Kamis, 12 Januari 2012

Hubungan yang Mapan : Melampaui Perjumpaan Awal


Hubungan yang Mapan : Melampaui Perjumpaan Awal

Ketika berger dan Calabrese menyusun teori mereka, mereka tertarik untuk menggambarkan perjumpaan awal antara orang asing. Mereka memberikan batasan yang tipis dan jelas di seputar pemikiran teoretis mereka.Berger (1982, 1987) sudah memperbarui teorinya sejak awal. Pertama, dia menyatakan bahwa ketidakpastian adalah sesuatu yang terus berlangsung dalam sebuah hubungan, sehingga proses pengurangan ketidakpastian adalah sesuatu yang relevan dalam hubungan yang mapan maupun dalam interaksi awal. Kesimpulan ini memperluas klaim awal Berger dan Calabrese yang menyatakan bahwa URT secara khusus berlaku hanya pada perjumpaan awal.
            Ketidakpastian dalam hubungan yang mapan mungkin berbeda dibandingkan ketidakpastian dalam perjumpaan awal. Ketidakpastian mungkin berfungsi secara dialektis didalam hubungan; karenanya, mungkin terdapat sebuah ketegangan antara mengurangi dan meningkatkan ketidakpastian dalam hubungan mapan (Bazter & Wilmot, 1985). Berger dan Calabrese (1975) mengamati, “Walaupun pengurangan ketidakpastian mungkin akan memberikan perhargaan hingga titik tertentu, kemampuan untuk meprediksikan prilaku orang lain akan menyebabkan kebosanan.
            Ketidakpastian dalam proses pengurangan ketidakpastian beroperasi dalam hubungan berpacaran dengan cara yang sama seperti yang diteorikan Berger dan Calabrese dalam interaksi awal. Secara khusus, para peniliti menemukan bahwa pasangan yang berpacaran merasa bahwa pada suatu masa ketidakpastian meningkat. Ketika ketidakpastian meningkat, individu tersebut terdorong untuk menguranginya melalui prilaku komunikasi mereka. Kita tidak dapat berasumsi bahwa sekali suatu hubungan dimulai, ketidakpastian menghilang. Dan mereka juga menyimpulkan bahwa makin banyak pasangan berkomunikasi dengan jaringan sosial mereka, maka semakin sedikit ketidakpastian yang mereka alami. Semakin sedikit ketidakpastian yang dirasakan orang, makin kecil kemungkinan mereka untuk memutuskan hubungan dengan orang lain.
            Semakin ada ketidakpastian  dalam sebuah hubungan maka semakin ada kecemburuan, kepercayaan rendah, dan makin sedikit terdapat prilaku yang mempertahankan hubungan. Dainton & Aylor juga menemukan dukungan bahwa kepercayaan adalah alat potensial untuk mengurangi ketidakpastian hubungan. Selain itu, kontak tatap muka sangat penting untuk mengurangi ketidakpastian hubungan.

Konteks
Sejauh ini, contoh kita secara jelas berhubungan dengan konteks interpersonal. Akan tetapi, teori penguranga ketidakpastian dapat diaplikasikan pada konteks lainnya. Berger (1987) menekankan bahwa ketidakpastian bervariasi dalam budaya yang berbeda, dan jumlah kajian penelitian menggambarkan bagaimana URT dapat diaplikasikan dalam konteks budaya.
            Gudykunst dan Tsukasa Nishida (1986) menemukan perbedaan dalam budaya konteks tinggi dan konteks rendah. Menurut Edwart T. Hall (1977), budaya konteks rendah adalah budaya dimana makna ditemukan dalam kode atau pesan yang eksplisit. Contoh, budaya di Amerika Serikat, Jerman dan Swiss. Pada budaya konteks tinggi, pesan-pesan nonverbal memainkan peranan yang lebih penting, dan kebanyakan makna sebuah pesan diinternalisasi oleh pendengar atau tergantung pada konteks. Contoh, kebudayaan Jepang, Korea, dan Cina.
            Dengan mempertimbangkan penelitian mengenai budaya konteks tinggi, dan konteks rendah, Gudykunst dan Nishida (1986) menemukan bahwa frekuensi komunikasi mampu memprediksi pengurangan ketidakpastian dalam budaya konteks rendah tetapi tidak dalam budaya konteks tinggi.
Konsep yang mirip dengan pengurangan ketidakpastian adalah penghindaran ketidakpastian, yaitu usaha untuk menolak atau menghindari situasi yang ambigu. Geert Hofstede percaya bahwa cara pandang orang dari suatu budaya dengan penghindaran ketidakpastian yang tinggi adalah “Apa yang berbeda itu berbahaya”, sementara orang dari budaya dengan penghindaran ketidakpastian yang rendah berpendapat bahwa, “Apa yang berbeda itu menarik”.

Kegunaan
Beberapa peneliti percaya bahwa asumsi utama pada teori ini memiliki kelemahan. Michael Sunnafrank (1986) berargumen bahwa mengurangi ketidakpastian mengenai diri sendiri dan orang lain dalam sebuah perjumpaan awal bukanlah perhatian utama seorang individu. Sebaliknya, tujuan utamanya adalah memaksimalkan hasil suatu hubungan. Sunnafrank menyarankan perumusan ulang dari URT yang mempertimbangkan pentingnya prediksi hasil akhir selama interaksi awal.
            Berger (1986) memberikan reaksi untuk pernyataan Sunnafrank bahwa hasil akhir tidak dapat diprediksi tanpa pengetahuan dan pengurangan ketidakpastian mengenai diri sendiri, pasangannya dan hubungannya. Menurut Berger, pengurangan ketidakpastian tidak tergantung kepada namun juga berguna bagi prediksi nilai hasil akhir. Jadi, Berger menyimpulkan bahwa Sunnafrank hanyalah memperluas ruang lingkup URT dan bukannya menawarkan alternative untuk teori ini.
            Area kedua dari kritikan mengenani URT adalah mengenai validitasnya. Berger (1987) menyatakan adanya masalah validitas, tetapi ia tidak berkeinginan untuk menyerah begitu saja. Beberapa koleganya yang skeptis menyatakan bahwa dengan adanya struktur logika yang ketat pada sebuah teori aksiomatik, jika satu saja batuan penyusunnya salah, maka banyak yang dihasilkan teori tersebut juga merupakan kesalahan. Kathy Kellermann dan Rodney Reynolds (1990) berpendapat bahwa Aksioma 3, yang menyatakan makin tinggi ketidakpastian menyebabkan tingginya tingkat prilaku pencarian informasi, sebagai hal yang problematis.

Heurisme, Parsimoni, Konsisten Logis, dan Pengujian Waktu Berjalan
Walalupun memiliki beberapa keterbatasan, Teori penguranga ketidakpastian merupakan satu-satunya teori komunikasi yang secara spesifik mempelajari mengenani perjumpaan awal. Teori ini mempunyai kriteria heurustik yang tinggi. Contohnya, URT telah diintegrasikan dalam penelitian yang mempelajari mengenai kelompok kecil dan juga penelitian pada komunikasi massa dan komunikasi bermediasi komputer. Teorema yang diajukan Berger dan calabrese berasal dari aksioma-aksioma, sebuah kemajuan logis dalam berpikir, membuat nilai teori ini tinggi pada kriteria konsistensi logis. Akhirnya URT seperti semua pemikiran teoretis, dapat dianggap tentative karena para teoretikusnya awalnya menyatakan bahwa terdapat konsep yang relevan.  Teori pengurangan ketidakpastian telah memberikan kontribusi penting bagi bidang komunikasi,walaupun telah menimbulkan kontoversi dan perdebatan teoretis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar