baik aspek fisik-material, sosio-kultural, maupun aspek mental-spiritual. Kecenderungan-kecenderungan seperti ini, menjadikan daerah perkotaan sebagai daerah yang banyak menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi penduduk pedesaan, terutama bagi generasi mudanya. Obsesi semacam ini menjadi pendorong kuat bagi penduduk pedesaan untuk beramai-ramai membanjiri dan memadati setiap sudut daerah perkotaan, dalam suatu proses sosial yang disebut urbanisasi. Fenomena demografis seperti ini, selanjutnya menjadi salah satu sumber permasalahan bagi kebijakan-kebijakan dalam upaya penataan ruang dan kehidupan masyarakat perkotaan. Sampai dengan saat sekarang ini masalah perkotaan ini masih menunjukkan gelagat yang semakin ruwet dan kompleks.
























tentang AKU

                  Aku seorang gadis berusia 19tahun terlahir di kota jakarta dengan penuh hiruk pikuknya tepat pada hari senin pagi yang indah dan cerah kali itu tepatnya pada tanggal 12 Februari 1990 saya dilahirkan dari rahim seorang ibu yang sangat menyayangi saya, seorang ibu yang sangat menantikan kelahiran anak perempuan pertamanya didalam empat tahun usia pernikahannya dengan ayah ku. Kedua orang tua ku harus susah payah mempertahankan ku agar aku bisa tetap bertahan hidup dalam rahim ibu ku yang sangat lemah dan rentan keguguran. Segala terapi dan pengobatan baik dokter sampai pengobatan alternatifpun dijalani oleh ibu ku hanya untuk menanti kelahiran anak pertamanya, bahkan sebelum aku lahir ibu ku sempat 4kali mengalami keguguran tak henti-henti ayah ku solat tahajut malam hari,puasa dan selalu berikstiar kepada sang penguasa dunia ini ya allah sampaiakhirnya akupun terlahir.
                   
                  Pagi yang cerah itu dengan penuh kebahagian segenap kerabat dan keluarga besar ku menanti kelahiran ku dan kedua orang tua ku juga nenek kakek ku memberi ku nama MURNI SETIO FEBRIASTUTI.
Murni : yang berarti suci,bersih,mulia,asli
Setio : yang berarti setia
Febriastuti : yang berarti gadis yang terlahir di bulan februari

                  Aku terlahir sempurna dan aku adalah cucu pertama dari silsilah dua keluarga besar ayah dan ibu ku, saat itu semua orang sangat menyangiku karna kelahiran ku sangat dinanti-nanti. Dibesarkan dengan penuh kasih sayang hingga saat ini aku telah beranjak menjadi gadis remaja beranjak dewasa yang sedang meniti jalan cita ku agar aku yang dulu saat dilahirkan sangat dinanti, aku bisa memberikan satu kebanggan dan kehormatan untuk kedua orang tua ku dan segenap keluarga besar ku yang amat menyayangiku dari aku mulai pertama menginjakkan kaki ku di bumi hingga saat ini. Sehinggga kata “SUKSES BESAR” adalah suatu hal yang ada dihati setiap detik ada pikiran ku agar aku bisa menggapai itu, aku adalah anak perempuan satu-satunya dikeluarga kami dan aku mempunyai 1 tanggung jawab besar akan keluarga ku

                   Aku mempunyai dua adik laki-laki yang tampan bernama Satrio Utomo yang terlahir 9 juli 1993 dan M. Maulana Akbar yang terlahir 7 juli 1997  dengan kasih sayang yang amat kedua orang tua kami membesarkan kami hingga saat ini aku menginjak usia 19tahun dan sudah masuk universitas negri, adik ku satrio sudah kelas 1STM dan adik ku yang paling kecil menginjak kelas 6 SD. Kami semua sudah beranjak besar dan sedang lomba-lomba meniti kesuksesan demi orang tua kami yang sudah sangat menyayangi kami dengan segenap apa yang mereka punya. Sehingga apa yang harus aku tuliskan tentang diri ku saat ini adalah AKU AKAN SUKSES KELAK !!!! hanya kata itu yang terniang selalu disetiap sujut ibadah ku kepada sang pencipta ku di lima kali aku bersujud dan bersyukur dimana aku masih bisa bersujud kepadanya setiap harinya dengan penuh ketulusan, di setiap jam kuliah yang ku perhatikan dengan semangat yang aku punya di hari-hari ku di universitas sebagai bekal ilmu yag kelak akan bermanfaat bagi ku, juga semua pengalaman dan kesempatan aku untuk belajar dan memperoleh ilmu dunia dan ilmu akhirat yang bermanfaat bagi ku, yang akan ku persembahkan pada dunia ku dan akan sangat aku syukuri kepada tuhan ALLAH SWT yang maha pengasih juga maha penyayang sang pencipta ku di dunia ini yang selalu memberikan apa yang aku mau dan kedua orang tua ku yang amat menyayangi ku juga sagenap keluarga besar ku.











sistem kekerabatan


                  Aku terlahir dari keturunan jawa tulen dan minang kabau, jawa tepatnya jawa timur yaitu di madiun kota kelahiran ayahanda ku berasal dan terlahir disana dengan mempunyai 6 saudara dan ayah ku adalah anak nomer 2 dari 6 bersaudara tersebut. Saat ini ayahanda ku berusia 49tahun, ayahanda ku terlahir di madiun 12 Februari 1959. Dalam sistem keluarga ayahanda ku masih mengunakan sistem kekerabatan jawa yang sangat menjunjung kehormatan dan sopan santun kepada orang yang lebih tua atau jawa kromo inggil. Karna dalam keluarga jawa maka hubungan persaudaraan sangat kental disini, tembang-tembang jawapun tak luput di putar apabila ada kumpul-kumpul keluarga kami bahkan nenek dan para keluarga kami masih mempercayai primbon-primbon atau mitos-mitos jawakuno.....
Sistem kekrabatan orang Jawa berdasarkan prinsip keturunan bilateral (garis keturunan diperhitungkan dari dua belah pihak, ayah dan ibu). Dengan prinsip bilateral atau parental ini maka dalam mengenal hubungannya dengan sanak saudara dari pihak ibu maupun dari pihak ayah, dari satu nenek moyang sampai generasi ketiga, yang disebut sanak saudulur (kindred).
Dalam masyarakat Jawa, adanya istilah kindred (keluarga luas) menunjukkan arti penting dalam kebersamaan keluarga luas. Namun, dalam kehidupan keluarga saya, masing-masing anggota keluarga lebih fokus terhadap keluarga intinya, namun hal itu tidak memutus tali silahturahmi antar anggota keluarga luas, walaupun memang frekuensi silahturahmi tersebut jarang.
Selain itu, sebutan atau panggilan yang menunjukkan kekerabatan keluarga sedikit demi sedikit telah terkikis. Sebagai contoh, dalam keluarga saya dalam memanggil orang tua perempuan (ibu) tidak dengan panggilan “simbok” atau “biyung”, namun dengan panggilan “mama”. Begitu pula dalam memanggil adik laki-laki dari ayah atau ibu, keluarga saya menggunakan panggilan “oom” dan panggilan untuk adik perempuan dari ayah atau ibu adalah “tante”.
Dalam hal melanggar perintah dan nasihat orang tua di masyarakat Jawa juga mulai tergeser nilainya. Bukan berarti melanggar perintah dan nasihat orang tua itu mulai diperbolehkan, namun maksud dari pergeseran tersebut adalah pergeseran pola pikir yang tadinya sikap menaati perintah dan nasihat orang tua adalah untuk menghindari “kuwalat“, namun sekarang karena menghindari timbulnya dosa dan sebagai sikap hormat terhadap orang yang lebih tua
yah itulah sekilas adat jawa dari ayahhanda ku.......  


                  jakarta kota kelahiran ibunda ku tepat 39 tahun lalu pada 20 november 1969, berbeda 10 tahun lebih muda dari ayahanda ku. walau ibunda ku terlahir di kota jakarta namun beliau sangat kental sekali adat minangnya karena keluarga dari ibu ku masih mempunyai keturunan seorang DATUK atau kepala suku atau tetua adat di sumatra barat tepatnya di pada padang panjang kuto tinggi pande sikek sumatra barat, seluruh anggota keluarga ibunda ku memegang adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan sebagaimana mestinya orang minang kabau, ibunda ku adalah 6 bersaudara dan ibu ku adalah anak nomer 3 dari 6 bersaudara tersebut baik nenek ataupun kakek dari ibu beradat sumatra barat pola-pola kekerabatan yang digunakan juga masih menggunakan sistem minang kuno dimana bila ada sesuatu yang terjadi yang dialami oleh keluarga harus ada suatu pertemuan untuk membicarakannya dengan DATUK kita yaitu kakek ku yang sekarang akan ditahtakan kepada om ku yang paling kecil. Setiap ada perayaan-perayaan di kampung halaman kami yaitu di sumatra barat kami mampunyai kedudukan atau kaistimewaan sedikit lebih karna kami masih keluarga DATUK, makan-makan pedas khas minang merupakan menu utama bila kami ada pertemuan keluarga inilah budaya dari keluarga ibunda ku. karna ibu ku orang minang maka sewaktu ibu ku dan ayah ku menikah dulu, ayah ku diberi gelar datuk oleh keluarga ibunda ku yaitu datuk raja makmur. Maka nanti bila akupun menikah suami ku akan diberi gelar agar diakui oleh orang kampung halaman di sumatra barat.

                  Pola budaya demikian juga ikut tercampur dalam darah ku dan pola budaya jawa juga tercampur di darah ku maka dalam pernikahan antar budaya ini aku memiliki 2 kebudayaan yaitu minang bila ikut keluarga ibu ku dan jawa bila aku ikut keluarga ayah ku. namun bila anak perempuan lebih dominan ikut sistem kekerabatan matrilinial yang artinya adat yang ku miliki adalah ikut ibu ku yang orang minang kabau karna khususnya orang minang bila memiliki anak perempuan pasti adat istiadatnya akan di ikutkan pada sang ibu dan bila anak laki-laki dalam sistem kekerabaan jawa  lebih di dominankan ikut suku sang ayah. Jadi saat ini aku mempunyai sistem kebudayaan minang. Kali ini aku akan banyak bercerita dan menjelaskan tentang adat minang yang baru saja ku ketahui secara detail dan akan aku ceritakan secara detail pula.

pemberian gelar
Sesuatu yang khas Minangkabau ialah bahwa setiap laki-laki yang telah dianggap dewasa harus mempunyai gelar. Ini sesuai dengan pantun adat yang berbunyi sbb :
Pancaringek tumbuah di paga
Diambiak urang ka ambalau
Ketek banamo gadang bagala
Baitu adaik di Minangkabau
Ukuran dewasa seorang laki-laki ditentukan apabila ia telah berumah tangga. Oleh karena itulah untuk setiap pemuda Minang, pada hari perkawinannya ia harus diberi gelar pusaka kaumnya. Menurut kebiasaan dikampung-kampung dulu, bagi seorang laki-laki yang telah beristeri rasanya kurang dihargai, kalau ia oleh fihak keluarga isterinya dipanggil dengan menyebut nama kecilnya saja.
Penyebutan gelar seorang menantu, walaupun dengan kata-kata Tan saja untuk Sutan atau Kuto saja untuk Sutan Mangkuto, telah mengungkapkan adanya sikap untuk menghormati sang menantu atau rang sumandonya. Ketentuan ini sudah tentu tidaklah berlaku bagi orang-orang tua pihak keluarga isteri yang sebelumnya juga sudah sangat akrab dan intim dengan menantu atau semendanya itu dan telah terbiasa memanggil nama.
Setiap kelompok orang seperut yang disebut satu suku didalam sistim kekerabatan Minangkabau mempunyai gelar pusaka kaum sendiri yang diturunkan dari ninik kepada mamak dan dari mamak kepada kemenakannya yang laki-laki. Gelar inilah yang diberikan sambut bersambut kepada pemuda-pemuda sepersukuan yang akan berumah tangga. Karena itu pemberian gelar untuk seorang pemuda yang akan kawin, harus dimintakan kepada mamaknya atau saudara laki-laki dari pihak ibu.
Selain dari mengambil gelar dari perbendaharaan suku yang ada dan telah dipakai oleh kaumnya sejak dahulu, maka gelar untuk seorang calon mempelai pria dengan persetujuan mamak-mamaknya juga dapat diambilkan dari persukuan ayahnya atau dari dalam istilah Minang disebut pusako bako. Dan yang tidak mungkin atau sangat bertentangan dengan ketentuan adat ialah mengambil gelar dari pihak persukuan calon isteri, karena dengan demikian calon mempelai pria akan dinilai sebagai perkawinan orang sesuku.
Ketentuan untuk memberikan gelar adat kepada pemuda-pemuda yang baru kawin ini, tidak hanya harus berlaku dari rang sumando atau menantu-menantu yang memang berasal dari suku Minangkabau saja, tetapi juga dapat diberikan kepada orang semenda atau menantu yang berasal dari suku lain. Kepada menantu orang Jawa, orang Sunda bahkan kepada menantu orang asing sekalipun. Karena gelar seorang menantu sebenarnya lebih berguna untuk sebutan penghormatan dari pihak keluarga mempelai wanita kepada orang semenda dan menantunya itu.
Gelar yang diberikan kepada seorang pemuda yang akan kawin, tidak sama nilainya dengan gelar yang harus disandang oleh seorang penghulu. Gelar penghulu adalah warisan adat yang hanya bisa diturunkan kepada kemenakannya dalam suatu upacara besar dengan kesepakatan kaum setelah penghuluvyang bersangkutan meninggal dunia. Tetapi gelar untuk seorang laki-laki yang akan kawin dapat diberikan kepada siapa saja tanpa suatu acara adat yang khusus.
Pada umumnya gelar untuk pemuda-pemuda yang baru kawin ini diawali dengan Sutan. Seperti Sutan Malenggang, Sutan Pamenan, Sutan Mangkuto dsb.
Ada ketentuan adat yang tersendiri dalam menempatkan orang semenda dan menantu-menantu dari suku lain ini dalam struktur kekerabatan Minangkabau. Bagaimanapun para orang semenda ini, jika telah beristerikan perempuan Minang, maka mereka itu oleh pihak keluarga mempelai wanita ditegakkan sama tinggi dan didudukkan sama rendah dengan menantu dan orang semendanya yang lain. Karena itu kalau sudah diterima sebagai menantu, masuknya kedalam kekeluargaan juga harus ditetapkan secara kokoh dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang sama. Ini sesuai bunyi pepatah-petitih Minangkabau :
Jikok inggok mancangkam
Jikok tabang basitumpu
Artinya segala sesuatunya itu haruslah dilaksanakan secara sepenuh hati menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Nah, untuk semenda yang datang dari suku lain ini, pemberian gelar juga tidak boleh diambilkan dari perbendaharaan gelar yang ada dalam kaum ninik mamak mempelai wanita, karena jatuhnya nanti juga jadi perkawinan sesuku. Tetapi dapat diambilkan dari perbendaharaan gelar yang ada di keluarga ayah mempelai wanita atau disebut juga dari keluarga bako.
Atau bisa juga menurut prosedur yang agak berbelit yaitu calon menantu dijadikan anak kemenakan dulu oleh ninik mamak suku lain yang bukan suku mempelai wanita, kemudian ninik mamak suku yang lain ini memberikan gelar adat yang ada disukunya kepada calon orang semenda itu.
Pemberian gelar untuk calon menantu inilah, baik ia orang Minang maupun orang dari suku dan bangsa lain, yang wajib disebutkan pada waktu berlangsungnya sambah-manyambah dalam acara manjapuik marapulai. Hal ini ditanyakan oleh juru bicara rombongan calon mempelai pria yang menanti. Kemudian disebutkan pula secara resmi ditengah-tengah orang ramai setelah selesai acara akad nikah secara Islami. Inilah yang disebut dalam pepatah petitih :
Indak basuluah batang pisang
Basuluah bulan jo matoari
Bagalanggang mato rang banyak
Pengumuman gelar mempelai pria secara resmi setelah selesai acara akad nikah ini sebaiknya disampaikan langsung oleh ninik mamak keluarga mempelai pria, atau bisa juga disampaikan oleh pembawa acara. Dalam pengumuman itu disebutkan secara lengkap dari suku dan kampung mana gelar itu diambilkan.
(Sumber : Tata Cara Perkawinan Adat Minangkabau).
Upacara Adat
Upacara Sepanjang Kehidupan ManusiaUpacara sepanjang kehidupan manusia ini dapat pula dibedakan sbb:
Lahir yang didahului oleh upacara kehamilan
Upacara Karek Pusek (Kerat pusat)
Upacara Turun Mandi dan Kekah (Akekah)
Upacara Sunat Rasul
Mengaji di Surau
Tamat Kaji (khatam Qur’an)
Setelah melalui upacara-upacara pada masa kehamilan dan sampai lahir dan seterusnya maka dilanjutkan dengan acara-acara semasa remaja dan terutama sekali bagi anak laki-laki. Pada masa remaja ada pula acara-acara yang dilakukan berkaitan dengan ilmu pengetahuan adat dan agama. Upacara-upacara semasa remaja ini adalah sbb:
Manjalang guru (menemui guru) untuk belajar. Orang tua atau mamak menemui guru tempat anak kemenakannya menuntut ilmu. Apakah guru dibidang agama atau adat. Anak atau keponakannya diserahkan untuk dididik sampai memperoleh ilmu pengetahuan yang diingini.
Balimau. Biasanya murid yang dididik mandi berlimau dibawah bimbingan gurunya. Upacara ini sebagai perlambang bahwa anak didiknya dibersihkan lahirnya terlebih dahulu kemudian diisi batinnya dengan ilmu pengetahuan.
Batutue (bertutur) atau bercerita. Anak didik mendapatkan pengetahuan dengan cara gurunya bercerita. Di dalam cerita terdapat pengajaran adat dan agama.
Mengaji adat istiadat. Didalam pelajaran ini anak didik mendapat pengetahuan yang berkaitan dengan Tambo Alam Minangkabau dan Tambo Adat.
Baraja tari sewa dan pancak silek (belajar tari sewa dan pencak silat). Untuk keterampilan dan ilmu beladiri maka anak didik berguru yang sudah kenamaan.
Mangaji halam jo haram (mengaji halal dengan haram). Pengetahuan ini berkaitan dengan pengajaran agama.
Mengaji nan kuriek kundi nan merah sago, nan baiek budi nan indah baso (mengaji yang kurik kundi nan merah sago, yang baik budi nan indah baso), pengajaran yang berkaitan dengan adat istiadat dan moral.
Setelah dewasa maka upacara selanjutnya adalah upacara perkawinan. Pada umumnya masyarakat Minangkabau beragama Islam, oleh karena itu dalam masalah nikah kawin sudah tentu dilakukan sepanjang Syarak. Dalam pelaksanaan nikah kawin dikatakan “nikah jo parampuan, kawin dengan kaluarga”. Dengan pengertian ijab kabul dengan perantaraan walinya sepanjang Syarak, namun pada hakekatnya mempertemukan dua keluarga besar, dua kaum, malahan antara keluarga nagari. Pada masa dahulu perkawinan harus didukung oleh kedua keluarga dan tidak membiarkan atas kemauan muda-mudi saja. Dalam proses perkawinan acara yang dilakukan adalah sbb:
Pinang-maminang (pinang-meminang)
Mambuek janji (membuat janji)
Anta ameh (antar emas), timbang tando (timbang tando)
Nikah
Jampuik anta (jemput antar)
Manjalang, manjanguak kandang (mengunjungi, menjenguk kandang). Maksudnya keluarga laki-laki datang ke rumah calon istri anaknya
Baganyie (merajuk)
Bamadu (bermadu)
Dalam acara perkawinan setiap pertemuan antara keluarga perempuan dengan keluarga laki-laki tidak ketinggalan pidato pasambahan secara adat.
Akhir kehidupan di dunia adalah kematian. Pada upacara yang berkaitan dengan kematian tidak terlepas dari upacara yang berkaitan dengan adat dan yang bernafaskan keagamaan. Acara-acara yang diadakan sebelum dan sesudah kematian adalah sbb:
Sakik basilau, mati bajanguak (sakit dilihat, mati dijenguk)
Anta kapan dari bako (antar kafan dari bako)
Cabiek kapan, mandi maik (mencabik kafan dan memandikan mayat)
Kacang pali (mengantarkan jenazah kek kuburan)
Doa talakin panjang di kuburan
Mengaji tiga hari dan memperingati dengan acara hari ketiga, ketujuh hari, keempat puluh hari, seratus hari dan malahan yang keseribu hari. Pada masa dahulu acara-acara ini memerlukan biaya yang besar.
Upacara Yang Berkaitan dengan Perekonomian
Upacara yang berkaitan dengan perekonomian seperti turun kesawah, membuka perladangan baru yang dilakukan dengan upacara-upacara adat. Untuk turun kesawah secara serentak juga diatur oleh adat. Para pemangku adat mengadakan pertemuan terlebih dahulu, bila diadakan gotong royong memperbaiki tali bandar dan turun kesawah. Untuk menyatakan rasa syukur atas rahmat yang diperoleh dari hasil pertanian biasanya diadakan upacara-upacara yang bersifat keluarga maupun melibatkan masyarakat yang ada dalam kampung. Pada masa dahulu diadakan pula upacara maulu tahun (hulu tahun), maksudnya pemotongan padi yang pertama sebelum panen keseluruhan. Diadakan upacara selamatan dengan memakan beras hulu tahun ini. Upacara dihadiri oleh Ulama dan Ninik mamak serta sanak keluarga. Adapun acara yang berkaitan dengan turun kesawah ini adalah sbb:
Gotong royong membersihkan tali bandar
Turun baniah, maksudnya menyemaikan benih
Turun kasawah (turun ke sawah)
Batanam (bertanam)
Anta nasi (megantarkan nasi)
Basiang padi (membersihkan tanaman yang mengganggu padi)
Tolak bala (upacara untuk menolak segala malapetaka yang mungkin menggagalkan pertanian)
Manggaro buruang (mengusir burung)
Manuai (menuai), manyabik padi (potong padi)
Makan ulu tahun (makan hulu pertahunan)
Tungkuk bubuang (telungkup bubung)
Zakat.
Upacara Selamatan
Dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat banyak ditemui upacara selamatan. Bila diperhatikan ada yang sudah diwarisi sebelum Islam masuk ke Minangkabau. Doa selamat ini untuk menyatakan syukur atau doa selamat agar mendapat lindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa upacara yang termasuk doa selamatan ini seperti :
Upacara selamatan atas kelahiran, turun mandi, bacukua (bercukur), atau memotong rambut pertama kali.
Upacara selamatan dari suatu niat atau melepas nazar. Sebagai contoh setelah sekian lama sakit dan si sakit kemudian atau keluarganya berniat bila seandainya sembuh akan dipanggil orang siak dan sanak famili untuk menghadiri upacara selamatan.
Selamat pekerjaan selesai.
Selamat pulang pergi naik haji
Selamat lepas dari suatu bahaya
Selamat hari raya
Selamat kusuik salasai, karuah manjadi janiah (selamat kusut selesai, keruh menjadi jernih). Upacara selamat diadakan karena adanya penyelesaian mengenai suatu permasalahan baik yang menyangkut dengan masalah kekeluargaan maupun yang menyangkut dengan adat.
Maulud nabi.
dll
Dengan banyaknya upacara yang dilakukan dalam masyarakat Minangkabau secara tidak langsung juga sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat dan juga dalam alih generasi yang berkaitan dengan adat dan agama di Minangkabau.
P E N G H U L U
•1.      Arti PenghuluSetelah nenek moyang orang Minang mempunyai tempat tinggal yang tetap maka untuk menjamin kerukunan, ketertiban, perdamaian dan kesejahteraan keluarga, dibentuklah semacam pemerintahan suku.
Tiap suku dikepalai oleh seorang Penghulu Suku.
Hulu artinya pangkal, asal-usul, kepala atau pemimpin. Hulu sungai artinya pangkal atau asal sungai yaitu tempat dimana sungai itu berasal atau berpangkal. Kalang hulu artinya penggalang atau pengganjal kepala atau bantal.
Penghulu berarti Kepala Kaum
Semua Penghulu mempunyai gelar Datuk
Datuk artinya ” Orang berilmu – orang pandai yang di Tuakan” atau Datu-datu.
Kedudukan penghulu dalam tiap nagari tidak sama. Ada nagari yang penghulunya mempunyai kedudukan yang setingkat dan sederajat. Dalam pepatah adat disebut “duduk sama rendah tegak sama tinggi”. Penghulu yang setingkat dan sederajat ini adalah di nagari yang menganut “laras” (aliran) Bodi-Caniago dari keturunan Datuk Perpatih nan Sabatang. Sebaliknya ada pula nagari yang berkedudukan penghulunyu bertingkat-tingkat yang didalam adat disebut “Berjenjang naik bertangga turun”, yaitu para Penghulu yang menganut laras (aliran) Koto – Piliang dari ajaran Datuk Katumanggungan.
Balai Adat dari kedua laras ini juga berbeda. Balai Adat dari laras Bodi Caniago dari ajaran Datuk Perpatih nan Sabatang lantainya rata, melambangkan “duduk sama rendah – tegak sama tinggi”.
Balai Adat dari laras Koto Piliang yang menganut ajaran Datuk Katumanggungan lantainya mempunyai anjuang di kiri kanan, yang melambangkan kedudukan Penghulu yang tidak sama, tetapi “berjenjang naik – batanggo turun”.
Kendatipun kedudukan para penghulu berbeda di kedua ajaran adat itu, namun keduanya menganut paham demokrasi. Demokrasi itu tidak ditunjukkan pada cara duduknya dalam persidangan, dan juga bentuk balai adatnya yang memang berbeda, tetapi demokrasinya ditentukan pada sistem “musyawarah – mufakat”. Kedua sistem itu menempuh cara yang sama dalam mengambil keputusan yaitu dengan cara “musyawarah untuk mufakat”.
Kedudukan dan peranan penghulu
Di dalam pepatah adat disebut;
Luhak Bapanghulu
Rantau barajo
Hal ini berarti bahwa penguasa tertinggi pengaturan masyarakat adat di daerah Luhak nan tigo – pertama Luhak Tanah Datar – kedua Luhak Agam dan ketiga Luhak 50-Koto berada ditangan para penghulu. Jadi penghulu pemegang peranan utama dalam kehidupan masyarakat Adat.
Pepatah merumuskan kedudukan dan peranan penghulu itu sebagai berikut;
Nan tinggi tampak jauh                                     Yang tinggi tampak jauh
Nan gadang jolong basuo                                  Yang besar mula ketemu
Kayu gadang di tangah padang                          Pohon besar di tengah padang
Tampek balinduang kapanasan                          Tempat berlindung kepanasan
Tampek bataduah kahujanan                             Tempat berteduh kehujanan
Ureknyo tampek baselo                                    Uratnya tempat bersila
Batangnyo tampek basanda                              Batangnya tempat bersandar
Pai tampek batanyo                                          Pergi tempat bertanya
Pulang tampek babarito                                    Pulang tempat berberita
Biang nan akan menambuakkan                        Biang yang akan menembus
Gantiang nan akan mamutuihkan                        Genting yang akan memutus
Tampek mangadu sasak sampik                        Tempat mengadu kesulitan
Dengan ringkas dapat dirumuskan kedudukan dan peranan Penghulu sebagai berikut;
Sebagai pemimpin yang diangkat bersama oleh kaumnya sesuai rumusan adat
Jadi Penghulu sakato kaum
Jadi Rajo sakato alam
Sebagai pelindung bagi sesama anggota kaumnya.
Sebagai Hakim yang memutuskan semua masalah dan silang sengketa dalam kaumnya.
Sebagai tumpuan harapan dalam mengatasi kehidupan kaumnya.
Syarat-syarat untuk menjadi Penghulu
Baik buruknya keadaan masyarakat adat akan ditentukan oleh baik buruknya Penghulu dalam menjalankan keempat fungsi utamanya diatas.
Pepatah menyebutkan sebagai berikut;
Elok Nagari dek Penghulu
Elok tapian dek nan mudo
Elok musajik dek Tuanku
Elok rumah dek Bundo Kanduang.
Oleh karena Penghulu mempunyai tugas yang berat dan peranan yang sangat menentukan dalam masyarakat adat, maka dengan sendirinya yang harus diangkat jadi penghulu itu, adalah orang yang mempunyai “bobot” atas sifat-sifat tertentu.
Perlu dicatat disini bahwa Adat Minang secara mutlak menetapkan bahwa penghulu hanya pria dan tidak boleh wanita. Disini jelas dan mutlak pula bahwa sistem kekerabatan matrilinial tidak dapat diartikan dengan “wanita yang berkuasa”. Satu dan lain karena keempat unsur utama seorang penghulu seperti sebagai Pemimpin, Pelindung, Hakim dan Pengayom yang merupakan unsur-unsur yang sangat dominan dalam menentukan “kekuasaan”, berada di tangan pria yaitu di tangan penghulu yang justru mutlak seorang pria itu.
Pepatah adat menetapkan sifat-sifat orang yang disyaratkan menjadi penghulu itu adalah sebagai berikut;
Nan cadiak candokio                                        Yang cerdik cendekia
nan arif bijaksano                                              Yang arif bijaksana
nan tau diunak kamanyangkuik                          Yang tahu duri yang akan menyangkut
nan tau dirantiang kamancucuak                        Yang tahu ranting yang akan menusuk
Tau diangin nan basiru                                       Tahu angin yang melingkar
Tau di ombak nan badabua                               Tahu ombak yang berdebur
Tau dikarang nan baungguak                             Tahu karang yang beronggok
Tau dipasang turun naiak                                   Tahu pasang turun naik
Tau jo ereng gendeng                                        Tahu sindiran tingkah polah
Tau dibayang kato sampai                                 Tahu bayangan ujud kata
Alun bakilek lah bakalam                                  Belum dijelaskan sudah paham
Sakilek ikan dalam aie                                      Selintas ikan dalam air
Jaleh jantan batinyo                                           Jelas sudah jantan betinanya
Tau di cupak nan duo                                       Tahu dengan undang-undang yang dua puluh
Paham di Limbago nan sapuluah.                       Tahu dengan lembaga hukum yang sepuluh.
Dapat disimpulkan terdapat 4 (empat) syarat utama untuk dapat diangkat menjadi Penghulu diluar persyaratan keturunan sebagai berikut;
Berpengetahuan dan mempunyai kadar intelektual yang tinggi atau cerdik pandai.
Orang yang arif bijaksana.
Paham akan landasan pikir dan Hukum Adat Minang.
Hanya kaum pria yang akil-balig, berakal sehat.
Sifat-Sifat Penghulu
Pakaian penghulu melambangkan sifat-sifat dan watak yang harus dipunyai oleh seorang penghulu. Arti kiasan yang dilambangkan oleh pakaian itu digambarkan oleh Dt. Bandaro dalam bukunya “Tambo Alam Minangkabau” dalam bahasa Minang sebagai berikut;
Destar
Niniek mamak di Minangkabau                   Niniek mamak di Minangkabau
Nan badeta panjang bakaruik                     Yang berdestar panjang berkerut
Bayangan isi dalam kuliek                           Bayangan isi dalam kulit
Panjang tak dapek kito ukue                       Panjang tak dapat kita ukur
Leba tak dapek kito belai                           Lebar tak dapat kita sambung
Kok panjangnyo pandindiang korong          Panjangnya pendinding kampung
Leba pandukuang anak kamanakan             Lebarnya pendukung anak kemenakan
Hamparan di rumah tanggo                         Hamparan di rumah tangga
Paraok gonjong nan ampek                         Penutup gonjong yang empat
Tiok liku aka manjala                                  Tiap liku akal menjalar
Tiok katuak ba undang undang                    Tiap lipatan berundang-undang
Dalam karuik budi marangkak                     Dalam kerutan budi merangkak
Tambuak dek paham tiok lipek                   Tembus karena paham tiap lipatan
Manjala masuak nagari.                              Menjalar masuk negeri.

b. Baju
Babaju hitam gadang langan                        Berbaju hitam berlengan lebar
Langan tasenseng tak pambangih                 Lengan tersingsing tak pemarah
Pangipeh angek naknyo dingin                     Pengipas panas supaya dingin
Pambuang nan bungkuak sarueh                  Pembuang yang bungkuk seruas
Siba batanti timba baliek                             Pinggiran berenda timbal balik
Gadang barapik jo nan ketek                      Besar berimpit dengan yang kecil
Tando rang gadang bapangiriang                 Tandanya orang besar berpengiring
Tatutuik jahit pangka langan                        Tertutup jahitan pangkal lengan
Tando membuhue tak mambuku                  Tandanya membuhul tak mengesan
Tando mauleh tak mangasan                       Tandanya menyambung tak kentara
Lauik tatampuah tak berombak                   Laut ditempuh tak berombak
Padang ditampuah tak barangin                   Padang ditempuh tak berangin
Takilek ikan dalam aie                                Terlintas ikan dalam air
Lah jaleh jantan batinonyo                           Sudah jelas jantan betinanya.
Lihienyo lapeh tak bakatuak                        Lehernya lepas tak berkatup
Tando pangulu padangnyo lapang                Tandanya penghulu padangnya lapang
alamnyo leba                                              alamnya lebar (lapang dada/sabar)
Indak basaku kiri jo kanan                          Tidak bersaku kiri dan kanan
Tandonyo indak pangguntiang                     Tandanya bukan penggunting dalam
dalam lipatan                                              lipatan
Indak panuhuak kawan seiriang                   Bukan penohok kawan seiring.
c.   Sarawa
Basarawa hitam ketek kaki                         Bercelana hitam kecil kaki
kapanuruik alue nan luruih                           untuk menurut alur yang lurus
panampuah jalan nan pasa                           untuk menempuh jalan yang wajar
ka dalam korong jo kampuang                    ke dalam korong kampung
sarato koto jo nagari                                   serta koto dan negeri
Langkah salasai baukuran                           Langkah bebas berukuran
martabat nan anam membatasi                     martabat yang enam membatasi
murah jo maha ditampeknyo                       murah dan mahal ditempatnya
ba ijo mako bakato                                     di eja baru berkata
ba tolam mako bajalan                                di agak baru berjalan
Kain Sarung
Sarung sabidang ateh lutuik                         Sarung sebidang atas lutut
patuik senteng tak bulieh dalam                   Pantasnya pendek tak boleh panjang
patuik dalam tak bulieh senteng                   Pantasnya panjang tak boleh pendek
karajo hati kasamonyo                                Kerja hati semuanya
mungkin jo patuik baukuran                        Mungkin dan patut berukuran
murah jo maha ditampeknyo                       Murah dan mahal ditempatnya
Karih
Sanjatonyo karih kabasaran                        Senjatanya keris kebesaran
samping jo cawek nan tampeknyo               sesamping dan cawat yang tempatnya
sisiknyo tanaman tabu                                 sisiknya tanaman tebu
lataknyo condong ka kida                           letaknya miring ke kiri
dikesong mako dicabuik                             dikisar baru dicabut
Gembonyo tumpuan puntiang                      Hulunya tumpuan puntiang
Tunangannyo ulu kayu kamat                      Tunangannya hulu kayu kamat
bamato baliak batimba                                bermata timbal balik
tajamnyo bukan alang kapalang                   tajamnya bukan alang kepalang
tajamnyo pantang melukoi                           tajamnya pantang melukai
mamutuih rambuik diambuihkan                   putus rambut ditiupkan
Ipuahnyo turun dari langit                            Racunnya turun dari langit
bisonyo pantang katawaran                         bisanya pantang berpenawar
jajak ditikam mati juo                                  jejak ditikam mati juga
ka palawan dayo rang aluih                         untuk melawan kekuatan gaib
ka palunak musuh di badan                         untuk pelunak musuh didiri
bagai papatah gurindam adat                       bagai pepatah gurindam adat
Karih sampono Ganjo Erah                         Keris sempurna Ganja Erah
lahie bathin pamaga diri                               Lahir batin pemagar diri
Kok patah lidah bakeh Allah                       Kalau patah lidah kepada Tuhan
patah karih bakeh mati                                Patah keris berarti mati
Tungkek
Pamenannyo tungkek kayu kamat               Mainannya tongkat kayu kamat
ujuang tanduk kapalo perak                        Ujung tanduk kepala perak
panungkek adat jo pusako                          penopang adat dan pusaka
Gantang nak tagak jo lanjuangnyo               Gantang supaya tegak dengan bubungannya
sumpik nan tagak jo isinyo                          karung supaya tegak dengan isinya

Peringatan bagi Penghulu
Falsafah pakaian rang penghulu                   Falsafah pakaian bagi penghulu
Di dalam luhak ranah Minang                      Di dalam luhak Ranah Minang
Kalau ambalau meratak ulu                         Kalau ambalau meretak hulu
Puntiang tangga mato tabuang                     Tangkai lepas mata terbuang
Kayu kuliek mengandung aie                       Kayu kulit mengandung air
Lapuknyo sampai kapanguba                      Lapuknya sampai kepenguba (inti)
Binaso tareh nan di dalam                           Binasa teras yang di dalam
Kalau penghulu berpaham caie                    Kalau penghulu berpaham cair
Jadi sampik alam nan leba                           Jadi sempit alam yang lebar
Dunia akhirat badan tabanam                      Dunia akhirat badan terbenam
Elok nagari dek pangulu                              Elok negeri karena penghulu
Rancak tapian dek nan mudo                      Cantik tepian karena yang muda
Kalau kito mamacik ulu                               Kalau kita memegang hulu
Pandai menjago puntiang jo mato                Pandai menjaga tangkai dan mata
Petitih pamenan andai                                 Petitih mainan andai
Gurindam pamenan kato                             Gurindam mainan kata
Jadi pangulu kalau tak pandai                      Jadi penghulu kalau tak pandai
Caia nagari kampung binaso                        Hancur negeri kampung binasa
Adat ampek nagari ampek                          Adat empat negeri empat
Undangnyo ampek kito pakai                      Undangnya empat kita pakai
Cupak jo gantang kok indak dapek             Cupak dan gantang kalau tak dapat
Luhak nan tigo tabangkalai                          Luhak yang tiga terbengkalai
Payakumbuah baladang kunik                     Payakumbuh berladang kunir
Dibao urang ka Kuantan                             Dibawa orang ke Kuantan
Bapantang kuning dek kunik                       Pantang kuning karena kunir
Tak namuah lamak dek santan                    Tak ingin enak karena santan

Sambah Manyambah
________________________________________
Sambah-manyambah adalah satu tata cara menurut adat istiadat Minangkabau, yang mengatur tata tertib dan sopan santun pembicaraan orang dalam sebuah pertemuan. Kata-kata sambah yang dalam bahasa Indonesia berarti sembah, diambil dari semacam sikap awal yang dilakukan oleh setiap orang yang akan melaksanakan pasambahan. Sebelum memulai pembicaraannya ia harus terlebih dahulu mengangkat dan mempertemukan kedua telapak tangannya lurus diantara kening dan hidung bagaikan orang menyembah. Begitu pula sebaliknya sikap yang dilakukan lawan bicara ketika menerima sembah.Sikap ini saja sudah menjelaskan intu hakikat dari acara tersebut, yaitu bagaimana masing-masing pihak yang bertemu dalam satu pertemuan bisa saling menghormati saling memperlihatkan adat sopan santun dan budi bahasa yang baik, termasuk dalam mengatur kata-kata yang akan diucapkan. Dan dalam sambah-manyambah ini bahasa Minang yang dipergunakan memang agak berbeda dengan bahasa yang diucapkan orang sehari-hari. Bahasa yang dipakai diambil dari bahasa kesusasteraan Minang lama yang liris prosais, penuh pepatah petitih dan dalam kalimat-kalimatnya banyak menjajarkan berbagai ungkapan dan sinonim untuk mempertegas maksud yang disampaikan.
Didalam aturan adat Minangkabau, tata cara sambah manyambah ini justru diletakkan sebagai lembaga pertama tentang adab sopan santun basa basi yang harus dilakukan oleh setiap orang yang bertemu dalam satu musyawarah. Sebagaimana gurindam adat menyebut :
Tasasak putiang ka hulu
Dibawah kiliaran taji
Aso mulo rundiang dahulu
Tigo limbago nan tajali
Partamo sambah manyambah, kaduo baso jo basi, katigo siriah jo pinang. Sambah manyambah dalam adaik, tali batali undang-undang, tasabuik bamuluik manih, muluik manih talempong kato, baso baiak gulo dibibia, pandai batimbang baso-basi, pandai bamain ereng gendeng, di dalam adaik nan bapakai, banamo adaik sopan santun.
Tiga Tingkat Pasambahan
Untuk zaman sekarang dengan mobilitas dan dinamika kehidupan yang begitu tinggi, terutama bagi orang-orang yang sudah biasa dikejar-kejar waktu dikota-kota besar, mendengarkan orang melakukan sambah-manyambah dalam bentuknya yang masih asli seperti yang terdapat dikampung-kampung di Sumatera Barat, sering mengundang kebosanan karena panjang dan lamanya.
Namun menurut tata cara sambah-manyambah tidak ada peraturan yang menetapkan bahwa orang yang akan melakukan pasambahan harus bisa melafaskan tambo, yaitu sejarah nenek moyang dan pepatah petitih Minang didalam pembicaraannya. Karena tujuannya yang utama adalah untuk melihatkan basa-basi sopan-santun. Jika sikap itu sudah tidak tercermin dalam tiga-empat kalimat prosais yang disampaikan secara tepat, maka itupun sudah sah disebut sebagai pasambahan.
Didalam tata cara sambah-manyambah disebutkan ada tiga macam tingkat pasambahan dengan tiga macam gaya yang dapat dilakukan dalam tiga acara yang berbeda pula.
Pertama, pidato adat, kedua pasambahan penghulu dan ketiga pasambahan pangka batang.
Pidato adat. Ini adalah tingkat yang paling tertinggi yang umumnya cuma dikuasai oleh para ahlinya dikalangan Penghulu Pucuk. Pembicara bukan saja sangat mengetahui tentang Undang-undang dan Hukum Adat Minangkabau tetapi juga sangat hafal mengenai tambo dan sejarah serta sangat fasih menyebut pepatah petitih lama. Penyampaian kalimat-kalimatnya pun selain mengikuti gaya liris prosais Minang dengan empat-empat suku kata tiap kalimat, sering juga mampu membawakannya dalam gaya setengah senandung.
Pidato adat ini biasanya ditampilkan dalam musyawarah-musyawarah besar para penghulu yang diadakan dibalairung adat. Yang menguasai gaya dan kemahiran ini nampaknya sekarang ini tidak banyak lagi bisa ditemukan di Sumatera Barat.
Pasambahan Penghulu. Walaupun kemampuan melakukan pasambahan penghulu ini dahulunya merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki oleh seorang penghulu adat, tapi kenyataan sekarang tidak semua orang Minang yang menyandang gelar Datuk bisa melakukannya. Beberapa acara sesuai dengan siklus kehidupan manusia sejak dari kelahiran sampai kematian, terutama yang menyangkut kehidupan seorang penghulu, di Minangkabau upacaranya juga harus dilakukan oleh para penghulu. Akan sangat janggal rasanya jika di dalam upacara semacam itu ada penghulu yang tidak mampu melakukan pembicaraan dalam gaya pasambahan. Sehingga lahir idiom lama yang mengatakan Indak panghulu manulak sambah.
Apalagi dalam upacara pengangkatan seorang atau sejumlah penghulu baru yang sering dilakukan secara istimewa di kampung-kampung, maka kemahiran seorang Datuk dalam sambah-manyambah akan sangat teruji di gelanggang tsb. Malah sering kali gelanggang semacam itu menjadi ajang bagi para penghulu untuk saling memperagakan kemahiran masing-masing.
Untuk acara adat batagak penghulu inilah, tata cara sambah-manyambah memang diharuskan untuk mengikuti ketentuan-ketentuan sesuai dengan peraturan yang berlaku menurut luhak adat masing-masing. Dan sering bagi orang awam nampak panjang bertele-tele, karena tidak mengerti peraturannya.
Setiap pembicaraan harus disampaikan kepada sejumlah orang yang menerima pembicaraan harus selalu mengulangi pembicaraan orang itu, setiap menyampaikannya kepada orang lain lagi. Dan pemulangan jawabannya pun harus melalui siklus yang sama sehingga sampai kembali kepada pembicara pertama. Inilah yang didalam pepatah-petitih disebut :
Lamak kato dipakatokan,
Lamak samba dikunyah-kunyah,
Bakato indak sadang sapatah,
Bajalan indak sadang salangkah
Pasambahan Pangka Batang. Ini adalah gaya bahasa pasambahan yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Dan bisa ditampilkan dalam acara-acara lain yang bukan acara batagak penghulu misalnya seperti dalam acara perkawinan. Menurut kebiasaan yang berlaku sejak dulu di Minangkabau, kewajiban untuk melakukan sambah-manyambah dalam acara perkawinan tidaklah terpikul kepada Datuk-datuk tetapi merupakan kewajibana para menantu atau orang-orang semenda baru yang ada di atas rumah. Mereka inilah yang lazim diberi tugas untuk menjemput calon mempelai pria, dan akrena itu pulalah mereka harus menguasai tata tertib berbicara menurut alur persembahan walaupun secara sederhana. Tata cara yang sederhana inilah yang didalam kategori sambah manyambah disebut pangka batang. Artinya menguasai bagian-bagian yang pokok saja.
Pengertian pokok disini, adalah dalam cara menyampaikan maksud dan tujuan. Pembicara tidaklah perlu harus mengungkapkan tambo sejarah nagari, hukum adat dll yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan maksud dan tujuan pembicaraan. Tetapi kalimat-kalimat yang menyiratkan keramahan, tata tertib, basa basi dan sopan santun, tetap harus dipertahankan sesuai dengan esensi adat sambah manyambah itu sendiri.
 Yahhhhhh segitu panjangnya penjelasan ku tentang aday minang yang ada juga di diri ku dan sungguh sangat menarik bila saat aku mengikuti satu persatu prosesi adat yang ada dikampung halaman keluarga ibunda aku yang di sumatra barat dan dimana keluarga kami yang masih punya golongan darah biru
masa kanak-kanak ku



                                                Masa kanak-kanak ku aku habiskan di jakarta dan surabaya ceritanya amat panjang dan rumit kanapa aku bisa disurabaya. Ketika aku masih kecil aku dan orang tua ku tinggal di rumah kontrakan yang tidak begitu besar, pada saat itu masih berdomisili di jakarta timur tepatnya di daerah condet jaktim dan ayah ku bekerja sebagai suvervisor di salah satu pabrik garmen yang cukup besar di jakarta timur tepatnya di daerah ciracas dan ibu ku adalah seorang guru TK. Ketika aku masih kecil aku sering dititipkan di rumah nenek ku karna kedua orang tua ku sibuk bekerja, kala mereka sedang berkerja aku dititipkan di rumah nenek ku di daerah cililitan jakata timur.
                                                Disana aku bermain bersama nenek ku yang menyayangi ku juga tante dan om-om ku yang ada di sana, dirumah nenek ku membuka sebuah toko barang harian. Sembaring menjaga toko nenek ku membawa ku di toko dan aku bermain disana sampai sore nanti orang tua ku menjemput ku untuk pulang. Ketika aku berumur hampir 3tahun aku sudah tidak tinggal di rumah kontrakan kami di condet karna ayah ku sudah membuat rumah yang sangat besar sekali didaerah cibubur jakarta timur disanalah kami tinggal selanjutnya dan ibu ku melahirkan adik ku SATRIO UTOMO pada tahun 1993 juga ibu berhenti menjadi guru TK saat itu. Ibu ku konsen menjadi ibu rumah tangga yang mengurus rumah dan dua anaknya yang masih kecil-kecil ketika itu
aku sangat senang sekali mempunyai adik baru. Mulai dari ibu ku masih di rumah sakit sampai di rumah aku selalu mendampingi adik baru ku, aku terus menjaganya dan membantu ibu ku bila ibu ku membutuhkan sesuatu akupun segera membantunya untuk mengambilkannya. Disana kami hidup bahagia juga saat itu keadaan ekonomi keluarga ku bisa dibilang cukup mampu. Rumah kami bersebelahan dengan pebrik garmet atau konveksi yang dibuka ayah ku saat itu dibangun dibelakang rumah dan samping rumah kami begitu pula kantor pemasaran ayah ku. usaha konveksi ayah ku pun maju pesat dan ayah ku keluar dari pekerjaannya di pabrik garment itu. Yahhhh.... mungkin karna pada saat itu usaha ayah ku sadag jaya-jayanya.
                                                Saat itu aku mempunyai seorang kakek yang sangat sayang pada ku juga ayah ku, kakek ku sangat mendukung karier ayah ku dan kakek ku selalu memberi apaapun yang ku mau dan mintapun dibelikannya apapun itu. Kakek ku mempunyai satu toko toserba yang besar didaerah pasar ciputat tanggerang. Dari aku bayi kakek ku sangat menyayangi ku dan akupun juga sangat menyayanginya saat hari libur dan saat ibu ku kangen padanya kami main ketoko kakek ku disana aku bermain bersama kakek ku. aku masih ingat sekali kakek ku sering menaruhku duduk dimeja bos miliknya disana aku boleh sesuka ku mengambil apapun yang aku mau seperti baju, mainan, makanan dan lainnya semua aku boleh ambil sesuka ku. sangat bahagia sekali saat itu kakek ku sangat menyanyai ku karna aku cucu satu-satunya saat adik ku belum lahir dan jika dilihat adat sumatra yang dimiliki kakek ku sangat mengnyayangi anak perempuan.
            Saat itu mama ku mengandung adik pertama ku, adik ku belum sempat lahir namun sayang sekali kakek tersayang ku harus pulang kerahmattulah. Karna saat itu aku masih kecil aku masih belum ngerti dengan keadaan ? aku masih belum tau apa yang terjadi ? aku bingunng kenapa semua orang menangis ? dan aku juga bingung kenapa kakek ku diberi pakaian putih yang membungkus dirinya hingga hanya terlihat wajahnya saja. Aku pada saat itu sangat bingung belum lagi ku makin di buat bingung kenapa kakek ku dimasukkan dalam tanah, disitu aku menangis dan dijelaskan oleh mama bahwa kakek meninggal dunia dan harus dikubur.
                                                Rumah kami makin ramai dengan hadirnya adik baru kami Saat itu aku sangat hidup berkecukupan, mempunyai rumah yang besar dan usaha ayah ku yang memiliki banyak pegawai yang baik-baik semua dengan ku, sungguh masa kanak-kanak yang sangat membahagiakan. Saat itu aku sedih sekali dan belum mengerti apa yang terjadi sesungguhnya. Sepeninggal kakek ku toko toserba milik kakek ku diwariskan pada kakak ibu ku. sedih sekali saat itu karna aku sudah tak boleh lagi mengambil apa yang aku mau ditoko itu, tidak seperti kakek ku masih ada tapi saat toko itu dipegang oleh om ku namanya om adi saat itu aku sudah dibatasi dan harus ijin dulu bila mau ambil barang-barang ditoko itu tak sebebas waktu itu. Jika bermain disana aku selalu diikuti oleh pembantunya dan dilihat apa saja yang ku ambil, kadang aku tidak boleh mengambilnya. Sampai kadang ibu ku marah pada om aku karna dia pelit dan terlalu perhitungan dengan ku padahal aku adalah cucu kesayangan kakek ku. sampai akhirnya aku sudah tidak lagi dibawa main ketoko itu oleh ibunda ku.

Dari kecil aku sangat sering mendapat ujian mental dari tuhan yang sangat menyayangi ku tapi aku yakin tuhan memberikan ini semua ujian bagi ku agar ku tumbuh menjadi sosok wanita yang kuat dan tegar bak pahlawan-pahlawan wanita. Hidup dalam siksaan batin yang gag semua orang tau dan pernah rasakan seperti  ini tuhan. Sejak umur ku sepuluh tahun aku sudah merasakan benar-benar hidup di dunia tuhan. Sejak umur ku sepuluh tahun kau beri cobaan terbesar dalam hidup ku tuhan. Dalam usia seperti itu rasanya berat tuhan untuk ku menyadari dengan apa yang terjadi di sekitar ku tuhan. Usaha ayah ku benar-benar jatuh, waktu itu aku masih kecil sekali aku masih tak tau pasti apa penyebab jatuhnya ekonomi kelurga kami tuhan. Dosa apa yang ayah ku lakukan ya tuhan sampai kau berikan coban seperti ini. Tapi apapun yang direncanaakan tuhan saat itu aku yakin adalah saat-saat pengujian mentak untuk ku dan keluarga ku kelak.

Semua berawal dari sebuah pertengkaran ayah ku dan oma ku, saat itu juga mama dan kedua adik ku di bawa ayah pulang dikampung halaman ayah ku di surabaya dan aku dan seorang pembantu ku ditinggal di rumah kami. Ayah janji ayah hanya pergi tiga hari saja dan akan segera menjemput ku, saat itu au sangat sedih dan tak tau apa yang sebenarnya terjadi, ayah meninggalkan uang sebesar dua puluh ribu untuk ku dan ayuk yang hanya tinggal kami saja dirumah sebesar itu. Di rumah sebesar itu aku dan ayuk (nama pengasuh ku) di tinggal oleh ayah ku karna ayah ku harus mengantar mama dan adik-adik ku dulu. Sudah seminggu ayah belum pulang-pulang juga, uang yang di pegang ayuk sudah habis, dari mana kami bisa makan tanpa ada uang sama sekali dan menunggu ayah menjemput kami juga kami tak tau kapan ayah akan segera menjemput kami, akhirnya ayuk kerja sambilan di rumah tetangga kami, di rumah ibu edo ayuk membantu mencucikan baju di rumah ibunya edo teman ku dari situ kami bisa makan sambil menunggu ayah datang menjemput kami uang hasil ayuk mencuci di rumah tetangga juga ayuk berikan pada ku untuk uang saku aku sekolah, bisa terbayag bukan anak sekecil aku sudah merasakan kejamnya dunia ini sampai hingga saat ini aku masih sering memikirkan masa lalu ku itu ku gunakan sebagai suport ku untuk berjuang pada dunia ku.































masa kehidupan TK


                    Masa dimana aku saat taman kanak-kanak, saat aku menginjak sekolah taman kanak-kanak aku mempunyai dua pengasuh yang satu pria bernama sudarsono yang bertugas menjemput ku sekolah dan ayuk yang bertugas mengasuh ku dirumah. Ayuk dan sudarsono sangat baik sekali saat mengasuh ku senakal apapun aku mereka tetap sabar bahkan aku pernah melempar om darsono dengan botol minuman ku dan kepalanya benjol begitu juga ayuk aku sering sekali aku bentak-bentak bila tak mau menuruti apa mau ku. sungguh masa kecil yang amat nakal, semasa kecil aku menjani anak yang suka memberontak dan nakal. Aku sering tidakmendengarkan apa kata ibu ku mungkin pada saat itu aku telah memiliki adik jadi ibu ku sedikit lebih sibuk pada adik ku, maka timbul sifat pemberontak ku yah maklumlah saat itukan aku juga masih kecil dan tidak punya kontrol diri. Aku paling malas bila disuruh belajar apalagi bila belajar aku harus dipukul dan dicubit dulu oleh ibu ku mungkin ibu melakukan itu karna sangat kesal dengan apa yang aku perbuat dam aku suka membangkang juga tidak mau disuruh belajar. Bila malam tiba aku dipaksa untuk belajar oleh ibu ku dan bila tidak mau aku akan dipukulnya, itulah yang sangat aku ingat, pada saat kecilpun aku sangat malas makan bila disuruh makan sangat susah dan harus benar-benar dipaksa singgga kadang bila makan harus dipukul dulu oleh ibu ku atau ditakut-takuti dan setiap sore hari aku pergi mengajipun aku malah bermain bersama teman-teman ku bukannya pergi mengaji, saat siangn hari disuruh tidur siangpun aku sering diam-diam pergi dari rumah untuk bermain dirumah teman ku yang rumahnya disebelah rumah ku ia bernama ELA dan EDO, saat bermain aku sangat suka memanjat pohon jambu didepan rumah ku, dan ada satu kejadian yang sangat aku ingat saat itu aku sudah pulang TK tapi ayah ku maupun sudarsono tak jua menjemput ku tak sabar aku menunggu aku pulang dengan memberani diri dengan naik ojek didepan sekolah ku, sungguh sangat tidak masuk akal anak sekecil itu bisa punya keberanian yang seperti itu. Semua orang sibuk mencari ku ayah ku mencari ku kemana-mana, om sudarsono dimarahi abis-abisan oleh ibu ku,semua panik dan akhirnya aku pulang dan dipeluk oleh ibu ku, sunguh masa kanak-kanak yang sangat bandel. 
               Selalu aku ingat adalah ketika om darsono menjemput ku pulang sekolah aku selalu menyisakan bekal ku untuknya karna om darsono gemuk dan suka makan yah itulah setitik kebaikan yang aku punya saat kecil dan saat menginjak bangku sekolah taman kanak-kanak yang saat itu nama sekolah ku adalah TK  ISLAM ANANDA CIBUBUR JAKARTA TIMUR.
























                                                                                      
masa kehidupan SD


              Menginjak sekolah dasar aku makin menjadi anak yang pemberontak, aku sendiripun tak tau mengapa saat aku menginjak sekolah dasar aku makin menjadi mungkin karna didikan ibu ku yang terlalu keras. Saat itu aku masih kelas tiga SD, aku bersekolah di SDN cibubur 11, bisa dikatakan itu juga tempat bersekolah anak-anak orang kaya tergolong sekolah elite. Ayuk ibu pengasuh ku selalu menjemput dan mengantarku bersekolah dengan menggendong ku atau kami berjalan kaki bersama, ayuk mengasuh ku dengan penuh kasih sayang walapun kadang aku sering marah-marah dan gag sopan dengannya. Bisa dimaklumi saat itu aku memang anak yang sangat labil, Saat itu aku sekolah tak jauh dari rumah ku hanya diujung gang pertama masuk rumah ku maka dengan bersepeda atau dianter dengar motor aku sekolah, tapi lebih sering pergi jalan kaki bersama ela dan edo sahabat ku saat itu. Saat menjalani sekolah SD aku cukup mempunyai prestasi disekolah baru ku aku selalu mendapat rengking dikelas ku rangking 1 dan rangking 2 itulah hasil belajarku dibalik kenakalan-kenakalan yang aku punya saat itu, bahkan kala itu aku sering berantem dan ribut dengan teman laki-laki ku disekolah dan pulang sekolah dengan baju kotor ku. Sungguh bandel saat aku menginjak sekolah dasar ku, saat itu ibu ku sayang pada ku tapi ia sering marah akibat kenakalan ku. kehidupan berjalan semestinya dan kami hidup serba kecukupan karna pekerjaan ayah ku yang cukup menjanjikan rumah kami ramai karna disamping dan belakang rumah adalah kantor dan pabrik gament kecil-kecilan milik ayah ku begitu juga dengan kenakalan-kenalan ku terus berjalan seperti diam-diam menyelinap pergi bermain tanpa sepengetahuan ibu ku, bermain dengan kedua sahabat ku ela dan edo dengan sepeda tapi jauh, memanjat pohon jambu,pergi bolos dari mengaji dan lain sebagainya, Yah itulah kenakalan masa kanak-kanak ku.

                  kehidupan terus berjalan dan sampai pada suatu konflik dan kejadian yang benar-benar membuat keluarga ku tidak memiliki finansial yang seperti biasanya, saat itu aku menginjak kelas tiga SD entah apa masalahnya usaha ayah ku mendapat kendala besar, ayah ku pun ribut besar dengan keluarga ibu ku termasuk nenek ku itu yang memang ketus sekali jika berbicara dengan ayah ku, ditambah lagi saat itu adalah krisis moneter pada tahun 1998. sampai semua barang dipabrik ayah ku dijual dan dilelangkan dan uang itu dibuat bekal dimana kami semua akan pulang kampung, hanya itu yang aku tau karna saat itu aku masih kecil sehingga aku tak tau kenapa pastinya keluargaku menjadi seperti itu.
       
                       Saat itu ayah terlebih dahulu menganta adik dan ibu ku untuk dibawa kekampung halaman ayah ku di surabaya dimana itu adalah rumah dari nenek ku. sedangkan aku ditinggal oleh ayah ku dijakarta hanya bersama ayuk sang pengasuh ku hingga akhirnya ayah ku datang untuk menjemput ku dan ayuk juga untuk mengurus surat kepindahan ku kasana. Hampir dua minggu akhirnya ayah sampai kembali di jakarta, ayah menjual semua inventaris konveksi yang sudah gulung tikar itu, ayah juga mengurus surat pindahan ku di sekolah karna aku akan pindah kesurabaya sedih sekali aku saat itu, tapi  ayah menjemput kami lagi untuk di bawa ke surabaya dan ayuk pulang ka madura karna kelurga kami sudah tak mampu kembali menggaji ayuk ekomoni kelurga kami sudah tidak seperti dulu. Saat itu perasaan ku sangat sedih saat aku mulai akan berangkat kesurabaya, Sasaat ku kembali melihat halaman luas rumah ku yang akan ku tinggalkan mungkin untuk selama-lamanya, sambil membawa tas koper yang berisi baju-baju ku dan sesaat ku akan mulai masuk kedalam taksi ku sempat meneteskan air mata saat ku naik kedalam taksi dan melihat rumah ku yang akan ku tinggalkan, sungguh banyak kenangan di rumah itu aku menangis terisak saat taksi yang kami tumpangi mulai berjalan perlahan meninggalkan tempat tinggal kami itu, dari dalam taksi aku melambaikan tangan untuk terakhir kalinya untuk sahabat sepermainan ku ela dan edo juga jon. Sungguh aku benar-benar sedih meninggalkan mereka, aku melambaikan tangan ku dan membuka jendela taksi yang aku tumpangi sambil menangis ku katakan ela,edo,jon tungguin  eneng pasti dateng lagi ... tangis ku makin menjadi dan ayah ku menenangkan ku.

       Sudah sampai disurabaya kami disana tinggal dirumah nenek ku yaitu ibu dari ayah ku, akhirnya ayah ku beralih usaha baru ke surabaya kota dimana ayah kecil tinggal dan disana rumah nenek ku tinggal sepeninggal kakek ku yang dimadiun. Disana aku dimasukkan SD negri 2 kedungbendo tanggulangin sidoarjo jatim, kami tinggal bersama nenek kami selama beberapa bulan dan kemudian kami menyewa sebuah rumah tak jauh dari rumah nenek ku disana ayah membuka usaha baru untuk membuat tas dan dompet wanita dan pria. Saat itu aku sudah mempunyai dua orang adik ku tio dan lana yang masih kecil-kecil karna kali ini kami sudah tidak pengasuh yang mengasuh kami maka ibu sendiri dan ayah ku yang langsung mengurus kami kadang aku membantu ibu dikala ibu ku sibuk membuat dompet aku menjaga adik ku lana yang saat itu masih kecil. Disana aku mempunyai status sebagai anak pindahan yang agak sedikit beda dengan anak-anak sana asli maka ada pula yang suka dan tidak suka akan kedatangan ku ke desa itu ataupun sekolah baru ku itu. Aku cukup banyak yang mengirikan apa yang aku punya yahhh mungkin itu karna aku pindahan dari kota besar jakarta maka mereka semua ada rasa iri pada ku, namun tak sedikit pula yang senang berteman dengan ku dikala disekolah aku selalu menjadi perhatian karna bahasa ku yang paling beda dengan mereka semua yang berbahasa jawa sedangkan aku menggunakan bahasa indonesia.

Disekolah baru ku itulah aku meneruskan pendidikan sekolah dasar ku dengan penuh warna yang indah. Saat itu aku mempunyai sahabat yang sangat dekat ia bernama winda yang sampai saat inipun kami masih bersahabat dekat, persahabatan kami sudah seperti saudara sendiri aku sering menginapap dirumahnya jika hari saptu atau hari libur sekolah begitu juga dengan winda, winda mempunyai kakak bernama windi yang juga baik dengan ku dan sudah menganggap aku sebagai adiknya sendiri. Saat itu kami berteman baik kemapun kami bertiga sungguh sangat menyenangkan saat-saat itu walau kadang kamipun ada sedikit pertengkaran kecil yahhhh... itu maklum lah karna kami hanya anak manusia biasa yang luput dari salah.




ketika study SMP

                    Waktu sangat tak terrasa pergerakannya sehingga tak terasa sudah aku menyelesaikan study sekolah dasar ku di SD KEDUNGBENDO 2 itu yag kemudian aku teruskan di SMPN NEGRI 2 PORONG yang berhasil masuk karna aku lulus seleksi masuk smp negri disana. Masa-masa pubertas ku berjalan disana saat itu aku masuk kelas 1A yang tergolong kelas unggulan disekolah ku, hari-hari berjalan seiring jalannya juga study ku disana disekolah baru ku aku mengikuti ektrakulikuler basket ball karna aku suka dan itu hobby kusetiap tiga hari seminggu aku latihan disekolah bersama club basket sekolah kami yang sering menyebut dengan tim SPENDAP. Hampir semua kompetisi basket di kota itu diikuti oleh tim ku dan kawan-kawan ku di dalam tim aku memegang posisi sebagai point guart kanan yaitu tim pencetak poin sebelah kanan lapangan aku punya teman seposisi ku saat itu ia bernama nyoman dia gadis bali dan dia patner ku saat dilapangan kami sama-sama memegang posisi point guart tapi nyoman di sebelah kiri dengan kerja sama yang baik aku dan nyoman berjuang terus mencetak angka dilapangan saat kami sedang pertandingan. Yahhhhh... itulah sekilas kegiatan favorit ku saat aku menginjak bangku SMP yang sangat menyenangkan. Saat SMP pula kehidupan keluarga ku sangat meyenangkan kami tinggal dirumah kontrakan yang cukup besar dengan keluarga kecil didalamnya. Usaha ayah ku juga semakin lama mulai maju kembali seiring berjalannya waktu dan perjalanan ayah ku untuk kembali merintis bisnisnya.

                   Sewaktu masa-masa SMP kenakalan ku saat-saat kecil masih ikut terbawa, masa pendidikan smp aku sering sekali berkelahi dengan teman ku entah kepribadian apa yang ku miliki ini dari kecil aku serinh sekaliberkelahi dengan teman ku, seolah aku tak bisa manahan emosi ku disaat aku kesal atau di nakali oleh teman ku baik itu teman laki-laki ku ataupun teman wanita ku. bila di ingat-ingat sudah tak tethitung aku berkelahi dimasa smp itu yag paling ku ingat aku berkelahi denga teman sekelas ku dia laki-laki namun badannya lebih kecil dari ku entah saat itu apa masalahnya aku berkelahir dengannya walaupun aku wanita aku sama sekali tidak takut olehnya. Bahkan sampai kami sama-sam berdarah-darah tapi saat itu masih sangat ku ingat akulah yang memenangkan pertarungan itu, nizam menangis walaupun dia laki-laki dia mengadukanku ke pamannya yang seorang wakil kepala sekolah di tempat kami sekolah. Saat itu kami sidang di ruang BP atau ruang badan pengaman sekolah dan aku di skors 3hari. Lalu aku ingat sekali aku punya teman sekelas ku ia namanya indah dan ratna saat itu aku sering sekali menjahilinya entah apa yang sebenarnya aku lakukan tapi anehnya tak pernah sekalipun indah dan ratna membalas kelakuan ku padanya, sering sekali aku jahil seperti manumpahkan es yang ku minum di bajunya,menaruh permen karet di tempat duduknya, mendorongnya sampai jatuh, membuang makanannya, menjatuhkan minumannya, melemparnya dengan bola,kertas dan kerikil kecil saat itu ada saja yang kulakukan untuk menjahilinya dan kalo dipikir-pikir sekarang uffffff betapa nakalnya aku dulu, Ckckckckck aku sendiri tak paham dengan semua kelakuan ku itu Bila saat ini di pikir-pikir kembali sungguh nakal sekali aku saat itu.

                Kehadiran ku disekolah ataupun di kalangan teman-teman tidak bisa dibilang biasa, emhhhhhh maksudnya aku selalu dinanti entah itu disekolah,di latian basket,diperkumpul-kumpulan sehingga sangat menarik sekali. Bahkan aku sangat bangga aku dikenal,selalu mempunyai banyak teman dan hidup sosial lu selalu menyenangkan aku tak pernah merasa kesepian dan tak dianggap oleh orang-orang di sekitar ku, bahkan semua menyayangi ku. saat aku menginjak SMP itu saat-saatnya aku beranjak menjadi gadis remaja aku mempunyai kakak sepupu yang sangat sayang pada ku mereka kadang sering terlalu melindungi sehingga cow-cow yang hendak berkenalan dengan ku segan. Yahhhhh nama kakak ku ian dan davit kami sudah seperti saudara kandung kami sering bercanda bertiga,pergi keluar,bahkan teman-teman mereka banyak yang menjadi teman ku. kedua orang tua kakak sepupu ku itu di berdomisili di ambon dan mereka tinggal bersama nenek dan aku sering manginap di rumah nenek jika hari libur jika hari biasa juga sering juga. Yah kami sangat dekat aku sering juga bertengkar dengan nya tapi nenti baikan lagi dan teman-taman sekolah ku banyak yang menyukai kakak ku. dikehidupan keluarga aku juga terkenal sebagai gadis yang supel dalam keluarga nenen ku yang dari ayah mempunyai 18 cucu. Waooooooo.... biassa dibayangkan donk bagaimana ramainya bila hari lebaran tiba kami kumpul di rumah nenek dan berkangen-kangenan sesama saudara. Di desa itu kelurga kami juga cukup dipandang oleh masyarakat jadi tak ada yang tak mengenal kami.

              Di kehidupan keluarga aku kadang suka memberontak yah akupun tak kenapa? Mungkin sudah sifat bawaanku dan didikan ibu ku yang kadang terlalu keras dengan ku. yahhhh seperti yang aku katakan ibu ku kadang keras mendidik ku, jadi terbentuklah sifat jelek ku ini. Aku sangat menyayangi keluarga ku aku sayang dengan adik-adi ku tio dan lana namun kami juga sering bertengkar walau dikarnakan hal-hal yang sepele.  Kenalkalan ku yang seperti itu terus terjadi sampai aku dinyatakan lulus dari smp dari sekolah SMP ku itu, nah aku punya satu cerita yang cukup membuat ku sedih sampai hari ini. Minggu pagi yang cerah seperti biasa aku latihan basket di lapangan sekolah ku dan mungkin saat itu apes sedang bersemayam di hari ku saat pemanasan sebellum latihan basket kaki ku terkilir yang cukup membuat fatal bagi ku hingga kini karna saat itu mata kaki ku bergeser yang ku rasa saat itu sakit sekali, sakittt sekali sampai aku terpingsan-pingsan olehnya dan semenjak cidera itu aku tidak bisa lagi bermain basket sebebas dulu karna semenjak kaki ku terkilir saat itu kaki ku sudah tiak stabil bila di buat berlari dan tidak bisa terhentak, bila terhentak atau dipaksakan tenaganya untuk banyak berlari kaki ku rasanya sakit sekali bahkan sampai saat ini. Hal itu membuat ku sedih karna aku tidak bisa lagi bermain basket seperti dulu, walapun aku basket aku hanya sedikit-sedikit saja. Sedih sekali rasanya karna aku sangat mencintai olahraga itu, mungkin itu teguran atas semua kenakalan ku saat itu. Sedih rasanya aku tak lagi bisa bermain basket dengan bebas seperti dulu bahkan hingga sampai saat ini aku masih menyesalinya kenapa musti terjadi tapi inilah takdir tuhan yang harus aku terima. Begitulah kehidupan SMP ku sampai aku dinyatakan lulus dengan nilai yang cukup bagus dan aku akan melanjutkan ke SMA yang sudah menjadi impian ku entah akan masuk SMA NEGRI ATAU SMA SWASTA yang sudah aku pikirkan





ketika study SMU
                                                                                      
            Aku sudah memegang ijasah SMP ku ada aku akan segera mendaftar sekolah SMA namun saat itu jika ingin bersekolah di SMA negri harus mengikuti test masuk SMA negri terlebih dahulu. Akupun pergi mendaftar ddengan berdua winda sahabat ku itu kami pergi ke pendaftaran SMA pusat yang sudah banyak sekali orag yang mengantri disana. Kamipun ikut mengantri nomer ujian yang akan di jalani besok, keesokn harinya aku pergi ujian namun ada satu kebodohan yang aku lakukan karna aku terlalu sombong dengan nilai SMP ku yang bagus pada saat aku akan ujian masuk SMA negri aku lupa diri sehingga aku malas belajarnya sehingga pada saat ujian aku blank dan alhasil aku tida lulus ujian masuk SMA negri saat itu begitu juga dengan winda sahabat ku itu. Namun pada saat pengumuman gelombang dua ternyata nama ku tercantum sedangkan aku sudah terlanjur mendaftar pada SMA swasta yang bisa dibilang sma favorit juga disana yah aku berfikir status tidak begitu penting yang penting kualitas dan akhirnya aku sekolah di SMA KEMALA BHAYANGKARI 3.

Kenakalan demi kenalan itu berlanjut hingga aku bersekolah di sekolah menengah umum. Saat itu aku bersekolah di SMA kemala bhayangkari 3 sidoarjo sekolah berstatus swasta disamakan dan terikditasi A aku memilih sekolah itu ketika aku dinyatakan tidak diterima di sekolah favorit pilihan ku, tetapi saat itu aku diterima di sma ngri pilihan kedua namun sayangnya ak lebih memilih bersekolah ditempat ku itu dari pada sma negri yang menerima ku saat itu karna dari semuanya masih lebih bagus dari sma itu. Sekolah itu termasuk sekolah favorit bila dikalangan smu-smu swasta lainnya denag fasilitas dan banguna yang bagus sma kemala bhayangkari bernaung di bawah yayasan kemala bhayangkari yang masih milik polri.




            Saat ospek aku biasa biasa saja, tak ada yang mengerjaiku saat itu dan aku masuk kelas 7E yang masuk siang saat itu akubelom mengenal teman-teman walaupun sebagian sudah kukenal saat smp. Saat smu kelas satu sifat dan watak ku yang keras sudah mulai dikenal oleh teman-teman ku seiring berjalannya waktu dan seperti kebiasaan buruk ku yang tak bisa menahan emosi bila aku marah sat menginjak kelas satupun walau masih terbilang aku masih anak baru aku sudah berkelahi dengan ketua kelas ku yang saat itu teman perempuan ku satu kelas dengan ku yang sangat cerewet dan aku tak menyukainya. Lagi-lagi aku bertengkar dengan orang yang tak kusukai, saat itu dia sok mengatur saat dikelas dan saat itu aku sedang bediri bercanda dengan teman ku yang bernama heppi saat itu heppi buang sampah sembarangan dan mengenai kaki suhartatik itulah nama ketua kelas kami itu, tiba-tiba teman perempuan ku itu memarah-marahi aku dan memukulku dengan jurnal kedatangan yang cukup tebal sontak akupun naik pitam karna jelas bukan aku yang buang sampah sembarangan itu, dan karna ia sudah memukulku tepat di muka ku langsung bogem mentah ku mendarat dimuka mulusnya itu dan ia menjambak rambut ku lalu ku bogem lagi wajahnya dan seketika dia terjatuh dan langsung aku naiki badannya yang terjatuh itu dan memukulinya dengan berkali-kali karna ia menjambak rambut ku aku pun menang karna ia sudah berdarah-darah sedangkan aku segera di gendong oleh dua teman laki-laki yang mencoba melerai ku, mereka menggendong ku hingga keluar kelas sampai di depan toilet yang agak cukup jauh dari kelas ku tadi. Heppi dan angga adalah teman baik ku yang meleraiku tadi mencoba menenangkan ku karna mereka takut aku kenak hukum dan aku terdasadar lalu aku mengatur nafas dan mencoba tenang dan merapikan bajuku.

            Bel istirahat sudah habis menandakan kami akan masuk kelas selanjutnya ku lihat suhartatik sedang menangis dibangkunya dan ketika ia masuk ia tak berani menatap ku untung saja ia tak mengadukan ku pada guru ku dan sejak kejadian itu anak-anak perempuan yang lain dikelas ku lebih memilih tidak mencari masalah dengan ku, suhartatikpun tak berani lagi cari masalah denngan ku. pertengkaran ku dengan suhartatikpun menjadi awal kenakalan ku saat itu yang dilanjutkan kejadian serupa sampai-sampai aku mempunyai teman yang sama-sama pemberani disana namanya reni,lusi dan tias lalu kami terkenal nakal di SMA dan murid-murid lain lebih memilih tidak berurusan dengan kami.

            Pada saat menginjak kelas dua SMA aku makin menjadi, tiap malam aku menyelinap pergi dari rumah lewat cendela kamar ku lalu aku pergi bersama teman-teman ku entah itu liat konser musik ataupun hanya sekedar kkumpul-kumpul saja, pergaulan ku kebanyakan dari anak-anak aliran punk,grunge,rock n rool yahhhhh seperti layaknya anak yang puber yang masih suka hura-hura akupun terkenal manjadi cewek punk. Yahhhhh status itu saat itu termasuk keren la dikalangan teman-teman ku karna aku banyak mempunyai teman anak-anak band yang notabenya keren-keren. Ihihihihihihihihihih ^<^ saat masa SMA sungguh sangat berkenang bagi ku pantas saja ada kata-kata yang mengatakan bahwa hidup akan dimulai di masa SMA. Orang tua ku juga saat itu selalu memberikan apa yang ku minta selagi mereka mampu sungguh sangat berkesan masa-masa itu yang pasti akan ku rindukan.

            Dengan pergaulan ku yang seperti itu namun aku tak pernah melalaikan sekolahku, aku masih bisa bertahan menjadi sepuluh besar dikelas ku dan guru-guru pun menyukai ku karna aku ramah dengan mereka ada aku berani dan tidak pemalu maka guru-guru banyak yang akrap pada ku terutama guru BK atau badan keamaanan sekolah ku namanya buk Anik dan buk Ifa mereka tau kenalan ku namun mereka mengerti aku, aku tak pernah cari masalah walau aku nakal. Aku mendapat image nakal itu bukan karna aku urakan tapi aku sering tidak bisa mengendalikan emosiku bila ada yang mengusik ku maka guru-guru ku di sekolah tidak mencap ku jelek. Dari SD sampai SMA masih bersahabat dengan winda bahkan kata orang-orang aku hampir di bilang kembar karna yahhhhh mungkin karna aku dan dia berteman terlalu lama sampai-sampai wajah kami mirip sampai-sampai guru-guru dan tetangga kami biasanya salah memanggil aku dan dia bahkan pacar kamipun sering tertipu.

            Meginjak kelas dua SMA aku masuk kelas IPA namun aku benci fisika dan kimia yang terlalu rumit bagi ku akhirnya aku meminta pindah kelas IPS namun guru-guru agag keberatan ngasihnya beliau semua bilang “banyak anak yang ingin masuk kelas IPA ehhhhh kamu kok malah merengek pindah di kelas IPA sihh”. Akhirnya setelah aku beri penjelasan yang cukup panjang lebar dapat juga aku pinda kelas menjadi IPS tepatnya saat itu aku di taruh dikelas IPS 3 sedangankan winda sahabat ku winda kelas IPS 1 kelas kami bersebelahan dan kami selah berangkat sekolah bersama. Sampai kadang saat kami bercanda sudah bosan bersama dari kecil. Waktu kelas dua SMA ya kehidupan ku masih tetep seperti itu namun saat kelas dua aku sering bolos sekolah karna telat. Dari pada telat dan dihukum lebih baik aku tidak masuk karna guru dan sekolah ku sangat ketat sekali jika hukuman-hukuman seperti itu di tambah lagi ada yang namanya guru kepribadian kami namanya pak Samiono sampai-sampai ia sudah malas melihat aku dihukum sering berkata “kamu lagi kamu lagi, apa kamu gag bosan dihukum saya saja yang hukum kamu bosan lihat kamu”. Aku hanya bisa menundukan kepala sambil menahan tanya dalam hati aku berkata “baru telat 5-10 menit saja dan memakai sepatu putih dan berwarna saja marah-marah” yah begitulah sekolah ku yang penuh dengan kedisplinan bila berangkat sekolah dilarang telat semenitpun, bila memakai sepatu dilarang ada warna lain selain wana hitam dan bila saat pelajaran dilarang berkeliaran diluar apalagi dikantin. Yahhhhhhhh... namanya saja aku pada saat itu sering sekali melakukan penggaran seperti itu sampai-sampai pak Samiono malas dengan ku namun hanya itu kenakalan ku tetapi bila sudah masuk kelas dan masalah pekerjaan kelompok atau pekerjaan rumah aku tidak pernah lalai maka dibidang akademik ku tidak terpengaruh dengan kelakuan aku yang seperti itu jadi aku tidak memalukan kedua orang tua ku bila sedang mengambil rapot tiap naik kelas atau naik semester, mungkin ibunda dan ayahanda ku hanya kena tegur karna kelakuan ku yang suak bikin onar di luar akademik ku. aku sih biasa saja karna kenalan ku yang itu masih dibilang masih wajar dikalangan anak SMA yang sedang mencari jati diri hahahahahahha ^__^. Disekolah ku mewajibkan siswa dan siswinya bila berenang jadi setiap seminggu sekali kami ada ektrakulikuler berenang nahhhhhh saatnya bersenangg-senang dengan kawan bila sudah waktunya ekskul itu karna kami bisa jalan baareng kawan-kawan saat itu. Senang sekali pada waktu meginjak sekolah SMA memang saat-saat paling indah aku juga pada saat itu banyak mempunyai sahabat baru seperti reni,lusi,ica,ebing,yuss,tomi yang hingga saat ini aku juga masih bersahabat dengan mereka.

            Tak terasa sudah menginjak kelas tiga saja padahal perasaan baru saja aku menginjak kelas satu mungkin karna terlalu asiknya saat-saat itu sampai tidak terasa bila waktu terus berjalan dan pada waktu kelas tiga SMA kami malah makin nakal tapi ya nakal diluar akademik yahhhhhh.... sering menggoda guru favorit ku yang bernama pak Anam tepatnya guru ekomoni kami, kami snagat senang bila saatnya pelajaran pak Anam karna beliau sangat berjiwa muda dan cara belajar beliau sangat asik dan beliau tau caranya menghadapi murid-murid seperti kami. Saat ujianpun tiba takkut sekali kami semua saat itu karna kami semua ingin lulus puncak dari perjalan smu kami akan berakhir disini dan tiga hari yang menegangkanpun telah telewati sambil menunggu hasil ujian kami bertaubat bernakal-nakalria kami jadi anak baik-baik sejenak dan kami sepakat bila pengumuman kelulusan tiba kami tepatnya aku,winda,ica,yuss, ebing dan kawan-kawan lain akan tidak dirumah karna pada saat itu kami semua disuruh manunggu di rumah bila ada guru kerumah kami tandannya kami tidak lulus. Setelah sama-sama pergi dihari itu kami sepalkat tidak ada dirumah ehhhhhh alhamdulilha akhirnya kami semua lulus dan keesokan harinya aku dan teman-teman datang kesekolah untuk merayakan kelulusan kami, kami pada saat itu mencoret-coret baju abu-abu putih itu yang melambangkan kami sudah terbebas dari seragam itu dan perjuangan akan kembali dimulai keesokan harinya. Pada saat itu aku memberi tanda tangan ku baju-teman-teman ku begitu juga teman-teman ku sehingga baju kami penuh dengan coretan-coretan kenang-kenangan kami dan sesudah berhappy-happy kami pergi bersepeda motor bersama-sama banyak sekali saat itu sampai-sampai kami dikejar-kejar polisi heheheheheh.... dasar anak SMA.

            Perjalanan relly kami berakhir ditampat yang cukup indah yang kami bisa melihat kota kami dari situ jaraknya kira-kira dua jam dari sekolah kami tempat itu seperti bukit yang bernama pacet yang datarannya agag tinggi dibandingkan tempat kami tingggal disana kami berkumpul dan berfoto-foto dimana besok kami akan memulai kehipan yang baru diluar SMA yang tekah usai kami jalani selama tiga taun ini dengan penuh perjuangan bersama-sama juga kenangan-kenangan yang tidar terlupakan. Sangat sedih rasanya saat itu dan kamipun harus berbesar hati harus menerima keadaan dimana kami harus dipisah-pisahkan kembali dan tidak bertemu lagi setiap harinya bahkan saat itu kami sempat meneteskan air mata bersama-sama karna mulai esok hari kami akan pisah setelah pulng relly itu aku,ica,ebing,adi,tomi dan anggat mampir kerumah ica untuk sekedar tidak ingin kami segera terpisahkan kami bercanda-canda dan sama-sama merenungkan saat-saat kami .

            Tiga hari setelah relly itu kami ada acara wisuda kami disekolah kami sungguh saat itu semua bercampur antara haru,senang,sedih semuanya bercampur menjadi satu, saat sesi-sesi acara dilakukan dan dibacakan aku sempat meneteskan air mata dimana aku besok akan tidak sama-sama lagi dengan teman-teman yang sudah terbiasa bersama seakan-akan kami semua akan teripisahkan yahhhh walaupun besok masih bisa bertemu lagi dirumah tapikan rasanya lain saja bila sudah tidak lagi kalani hari-hari seperti biasa lagi kaena masa-masa itu adalah masa-masa yang paling indah bahkan kami berkami bila saat-saat itu akan diulang lagi kami semua akan jadi anak baik-baik semua dan kami akam saling menyayangi satu sama lain. Yahhhhh tapi waktu terus berjalan mulai besok perjuangan akan dimulai kembali dan inilah akhir masa-masi SMA yang yang sangat menakjubkan dan dan tak akan terulang kembali.
















saat mulai mengenal lawan jenis

            Saat mulai mengenal lawan jenis bisa dikatakan saat SD kelas 6 aku pernah suka dengan teman sekelas ku yahhhh entah apa itu yang terjadi rasanya aku selalu perhatikan dia disaat-saat kelas barlangsung tapi yang namanya anak kecil mungkin hanya bisa seperti itu,dan setalah itu yahhh semua berjalan biasa saja karna aku hanya mengaguminya karna ia adalah ketua kelas ku saat kelas 6 sd dan ia termasuk siswa yang pintar dikelas kami.

 Yang kedua aku suka denga lawan jenis adalah ketika aku menginjak kelas tiga SMP saat itu aku tertarik dengan cowok kelas seberang yang bernama Tio dia satu tim basket dengan ku dan kami sangnat akrap namun sayang sekali Tio sudah punya pacar saat itu jadi aku hanya memendam rasa itu pada saat itu aku masih belum berani untuk berpacaran seperti kawan-kawan ku yang lainnya yang aku bisa saat itu yah hanya bisa berbicara dalam hati saja sendiri kalo aku suka dia namun sialnya dia malah curhat tentang pacarnya itu dengan ku. sungguh saat itu aku sakit hati namun aku tak apalah karna memang ini yang terjadi toh aku bisa juga dekat dengannya karna kami satu tim basket dan sering bersama.

Yang ketiga saat aku tertarik dengan lawan jenis adalah ketika aku mulai ingin melupakan Tio dan aku mulai suka dengan  kakak kelas ku saat SMP namanya Dian dia juga satu tim basket dengan ku dan dia merupakan anggota skettebord di sekolah ku yang notabennya pemain skate itu keren yahhh maklumlah dilakangan anak SMP itu sudah keren tapi lagi-lagi Dian ternyata tidak suka dengan ku melainkan Dian suka dengan teman ku di sekolah lain dan cerita cinta monyet ku tidak berhasil lagi. Walaupun sedih saat itu tapi kehidupan cinta ku tidak berakhir disana karna aku adalah gadis yang ceria lalu ku lalui hari ku denga penuh kecerian dengan teman-teman ku walau saat itu dihati kecil akumerasakan sedikit iri dengan kawan-kawan sebaya ku yang sudah punya pasangan dan sering pergi malam minguan dengan pasangnya yahhhhh walau masih cinta monyet namun rasa ku ke Dian tidak hilang begitu saja karna slah satunya aku bisa masuk di SMA KEMALA BHAYANGKARI 3 itu adalah disana tempat Dian meneruskan SMAnya dan pada saat itu aku tidak ketemima di SMA tujuan ku yahhhh jadi bisa deh aku masuk di SMA itu, nahhhhh cerita cinta ku dengan ikut sekolah ditempat itu tidak berakhir dengan mulus karna saat itu Dian juga masih tidk ada respon pada ku namun saat aku menginjak kelas dua SMU aku akhirnya dia suka juga dengan ku namun sayang sekali Dian aku sudah terlanjur melupakan mu karna dua tahun aku mengejarmu bukan waktu yang sebentar dan disaat aku sudah melupakan dia ternyata dia mulai ada respon dan rasanya padaku berakhir dengan penyesalannya. Yang hingga saat ini aku masih ucapkan maaf yang sebesar-besarnya buat Dian karna aku sempat mempermainkannya saat itu aku sampat menerima cinta dia saat dia menyatakan cintanya yang pada saat itu aku sudah tidak suka lagi dengannya. Atas dasar balas dendam ku, saat itu aku menerima dia yang pada hal saat itu aku sudah memili pacar yang alhasil aku menerima Dian hanya untuk balas dendam karna aku dulu sama sekali tidak digubris sama sekali bahkan aku dicuekin dan dia malah asik dengan para cewek-cewek lain dan tidak menghiraukan perasaan ku. dengan kesematan itu aku balas dendam.... maaf sekali diannnn...

Yang keempat inilah merupakan pacar pertama ku saat ku menginjak remaja, saat itu kakak ku Ian dan Davit mempunyai banyak teman yang sangat sering dibawa kerumah nahhh dari salah satu temannya itu ada yang suka curi-curi pandang dengan ku dia bernama Arik yang merupakan teman yang sekaligus sahabat dari kakak ku Ian tapi karena kedua kakak ku itu tidak boleh ada temannya yang menyukai ku maka kami backstreet darinya alis pacaran diam-diam yang tidak berakhir lama karna akhirnya aku putus dengannya karena apa???? Karena aku ternyata masih ada hubungan persaudaraan ku dengannya yang aku tidak tidak tau tapi dia suadah tau akhirnya aku putus dengannya.

Yang kelima setelah aku putus dari Arik aku lama tidak menjalani kehidupan cinta, namun saat itu aku punya teman dekat laki-laki dan kami se



cerita rakyat Surabaya

Setidaknya ada tiga keterangan tentang muasal nama Surabaya. Keterangan pertama menyebutkan, nama Surabaya awalnya adalah Churabaya, desa tempat menyeberang di tepian Sungai Brantas. Hal itu tercantum dalam prasasti Trowulan I tahun 1358 Masehi. Nama Surabaya juga tercantum dalam Pujasastra Negara Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca. Dalam tulisan itu Surabaya (Surabhaya) tercantum dalam pujasastra tentang perjalanan pesiar pada tahun 1365 yang dilakukan Hayam Wuruk, Raja Majapahit.
Namun Surabaya sendiri diyakini oleh para ahli telah ada pada tahun-tahun sebelum prasasti-prasasti tersebut dibuat. Seorang peneliti Belanda, GH Von Faber dalam karyanya En Werd Een Stad Geboren (Telah Lahir Sebuah Kota) membuat hipotesis, Surabaya didirikan Raja Kertanegara tahun 1275, sebagai pemukiman baru bagi para prajuritnya yang telah berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan tahun 1270 M.
Versi berikutnya, nama Surabaya berkait erat dengan cerita tentang perkelahian hidup dan mati antara Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Konon, setelah mengalahkan tentara Tartar (Mongol), Raden Wijaya yang merupakan raja pertama Majapahit, mendirikan kraton di Ujung Galuh, sekarang kawasan pelabuhan Tanjung Perak, dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah itu. Lama-lama Jayengrono makin kuat dan mandiri karena menguasai ilmu Buaya, sehingga mengancam kedaulatan Majapahit.
Untuk menaklukkan Jayengrono, diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura. Adu kesaktian dilakukan di pinggir Sungai Kalimas dekat Paneleh. Perkelahian adu kesaktian itu berlangsung tujuh hari tujuh malam dan berakhir tragis, keduanya meninggal kehabisan tenaga.
Dalam versi lainnya lagi, kata Surabaya muncul dari mitos pertempuran antara ikan Suro (Sura) dan Boyo (Baya atau Buaya), perlambang perjuangan antara darat dan laut. Penggambaran pertarungan itu terdapat dalam monumen suro dan boyo yang ada dekat kebun binatang di Jalan Setail Surabaya
Versi terakhir, dikeluarkan pada tahun 1975, ketika Walikota Subaya Soeparno menetapkan tanggal 31 Mei 1293 sebagai hari jadi Kota Surabaya. Ini berarti pada tahun 2005 Surabaya sudah berusia 712 tahun. Penetapan itu berdasar kesepakatan sekelompok sejarawan yang dibentuk pemerintah kota bahwa nama Surabaya berasal dari kata sura ing bhaya yang berarti keberanian menghadapi bahaya.
Dahulu lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu Sura dengan Buaya. Meraka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat,sama-sama tangkas,sama-sama cerdik,sama-sama ganas,dan sama-sama rakus.Sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah Akhirnya mereka mengadakan kesepakatan.
“Aku bosan terus-menerus berkelahi.Buaya.” kat ikan Sura.
“Aku juga Sura.Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?”Tanya Buaya.
Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghentikan perkelahiannya dengan Buaya segera menerangkan.
“Untuk mencegah perkelahian di antara kita. Sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua.Aku berkuasa sepenuknya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedsangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan .Sebangian batas antara daratan dan air,kita tentukan batasnya,yaitu tempat yang dicapai oleh laut pada waktu pasang surut!”
“Baik,aku setuju gagasanmu itu!”kata Buaya.
Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan,maka tidak ada perkelahian lagi antara Sura dan Baya.Keduanya telah sepakat untuk menghormati wikayah masing-masing

Tetapi pada suatu hari, ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini di lakukan dengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini tidak ketahuan. Tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan ikan Hiu Sura ini. Tentu saja Buaya sangat marah melihat ikan Hiu Sura melanggar janjinya.
“Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakat berdua? Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?” tanya Buaya.
Ikan Hiu Sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja.
“aku melanggar kesepakatan? Bukankan sungai ini berair. Bukankan aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa di air? Nah?sungai ini ’kan ada airnya , jadi juga termasuk daerah kekuasaanku,”kata Ikan Hiu Sura.
“Apa?Sungai itu ‘kan tempatnya di darat,sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut,berarti sungai ini adalah daerah kekuasaanku!”Buaya ngotot.
“Tidak bisa. Aku’kan tidak pernah bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai,”jawab Ikan Hiu Sura
“kau sengja mencari gara-gara, Sura?”
“tidak!kukira alasanmu cukup kuat dan aku memang di pihak yang benar!” kata Sura.
“Kau sengaja mengakaliku Aku tidak sebodoh yang ku kira!” kata Buaya mulai marah.
“Aku tak pedili kau bodoh atau pintar,yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!”Sura tetap tak mau kalah.
“kalau begitu kamu memang bermaksud membohongiku?dengan demikian perjanjian kita batal! siapa yang memiliki kekuasaan yang paling hebat,dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!” kata Buaya.
“Berkelahi lagi, ayo siapa takuuut!” tantang Sura dengan pongahnya.
Pertarungan sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi.Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat.Saling menerjang dan menggigit,saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap,air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang di keluar dari luka-luka kedua binatang itu.Merekaterus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali.

Dalam pertarungan dahsyat ini,Buaya mendapat gigitan Ikan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan.Selanjutnya,ekornya itu terpaksa selalu membelok ke kiri.Sementara ikan Sura juga tergigit ekornya hingga hamper putus lalu Ikan Sura kembali ke lautan.Buaya puas telah dapat pertahanan kan daerahnya.
Pertarungan antara Ikan hiu yang bernama sura dengan buaya ini sangat berkesan dihati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambing Kota Madya Surabaya yaitu gambar Ikan Sura dan Buaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar