Hubungan yang Mapan : Melampaui
Perjumpaan Awal
Ketika berger
dan Calabrese menyusun teori mereka, mereka tertarik untuk menggambarkan
perjumpaan awal antara orang asing. Mereka memberikan batasan yang tipis dan
jelas di seputar pemikiran teoretis mereka.Berger (1982, 1987) sudah
memperbarui teorinya sejak awal. Pertama, dia menyatakan bahwa ketidakpastian
adalah sesuatu yang terus berlangsung dalam sebuah hubungan, sehingga proses
pengurangan ketidakpastian adalah sesuatu yang relevan dalam hubungan yang mapan
maupun dalam interaksi awal. Kesimpulan ini memperluas klaim awal Berger dan
Calabrese yang menyatakan bahwa URT secara khusus berlaku hanya pada perjumpaan
awal.
Ketidakpastian dalam hubungan yang
mapan mungkin berbeda dibandingkan ketidakpastian dalam perjumpaan awal.
Ketidakpastian mungkin berfungsi secara dialektis didalam hubungan; karenanya,
mungkin terdapat sebuah ketegangan antara mengurangi dan meningkatkan
ketidakpastian dalam hubungan mapan (Bazter & Wilmot, 1985). Berger dan
Calabrese (1975) mengamati, “Walaupun pengurangan ketidakpastian mungkin akan
memberikan perhargaan hingga titik tertentu, kemampuan untuk meprediksikan
prilaku orang lain akan menyebabkan kebosanan.
Ketidakpastian dalam proses
pengurangan ketidakpastian beroperasi dalam hubungan berpacaran dengan cara
yang sama seperti yang diteorikan Berger dan Calabrese dalam interaksi awal.
Secara khusus, para peniliti menemukan bahwa pasangan yang berpacaran merasa
bahwa pada suatu masa ketidakpastian meningkat. Ketika ketidakpastian
meningkat, individu tersebut terdorong untuk menguranginya melalui prilaku
komunikasi mereka. Kita tidak dapat berasumsi bahwa sekali suatu hubungan
dimulai, ketidakpastian menghilang. Dan mereka juga menyimpulkan bahwa makin
banyak pasangan berkomunikasi dengan jaringan sosial mereka, maka semakin
sedikit ketidakpastian yang mereka alami. Semakin sedikit ketidakpastian yang
dirasakan orang, makin kecil kemungkinan mereka untuk memutuskan hubungan
dengan orang lain.
Semakin ada ketidakpastian dalam sebuah hubungan maka semakin ada
kecemburuan, kepercayaan rendah, dan makin sedikit terdapat prilaku yang
mempertahankan hubungan. Dainton & Aylor juga menemukan dukungan bahwa
kepercayaan adalah alat potensial untuk mengurangi ketidakpastian hubungan.
Selain itu, kontak tatap muka sangat penting untuk mengurangi ketidakpastian
hubungan.
Konteks
Sejauh ini,
contoh kita secara jelas berhubungan dengan konteks interpersonal. Akan tetapi,
teori penguranga ketidakpastian dapat diaplikasikan pada konteks lainnya. Berger
(1987) menekankan bahwa ketidakpastian bervariasi dalam budaya yang berbeda,
dan jumlah kajian penelitian menggambarkan bagaimana URT dapat diaplikasikan
dalam konteks budaya.
Gudykunst dan Tsukasa Nishida (1986)
menemukan perbedaan dalam budaya konteks tinggi dan konteks rendah. Menurut
Edwart T. Hall (1977), budaya konteks rendah adalah budaya dimana makna
ditemukan dalam kode atau pesan yang eksplisit. Contoh, budaya di Amerika
Serikat, Jerman dan Swiss. Pada budaya konteks tinggi, pesan-pesan nonverbal
memainkan peranan yang lebih penting, dan kebanyakan makna sebuah pesan
diinternalisasi oleh pendengar atau tergantung pada konteks. Contoh, kebudayaan
Jepang, Korea, dan Cina.
Dengan mempertimbangkan penelitian
mengenai budaya konteks tinggi, dan konteks rendah, Gudykunst dan Nishida
(1986) menemukan bahwa frekuensi komunikasi mampu memprediksi pengurangan
ketidakpastian dalam budaya konteks rendah tetapi tidak dalam budaya konteks
tinggi.
Konsep yang mirip dengan pengurangan ketidakpastian adalah penghindaran
ketidakpastian, yaitu usaha untuk menolak atau menghindari situasi yang ambigu.
Geert Hofstede percaya bahwa cara pandang orang dari suatu budaya dengan
penghindaran ketidakpastian yang tinggi adalah “Apa yang berbeda itu
berbahaya”, sementara orang dari budaya dengan penghindaran ketidakpastian yang
rendah berpendapat bahwa, “Apa yang berbeda itu menarik”.
Kegunaan
Beberapa
peneliti percaya bahwa asumsi utama pada teori ini memiliki kelemahan. Michael
Sunnafrank (1986) berargumen bahwa mengurangi ketidakpastian mengenai diri
sendiri dan orang lain dalam sebuah perjumpaan awal bukanlah perhatian utama
seorang individu. Sebaliknya, tujuan utamanya adalah memaksimalkan hasil suatu
hubungan. Sunnafrank menyarankan perumusan ulang dari URT yang mempertimbangkan
pentingnya prediksi hasil akhir selama interaksi awal.
Berger (1986) memberikan reaksi
untuk pernyataan Sunnafrank bahwa hasil akhir tidak dapat diprediksi tanpa
pengetahuan dan pengurangan ketidakpastian mengenai diri sendiri, pasangannya
dan hubungannya. Menurut Berger, pengurangan ketidakpastian tidak tergantung
kepada namun juga berguna bagi prediksi nilai hasil akhir. Jadi, Berger
menyimpulkan bahwa Sunnafrank hanyalah memperluas ruang lingkup URT dan
bukannya menawarkan alternative untuk teori ini.
Area kedua dari kritikan mengenani
URT adalah mengenai validitasnya. Berger (1987) menyatakan adanya masalah
validitas, tetapi ia tidak berkeinginan untuk menyerah begitu saja. Beberapa
koleganya yang skeptis menyatakan bahwa dengan adanya struktur logika yang
ketat pada sebuah teori aksiomatik, jika satu saja batuan penyusunnya salah,
maka banyak yang dihasilkan teori tersebut juga merupakan kesalahan. Kathy
Kellermann dan Rodney Reynolds (1990) berpendapat bahwa Aksioma 3, yang
menyatakan makin tinggi ketidakpastian menyebabkan tingginya tingkat prilaku
pencarian informasi, sebagai hal yang problematis.
Heurisme, Parsimoni, Konsisten Logis,
dan Pengujian Waktu Berjalan
Walalupun
memiliki beberapa keterbatasan, Teori penguranga ketidakpastian merupakan
satu-satunya teori komunikasi yang secara spesifik mempelajari mengenani perjumpaan
awal. Teori ini mempunyai kriteria heurustik yang tinggi. Contohnya, URT telah
diintegrasikan dalam penelitian yang mempelajari mengenai kelompok kecil dan
juga penelitian pada komunikasi massa
dan komunikasi bermediasi komputer. Teorema yang diajukan Berger dan calabrese
berasal dari aksioma-aksioma, sebuah kemajuan logis dalam berpikir, membuat
nilai teori ini tinggi pada kriteria konsistensi logis. Akhirnya URT seperti
semua pemikiran teoretis, dapat dianggap tentative karena para teoretikusnya
awalnya menyatakan bahwa terdapat konsep yang relevan. Teori pengurangan ketidakpastian telah
memberikan kontribusi penting bagi bidang komunikasi,walaupun telah menimbulkan
kontoversi dan perdebatan teoretis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar