● management
jurnalistik
Bidang studi Jurnalistik mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan dunia kewartawanan termasuk di dalamnya adalah
pengelolaan dan pendayagunaan media massa
baik cetak maupun elektronik.
Reformasi membawa dampak terhadap perkembangan
media nasional. Era keterbukaan memberi peluang bagi menjamurnya media baik
cetak, elektronik maupun interaktif. Penambahan jumlah media membutuhkan tenaga
- tenaga profesional di bidang Jurnalistik baik sebagai wartawan, maupun
pengelola industri media.
Selain itu dapat juga mempraktekkan
kemampuan berwirausaha di bidang komunikasi, kantor berita, ataupun menjadi
pengajar dan peneliti di bidang jurnalistik.
Bidang Studi Jurnalistik lebih menekankan pada
berbagai aspek yang meliputi perkembangan, proses, dampak, dan pengelolaan
serta pendayagunaan media massa baik yang
berbentuk media cetak (surat
kabar, majalah), media auditif, maupun media audio visual (TV/Radio).
Pengetahuan dan keterampilan yang diberikan di bidang ini tidak saja menyangkut
aspek-aspek teoritis, akan tetapi menyangkut pula aspek teknis atau
keterampilan jurnalistik.
Dengan memberikan perhatian pada
aspek ilmu dan teknis jurnalistik tersebut, diharapkan para lulusan bidang
studi jurnalistik mempunyai kemampuan akademis yang profesional di bidangnya.
Dengan demikian para lulusan/sarjana Jurnalistik akan dapat mengaplikasi-kan
ilmunya baik dalam hal produksi (penulisan dan perencanaan), penelitian, dan
pengelolaan media massa
seperti dalam bidang persuratkabaran, radio maupun televisi/film.
Manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (James
A.F Stoner, Management, Prentice/ Hall International, Inc., Englewood Cliffs,
New York, 1982, halaman 8)
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet,
misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, Ricky
W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal; dalam
berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan,bisnis, finansial dan
sebagainya. Dengan kata lain efektif menyangkut
tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya
suatu proses mencapai tujuan tersebut.
Ilmu manajemen merupakan suatu
kumpulan pengetahuan yang disistemisasi, dikumpulkan dan diterima kebenarannya.
Hal ini dibuktikan dengan adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam
setiap penyelesaian masalah dalam manajemen.
Manajemen sebagai ilmu (science) yang
obyektif-rasional, bisa dipelajari oleh siapa pun. Bahkan para ilmuwan dengan
sangat fasih menguraikan teori-teori manajemen yang dikembangkannya. Tetapi
apakah mereka mampu menerapkan dalam lingkup organisasi terkecil, minimal di
lingkungan kerjanya, itu soal lain. Teori-teori manajemen hanya memberi
sejumlah peluang, atau kemungkinan-kemungkinan, tanpa ada kepastian keberhasilan.
Teori manajemen hanya dapat membimbing kepada prestasi dan hasil yang lebih
baik. Sebagai ilmu, manajemen dengan sangat sistematis merupakan suatu uraian
menyeluruh mengenai konsep-konsep dan langkah-langkah praktis yang siap
implimentasi. Manajemen sebagai ilmu karena manajemen bisa dipelajari seperti
halnya ilmu pengetahuan. Seni karena keragaman. Manajemen sebagai profesi
karena manajemen bias digunakan sebagai batu pijak dan karir.
Selain sebagai ilmu, manajemen juga
dianggap sebagai seni. Hal ini disebabkan oleh kepemiminan memerlukan kharisma,
stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan
antaramanusia yang semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan aga
susah untuk dipelajari. Manajemen sebagai ilmu karena manajemen bisa dipelajari
seperti halnya ilmu pengetahuan. Seni karena keragaman. Manajemen sebagai
profesi karena manajemen bias digunakan sebagai batu pijak dan karir.Luther
Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha
secara sistematis untuk memahai mengapa dan bagaimana manusia berkerjasama
untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi
kemanusiaan.
Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni,
tetapi kombinasi dari keduanya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang tetap,
tetapi dalam prporsi yang bermacam-macam.
Dengan mengandalkan manajemen
sebagai seni (art), sementara seni berhubungan dengan bakat, dan karenanya
bersifat alamiah, maka pengetrapan manajemen hanya mungkin bagi mereka yang
terlahir memang berbakat. Dengan cara pandang ini, teori manajemen hanya
memberikan sejumlah prosedur, atau sebagai pengetahuan yang sulit diterapkan.
Karena proses manajamen ditentukan oleh subyektivitas, atau style. Selain itu
juga, beberapa ahli seperti Follet menganggap manajemen adalah sebuah seni. Hal
ini disebabkan oleh kepemimpinan memerlukan kharisma, stabilitas emosi,
kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang semuanya
itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan sulit dipelajari.
● langkah
management sebelum suatu jurnalistik cetak dan elektronik berjalan
Dalam manajemen terdapat unsur-unsur
atau komponen-komponen yang membuatnya menjadi suatu proses yang berifat
mengatur dan mengontrol, unsur tersebur seperti:
Perencanaan: memutuskan apa yang harus terjadi
di masa depan (hari ini, minggu depan, buland epan, tahun depan, setelah lima tahun, dsb.) dan
membuat rencana untuk dilaksanakan.
Planning adalah kegiatan seorang manajer dalam menyusun
rencana. Menyusun rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki.Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis,
sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah
selanjutnya.
Dalam perencanaan, ada proses seperti 1)
pemilihan atau penetapan tujuan dari organisasi, dan 2) penentuan strategi,
kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, anggaran dan standar yang
dibuthkna untuk mencapai tujuan.
Pengorganisasian: membuat penggunaan maksimal
dari sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana dengan baik.
Organizing berarti menciptakan suatu struktur organisasi
dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan
antarbagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan
keseluruhan struktur tersebut.
Pengorganisasian bertujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu,
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian seperti, 1)penentuan sumberdaya
dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2) perencanaan
dan pengembangan suatu organisasi, 3) penugasan tanggung jawab tertentu, dan 4)
pendelegasian wewenang yang di[perlukan kepada individu untuk melaksanakan
tugas-tugasnya.
Leading/Kepemimpinan dan motivasi: memakai
kemampuan di area ini untuk membuat yang lain mengambil peran dengan efektif
dalam mencapai suatu rencana.
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya
adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh
kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara
efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
Pengendalian: monitoting memantau kemajuan rencana, yang
mungkin membutuhkan perubahan tergantung apa yang terjadi
Controlling adalah proses pengawasan performa perusahaan
untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam
operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi
semakin besar mengevaluasinya. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang
akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan
oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar