Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis
A. PEMAHAMAN
PROSES KOMPOSISI
Proses
komposisi ( composition process ) penyusunan pesan-pesan bisnis dapat
dianalogikan dengan proses penciptaan lagu seperti yang dilakukan oleh seorang
komposer. Begitu halnya dengan proses komposisi untuk pesan-pesan bisnis.
Penyusunan pesan-pesan bisnis meliputi tiga tahap :
1. Perencanaan
Dalam fase perencanaan ( planning
phase ), dipikirkan hal-hal yang cukup mendasar, seperti maksud/tujuan
komunikasi, audiens yang akan menerima pesan, ide pokok (main idea) pesan-pesan
yang akan disampiakan, dan slauran atau media yang akan digunakan untuk
menyampaikan pesan.
2. Pengorganisasian
Organisasi dan komposisi erat
kaitannya dengan penyususnan atau pengaturan kata-kata, kalimat, dan paragraf.
Oleh karena itu perlu diperhatikan bagaimana menggunakan kata-kata, kalimat,
dan paragraf yang sederhana, mudah dipahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh
si penerima pesan.
3. Revisi
Setelah ide-ide dituangkan dalam
kata-kata, kaliamat , maupun paragraf
perhatikan apakah kata-kata, kalimat, dan paragraf tersebut telah diekspresikan
dengan benar. Kalau ternyata belum sesuai, perlu dilakukan pengecekan sekaligus
revisi/perbaikan-perbaikan seperlunya, sehingga apa yang telah direncanakan
sebelumnya dapat dicapaiseefektif mungkin.
B. PENETUAN TUJUAN PESAN BISNIS
Pesan bisnis dapat menciptakan nilai
tambah bagi perusahaan. Pesan-pesanyang di sampaikan kepada pihak lain
hendaknya mampu menjaga danmeningkatkan citra perusahaan. Untuk dapat
menciptakan good will, setiap pesan bisnis hendaknya memiliki tujuan yang
jelas, dapat di ukur, dan tidak bertentangan dengan tujuan organisasi.
Ada tiga tujuan unum komunikasi
bisnis, yaitu :
1. Memberi
informasi (informing)
Tujuan
pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang berkaitan
dengan dunia bisnis kepada pihak lain. Sebagai contoh, seorang pemimpin suatu
perusahaan membutuhkan bebebrapa pegawai baru yang akan di tempatkan sebagai
staf adminitrasi di kantor- kantor cabang yang ada.
2. Membujuk
atau persuasi (persuading)
Tujuan
kedua komunikasi bisnis adalah memberikan persuasi kepada pihak lain agar apa
yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan bener. Hal ini sering
dilakukan, terutama yang berkaitan dengan negosiasi antara seseorang dengan
orang lain dalam bisnis.
3. Melakulakan
kerjasama atau kolaborasi (kolaborating)
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis
adalah melakukan kolaborasi atau kerjasama bisnis antara seseorang dengan orang
lain. Malalui jalinan komunikasi bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah
melakukan kerjasama bisnis, baik dengan perusahaan domestik maupun perusahaan
asing.
C.
ANALISIS AUDIENS
Analisis terhadap audiens sangat perlu dilakukan,
audiens dalam studi komunikasi bisa individu ataupun organisasi. Audiens
biasanya memiliki pemahaman yang berbeda-beda atas pesan yang mereka terima.
a.
Mengembangkan Profil
Audiens
Analisis
terhadap Audiens yang sudah dikenal biasanya relatif lebih mudah dilakukan
tanpa harus melalui penelitian yang rumit. Demikian juga, reaksi atas pesan
yang dikrim kepada orang yang sudah dikenal pada umumnya bisa diperkirakan.
b.
Mengenali penerima
primer
Apabila
penerima terdiri dari beberapa orang, perlu dikenali orang-orang terpenting yang
berpengaruh atau bertindak sebagai pengambil keputusan.
c.
Menetapkan jumlah dan
komposisi audiens
Jumlah
penerima juga memengaruhi pesan bisnis. Menulis pesan bisnis yang ditujukan
hanya kepada satu orang akan berbeda dengan pesan bisnis yang ditujukan kepada
banyak orang.
d. Mengukur
Tingkat Pemahaman Audiens
Apabila
penerima memiliki latar belakang yang sama pengirim , maka pada umumnya mereka
dianggap memiliki p[emahaman yang relatif sama terhadap suatru pesan.
e. Memperkirakan
reaki penerima
Cara
mengorganisasikan pesan sangat tergantung pada reaksi yang diperkirakan akan
dilakukan oleh penerima.
f. Memenuhi
Kebutuhan Informasi Audiens
Pesan
yang baik akan mampu memenuhi semua pertanyaan penerima . Memenuhi kebutuhan
informasi penerima merupakan salah satu kunci sukses pesan bisnis. Ada lima
pedoman yang perlu diperhatikan agar pesan bisnis mampu memenuhi kebutuhan
informasi audiens, yaitu :
1.
Temukan apa yang ingin
diketahui audiens
Tidak semua audiens
pandai mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya.
2.
Antisipasi pertanyaan
yang tidak diungkapkan
Informasi tambahan yang
relevan perlu diberikan untuk mengantisipasi kebutuhan informasi yang tidak
disadari oleh audiens.
3.
Berikan semua informasi
yang diperlukan oleh audiens
Ujilah kelengkapan
pesan yang dikirim dengan berpedoman pada 5 W + 1 H ( Who, What, Why, When,
Where, dan How).
4.
Pastikan bahwa
informasi yang diberikan akurat
Dalam bisnis, ketepatan
informasi harus dipastikan terlkebih dahulu sebelum membuat komitmen tertulis.
Kaji ulang tanggal,jadwal, asumsi, perhitungan
matematika,atau keuangan untuk memastikan keabsahannya.
5.
Tekankan gagasan yang
paling menarik bagi audiens.
Diantara beberapa
gagasan yang disampaikan, lakukan penekanan pada gagasan yang paling menarik
perhatian audiens.
g. Memuaskan
kebutuhan emosional dan praktis Audiens
Pesan
yang bbertujuan membujuk dan bekerja sama seringkali gagal mengubah keyakinan
atau perilaku audiens. Hal pentingb yangb harus diingat bahwa pesan bisnis
disampaikan kepada audiens yang juga melakukan kegiatan bisnis. Untuk mencapai
tujuan komunikasi, diupayakan agar pesan bisnis menggunakan pendekatan
emosional audiens, terstruktur, rasional, serta disusun dengan format yang
menarik.
D. PENENTUAN IDE POKOK
Setiap
pesan-pesan bisnis akan bermuara pada satu tema atau topic, pokok yaitu ide
pokok (main idea). Hal-hal lain selain ide pokok hanyalah ,merupakam ide-ide
pendukung (supporting idea).Topic dan
ide pokok merupakan dua hal yang berbeda. Topic adalah subjek pesan yang lebih
luas, sedangakan ide pokok adalah pernyataan tentang suatu topic, yang
menjelaskan isi dan tujuan dari topic tersebut, sehingga dapat diterima oleh
audiens.
Penentuan
ide pokok memerlukan pengalaman dan kretifitas. Ada tiga teknik atau cara yang
dapat di perlukan untuk menentukan ide pokok :
1. Brainstorming
Yaitu penentuan ide pokok dengan
membiarka pikiran mencari bebrbagai kemungkinan ide pokok secara leluasa. Ide
yang diperoleh dengan cara tersebut akan lebih berfariatif, baru dan orisinil.
2. Petunjuk
atasan
Dalam organisasi yang menganut
system senioritas, para pelaksana cenderung meminta petunjuk atasan dalam
menentukan ide pokok.
3. Kebiasaan
Untuk situasi yang relative sama atau
kejadian yang berulang-ulang, biasanya dikembangkan ide pokok tertentu yang
relative sama. Penentuan ide pokok di lakukan berdasarkan kebiasaan.
E. SELEKSI SALURAN DAN MEDIA
Pesan-pesan
bisnis harus sesuai dengan situasi yang ada. Ide-ide dapat disampaikan melalui
dua saluran, yaitu saluran lisan dan tertuis. Pilihan mendasar antara berbicara
atau menulis tergantung pada tujuan atau maksud pesan, audiens dan
karakteristik dari kedua saluran komunikasi tersebut.
·
Saluran komunikasi
lisan
Komunikasi
lisan merupakan saluran yang palinhg banyak di gunakan dalam bisnis, komunikasi
itu antara lain, percakapan antara dua orang secara langsung (tatap muka),
melalui telpon, wawancara, pidato, seminar, pelatihan, dan presentasi bisnis.
Saluran itu di sukai karna sederhana, spontan, nyaman, praktis, ekonomis dan
memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam memberikan umpan balik (feed back).
·
Saluran komunikasi
tertulis
Pesan-pesan
tertulis dalam bisnis di buat dalam berbagai bentuk, misalnya surat, memo,
proposal, dan laporan. Pilihan kata dalam pesan tertulis duilakukan dengan
hati-hati untuk mempertahankan nada sopan dan bersahabat, kekurangannya adalah
umpan balik secara langsung yang tidak bias di peroleh dengan waktu cepat.
Komunikasi
lisan
|
Komunikasi
tertulis
|
Ø Anda menginginkan umpan balik segera dari audien.
Ø Pesan anda relative sederhana dan mudah di mengerti .
Ø Anda tidak memerlukan catatan permanan
Ø Anda dapat mengumpulkan audiens lebih mudah atau ekonomis.
Ø Anda menginginkan interaksi dalam memecahkan masalah.
|
Ø Anda tidak memerlukan unpan balik segera.
Ø Pesan anda sangat rinci, komplek, dan memerlukan perencanaan yang
hati-hati.
Ø Anda memerlukan catatan permanen.
Ø Anda ingin mencapai audiens yang luas
Ø Anda ingin mengurangi distorsi penyampaian pesan.
|
Media pada
saluran lisan
|
Media pada
saluran
|
Ø Percakapan tatap muka (pidato, rapat, seminar, konferensi)
Ø Telpon, voice mail
Ø Radio, televisi, Computer
Ø Pita audio dan video
Ø Teleconference
Ø Video conference
|
Ø Surat, memo, laporan, proposal
Ø Elektronik mail / email
Ø Telepon (sms)
Ø Computer
Ø Faks
Ø Telegram
Ø Pos biasa dan khusus
|
PENGORGANISASIAN PESAN
BISNIS
A.
MENGORGANISASIAN
PESAN BISNIS
Komunikasi yang tidak
diorganisasikan dengan baik bermasalah dalam isi, pengelompokan, dan urutan
butir-butir pesan. Pesan yang tidak diorganisasikan dengan baik akan sulit
dipahami dan dapat berakibat adanya rasa frustasi pada penerima.
Hal-hal berikut bisa menyebabkan
tidak baiknya pesan bisnis :
1. Bagian
awal terlalu panjang ( bertele-tele)
Seringkali pesan pembuka terlalu
panjang hingga beberapa paragraf. Bagian awal yang terlalu panjang akan
menyulitkan penerima dalam memahami ide pokoknya.
2. Memasukkan
hal-hal yang tidak relevan dan tidak logis
Hal-hal yang tidak
relevan dan tidak logis hanya akan memperpanjang pesan bisnis, membuang waktu,
dan mengaburkan pesan pokok.
3. Informasi penting terlupakan
Informasi penting
sering terlupakan karena perhatian terpusat pada penyajian ide-ide pendukung
atau pelengkap.
4. Pengelompokan dan urutan pesan tidak
menunjukan satu kesatuan yang logis.
Butir-butir pesan
bisnis yang tidak dikelompokkan dengan baik dan tidak disajikan secara
kronologis bisa membingungkan penerima.
B. PENTINGNYA
PENGORGANISASIAN YANG BAIK
Dengan mengatur ide-ide secara logis, berurutan, dan
tidak bertele-tele, ide yang disampaikan akan dapat memuaskan
kebutuhan-kebutuhan informasi, motifasi maupun praktis bagi para audiens.
Mengorganisasi pesan-pesan secara baik adalah suatu tantanngan bagi
komunikator. Untuk dapat meng organisasi pesan dengan baik, ada empat hal yang
perlu diperhatikan, yaitu :
1.
Subjek dan tujuan haruslah jelas.
2.
Semua informasi harus
berhubungan dengan subjek dan tujuan.
3.
Ide-ide harus di
kelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
4.
Semua informasi yang
penting harus sudah mencakup.
C. PENGORGANISASIAN
PESAN-PESAN MELALUI OUT LINE
Pada dasarnya, untuk mencapai pengorganisasian yang
baik diperlukan dua proses tahapan, yaitu anda mendefinisikan dan
menggolaongkan ide-ide kemudian anda menetapkan urutan ide-ide dengan
perencanaan organisasional terpilih secara hati-hati.
1. Mendefinisikan
dan mengelompokkan ide-ide
Memutuskan apa yang harus dikatakan
adalah masalah mendengar bagi setiap komunikator yang harus di pecahkan. Jika
materinya memang lemah, tidak memiliki suatu gaya yang menarik, maka akan
mengaburkan fakta yang ada. Apabila anda menyusun pesan yang panjang dan
koimplek, maka out line sangat diperlukan dan menjadi penting artinya. Mengapa
dengmikian ? hal ini karena dengan adanya aot line akan membantu anda
memvusualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.
Susunan suatu out line secara garis
besar dapat di golongakan kedalam tiga golongan :
a. Mulailah
dengan ide
Ide pokok akan membantu anda dalam menetapkan
tujuan dab strategiu umum dari suatu pesan. Ide pokok tersebut dapat dirangkum
kedalam dua hal, yaitu : (1) apa yang anda inginkan terhadap audiens untuk
melakukannya atau memikirkannya. (2) alas an yang mendasar mengapa mereka harus
melakukan atau memikarkannya.ide pokok merupakan titik awal untuk membuat out
line.
b. Nyatakan
poin-poin pendukung yang penting
Setelah menetapkan ide pokok pesa
yang disampaikan, maka tahap kedua adalah menyusun poin-poin pendukung yang
penting sebagai pendukung ide-ide pokok tersebut.
c. Ilustrasi
dengan bukti-bukti
Tahap ketiga dalam menyusun outline
adalah memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti-bukti yang berhasil
dikumpulkan. Semakin banyak bukti-bukti yang dapat disajikan, maka outline yang
Anda buat akan menjadi semakin baik.
2. Menentukan
Urutan dengan Rencana Organisasional
Setelah anda mendefinisikan dan
menggolongkan ide-ide anda, anda siap untuk memutuskan bagaimana
urut-urutannya. Untuk dapat menetukan urutannya, ada dua pendekatan penting, yaitu:
a. Pendekatan
Langsung
Pendekatan langsung sering disebut
juga dengan istilah pendekatan deduktif, dimana ide pokok muncul paling awal, kemudian diikuti bukti-bukti
pendukungnya. Gunakan pendekatan ini bila reaksi audiens cenderung positif atau
menyenangkan.
b. Pendekatan
Tak Langsung
Pendekatan Tak Langsung sering disebut
juga dengan istilah pendekatan induktif, dimana bukti-bukti muncul terlebih
dahulu, kemudian diikuti dengan ide pokoknya. Gunakan pendekatan ini, bila
reaksi audiens cenderung negative atau tidak menyenangkan.
Berdasarkan reaksi audiens, terdapat
empat bentuk organisasi pesan bisnis, yaitu:
1.
Direct
Request
Direct Request atau permintaan langsung adalah pesan yang
penyampaiannya langsung pada poin yang dituju, dapat berbentuk surat dan memo.
Misalnya, membuat surat penawaran kepada audiens yang tertarik dan memiliki
hasrat tinggi terhadap suatu produk. Permintan langsung sebaiknya menggunakan
pendekatan langsung.
2.
Pesan Rutin, good news, atau good will
Pesan
rutin adalah pesan atau informasi yang disampaikan secara rutin yang merupakan
bagian dari bisnis tetap. Penerima pesan rutin pada umumnya bersikap netral.
Good news atau good will adalah berita baik yang menimbulkan reaksi positif
dari penerimanya.
3.
Bad news
Bad
news adalah pesan- pesan yang tidak menyenangkan dan berpotensi menimbulkan
kekecewaan. Misalnya, penolakan lamaran kerja, penolakan kredit, penurunan
pangkat, dan rasionalisasi pekerja. Pesan seperti itu sebaiknya menggunakan
pendekatan tak langsung. Inti pesan dibuat dengan bahasa yang halus dan tidak
ditempakan dibagian awal.
4.
Pesan Persuasif
Pesan
Persuasif bertujuan membujuk dan penerima tidak tetarik pada pesan tersebut.
Ada kemungikanan penerima akan bereaksi negatif. Oleh karena itu, sebaiknya
pesan disususn dengan pendekatan tak langsung.
JUWITA DEPARTEMENT STORE
Kentingan Rt.04 Rw10 Jebres
Surakarta-57126
Telepon (0271) 65241
10 januari 2008
Sdr.
Ridho Amiruddin
Jln.
Slamet Riyadi No. 35
Surakarta 57126
Dengan
hormat,
Terima
kasih saya sampaikan atas kesediaan bapak menggunakan CD Player merk Tashika
yang bapak beli paga tanggal 31 Desember 2007. Merupakan suatu hal yang penting
bahwa kami mengatasi problem yang terjadi pada produk yang bapak beli.
Sebagaimana
diketahui bahwa semua produk yang dibeli di Juwita
Departement Store memperoleh jaminan sampai batas waktu 30 hari setelah
tanggal pembelian. Produk yang bapak beli masih dalam batas garansi dari
Tashika Corporation. Apabila bapak memerlukan pelayanan purnajual, harap
berkirim surat ke :
Sdr.
Muhammad Rifal
Tashika Corporation, Bagian
Produksi
PO Box 5555, Jakarta 10001
Menurut
pengalaman, saya tahu bahwa para teknisi Tashika Corporation selalu
mengutamakan kepuasan bagi komsumen.
Tuan
Ridho, jalinan kerja sama yang selama ini sangat berharga bagi kami. Oleh
karena itu, sebagai bentuk kepedulian kepada pelanggan, kami menyelenggarakan
bulan promosi yang menawarkan produk-produk baru dengan diskon hingga 50% pada
bulan maret 2008.
Terimakasih
atas perhatian Bapak.
Hormat kami
Rizki Nur Hidayanti
Bagian Pelayanan Konsumen
C.
MEMFORMULASIKAN PESAN BISNIS
Ketika menyusun naskah pertama kali,
hal-hal yang diperhatikan adalah nada dan gaya. Walaupun dapat diperhalus dalam
tahap revisi, gaya dan nada sebaiknya
ditentukan sejak awal untuk menghemat waktu penulisan ulang.
a.
Mengendalikan gaya dan
Nada
Gaya adalah cara
menggunakan kata-kata untuk mencapai nada atau kesan secara keseluruhan. Gaya
dapat diubah-ubah untuk menciptakan nada yang sesuai dengan peristiwa. Struktur
kalimat dan kosakata yang dipergunakan disesuaikan dengan sifat pesan dan
hubungan dengan penerima. Gaya dan nada yang sopan dan bersahabat memungkinkan
jalur komun ikasi tetap terbuka.
Komunikasi yang efektif memegang peranan penting dalam bisnis.
Komunikasi bisnis tertulis dikatalkan efektif apabila memenuhi karakteristik
sebagai berikut :
1. Courtesy
( sopan santun )
Nada sopan dan santun akan membuat penerima
merasa dihargai dan dihormati. Penggunaan kata-kata berkonotasi positif,
gender-neutrral ( penggunaan kata tidak membedakan jenis kelamin ), dan
permohonan maaf yang tulus akan meningkatkan citra komunikator.
2. Correctness
( tepat/benar)
Tidak terdapat kesalahan dalam penulisan ,
format, tanda baca , pengunaan kata, ejaan, dan tata bahasa. Penggunaan
kata-kata dan istilah (jargon ) yangtidak familiar akan membingungkan para
audiens.
3. Conciseness ( ringkas )
Menggunakan kata,
kalimat, dan paragraf yang relevan secra ringkas. Tidak menggunakan kata-kata
yang mubazir dan tidak mengulang kata-kata yang tidak perlu.
4. Clarity
atau Clearness (jelas)
Kata-kata mudah
dimengerti hanya dengan sekali baca dan tidak menimbulkan keraguan.
Kalimat-kalimat tidak terlalu panjang dan bertalian secara logis (coherence ).
5. Concreteness
( tepat )
Tidak menimbulkan
kesalahan interprestasi karena disajikan secara spesifik dan tidak biasa.
6. Completeness
(lengkap )
Memberikan informasi
lerngkapo sesuai kebutuhan dan keinginan penerima. Informasi yang tidak lengkap
bisa mengakibatkan kerugian ( misalnya , gagalnya penjualan, rugi waktu,
pegembalian barang, dan kehilangan pelanggan potensial ).
b.
Mengembangkan Paragraf
yang logis
Paragraf adalah kumpulan dari kalimat yang berhubungan dengan satu
topik umum. Paragraf adalah satu kesatuan
unit pemikiran. Setiap paragraf merupakan bagian penting dari keseluruhan pesan.
Paragraf umumnya terdiri atas 3 unsur, yaitu kalimat topik,
kalimat pendukung topik, dan unsur peralihan.Kalimat topik mengungkapkan subjek
dari paragraf dan bagaimana subjek akan dikembangkan.
Paragraf bisa dikembangkan dengan banyak cara. Terdapat 5 tekhnik
yang paling umum dipergunakan untuk mengembangkan paragraf, yaitu :
1.
Ilustrasi adalah
mengembangkan paragraf menggunakan ilustrasi atau contoh-contoh yang dapat
memperjelas ide pokok.
2.
Perbandingan atau
kontras adalah mengembangkan paragraf dengan menguraikan persamaan dan
perbedaan.
3.
Sebab-akibat adalah
mengembangkan paragraf dengan tekhnik sebab-akibat dan memusatkan uraian pada
alasan-alasan mengenai sesuatu
4.
Klasifikasi adalah
mengembangkan paragraf dengan memecahkan ide umum menjadi beberapa kategori
spesifik.
5.
Masalah dan
penyelesaian adalah mengembangkan paragraf dengan menyajikan suatu masalah dan
kemudian menbahas penyelesaiannya.
NADA FORMAL
|
Ibu Rika Yth.
Menunjuk surat permintaan penawaran harga dengan nomor 065/UM/X11/2004
tanggal 28 Desember 2004, bersama ini kami informasikan harga dan spesifikasi
computer notebook berbagai merek sesuai perincian terlampir.
Harga
– harga tersebut sudah termasuk pajak, pengiriman , dan pemasaran serta
garansi hardware selama 1 ( satu ) tahun sejak pemasangan. Disamping itu
selama garansi hardware, kami memberikan jaminan kelangsungan kerja dengan
memberikan pinjaman peralatan penggati selama peralatan yang dibeli pada masa
perbaikan.
Demikian penawaran harga ini kami sampaikan. Apabila Ibu memerlukan
penjelasan yang lebih lanjut, mohon segera menghubungi kami setiap hari
kerja.
Hormat saya,
Yeni
|
NADA INFORMAL
|
Anna Yth.
Menyambung pembicaraab
per-telepon, berikut ini saya kirinmkan daftar harga berbagai merek computer
notebook beserta spesifikasi-nya.
Harga – harga tersebut
sudah termasuk pajak, pengiriman dan pemasangan serta garansi hardware selama
1(satu) tahun sejak pemasangan.
Pekerjaan akan terganggu
atau terhenti bila terjadi kerusakan?? Anna tidak perlu khawatir ! Pinjaman
peralatan pengganti akan diberikan apabila peralatan yang dibeli mengalami
kerusakan. Saya jamin Anna tidak akan kecewa.
Jika perlu penjelasan
lebih lanjut, hubungi saya dikantor setiap hari kerja.
Sampai Jumpa !
Salam ,
Yeni
|
DAFTAR PUSTAKA
·
Buku Komunikasi
Bisnis Drs. Djoko Purwanto, MBA Edisi Kedua 2003
·
Buku Komunikasi
Bisnis Drs. Djoko Purwanto,MBA 2007 Penerbit ERLANGGA
·
Buku Komunikasi
Bisnis Sutrisna Dewi 2007 Penerbit ANDI YOGYAKARTA
·
www.google.com –komunikasi bisnis-
·
www.wikipedia.com –komunikasi bisnis-
·
www.google.com –perencanaan pesan bisnis-
·
www.goo.gle.com –pengorganisasian bisnis-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar