Tugas individu (Ujian Akhir Semester 4)
Dosen pembimbing:
Metode Penelitian Sosial
prof.W.E.Tinambunan.M.si
Kajian Komunikasi Vertikal dan Horizontal di Kelurahan Labuh Baru
Timur
Disusun Oleh:
MURNI SETIO FEBRUASTUTI
0801113443
PROGRAM STUDY ILMU KOMUNIKASI
KONSENTRASI MANAGEMENT KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010
komunikasi bagi manusia tidaklah dapat
dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi
yang baik dan efektif dalam suatu organisasi maka organisasi itu akan berjalan
lancar dan berhasil, begitu pula sebaliknya apabila tidak efektifnya komunikasi
dalam organisasi, maka pelaksanaan fungsi komunikasi menjadi terhambat.
Komunikasi yang efektif penting bagi
semua organisasi. Di dalam praktik organisasi, komunikasi yang efektif
merupakan prasyarat terbinanya kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan
organisasi. Oleh karna itu para pimpinan dan bawahan dalam organisasi perlu
memahami dan menyempurnakan kemampuan berkomunikasi mereka.
Pada organisasi setiap anggota harus mampu
mengkomunikasikan tujuan kelompok mereka, agar dapat mengarahkan kepada tujuan
yang hendak dicapai organisasi tersebut. Sehingga dengan adanya komunikasi yang
baik dalam suatu organisai, Maka organisasi dapat menghasilkan sebagaimana yang
diharapkan, dengan demikian dapat memberikan kepuasan kepada anggota organisasi
yang berdampak pada efektifitas kerja. Sehingga akan tercipta semangat kerja
yang produktif.
Penalitian ini didasari atas pentingnya
komunikasi interpersonal, dalam
organisasi khususnya bagi pimpinan dan karyawan juga
karyawan dengan pelayanan publik. Dengan komunikasi yang berlangsung secara
intensif dengan mengutamakan aspek kuantitas dan kualitas yang seimbang, bukan
tidak mungkin memunculkan hubungan yang kuat antara atasan dan karyawan. Untuk
itu penulis ingin mencoba mengetahui seberapa besar pengaruh intensitas
komunikasi vertical dan horizontal terhadap kenyamanan kerja dan pelayanan
masyarakat. Maka digunakan survei sebagai metode penelitian. Lokasi penelitian
berada Jl. Serayu Gang balai Desa Labuh Baru Timur Pekanbaru Riau. Dan
pengumpulan data menggunakan kuesioner yang di berikan kepada beberapa staf dan
atasan yang berada di instansi pemerintahan tersebut juga berdasarkan
pengamatan peneliti setelah bebebrapa hari berada di lapangan..
Berdasarkan fenomena dan gejala-gejala di
atas maka penulis Sangat tertarik untuk mengkajinya lebih jauh dan mendalam
secara ilmiah dengan judul : “Kajian
Komunikasi Vertikal dan Horizontal di Kelurahan Labuh Baru timur”
1.2 Rumusan Masalah
“Adapun yang menjadi rumusan masalah dari
penelitian ini adalah :
Bagaimana
pelaksanaan komunikasi vertical dan horizontal yang terdapat pada keseharian
para pegawai di kelurahan labuh baru
timur Selain itu penulis juga
ingin mengetahui hambatan yang ditemui dalam proses pelaksanaanya ?”
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. bagaimana proses komunikasi
vertical yang terjadi di kellurahan Labuh Baru Timur dengan sesame pegawai dan
dalam melayani masyarakat
2. bagaimana proses komunikasi horizontal
yang terjadi di Kelurahan Labuh Baru Timur dengan atasan ataupun atasan dengan
bawahan ?
3.
mengkaji adakah hambatan yang terjadi ? pada
proses komunikasi yang terjadi baik vertical maupun horizontal di Kelurahan Labuh Baru Timur.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin peneliti
capai dalam penelitian ini adalah :
1. agar mengetahui proses komunikasi vertical yang terjadi di Kelurahan Labuh Baru
Timur .
2. sebagai acuan untuk menganalisis
komunikasi vertical dan horizontal yang terjadi di Kelurahan Labuh Baru Timur.
3. Bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan
tentang komunikasi vertical dan horizontal yang bernar-benar terjadi di
lapangan
4. Bagi
intansi agar lebih mengetahui kualitas dan kuantitas komunikasi vertical dan
horizontal yang terjadi di instansinya..
1.5 Kegunaan Praktis
Secara
praktis kegunaan penelitian ini antara lain :
1. Dapat menjadi bahan masukan bagi para
pegawai yang berada di Kelurahan Labuh Baru Timur dana menjadi bahan kajian
akademik mahasiswa terkait komunikasivertikal dan horizontal yanag terjadi di
intansi pemerintahan.
2. agar mengetahui proses berjalannya
komunikasi vertical dan horizontal yang ada di intansi tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi dalam
bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio,
dan bersumber data communis yang berarti sama-sama disini maksudnya
adalah sama makna. Menurut Hovland ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap. Dalam definisi khusus Hovland mengatakan bahwa komunikasi
adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to
modify the behave of other individuals).(Joseph. A. Devito).
Komunikasi menurut Everett .M.
Roger adalah proses dimana suatu ide di alihkan dari sumber kepada satu
penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Secara umum
komunikasi terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :
-
Komunikator
(sumber)
-
Mesagge(pesan)
-
Media
(alat penyalur)
-
Komunikan
(sasaran, penerima khalayak)
-
Efek
(umpan balik, akibat), (dalam Arifin, 1984:15
1.2 Strategi komunikasi
Strategi adalah perencanaan
(planning) dan management untuk mencapai suatu tujuan, tetapi untuk mencapai
tujuan tersebut strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana teknik (cara)
operasionalnya. Sedangkan komunikasi dakwah adalah penghubung, pengkabaran,
hubungan timbal balik sesama manusia.
Dari pengertian tersebut dapat
diuraikan bahwa strategi komunikasi adalah suatu cara untuk mempermudah kita
agar apa yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh audiens.
Macam-macam strategi
komunikasi:
1. Mengenali sasaran
komunikasi
Sebelum melancarkan
komunikasi, kita perlu mempelajari siapa-siapa yang akan menjadi sasaran kita.
Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah:
a. Kerangka referensi
Pesan komunikasi yang akan
disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi (frame
of reference), maksudnya adalah bahwa ketika kita akan memberikan pesan harus
memperhatikan siapa yang menjadi komunikan kita, sehingga mereka mereka dapat
memahami apa yang kita sampaikan. Kerangka referensi seseorang akan berbeda
dengan orang lain, ada yang berbeda secara ekstrim seperti antara murid SD
dengan seorang mahasiswa atau seorang petani dengan seorang diplomat, intinya
kita harus mengetahui siapa yang kita ajak bicara.
b. Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksudkan adalah
situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan.
Situasi yang dapat menghambat jalannya komunikasi dapat diduga sebelumnya,
dapat juga datang tiba-tiba pada saat komunikasi dilancarkan.
Sedangkan yang dimaksudkan
kondisi adalah state of personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis
komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi yang kita lakukan
tidak akan efektif apabila komunikan sedang marah, sedih, bingung, lapar,
sakit, dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi hal semacam
itu kita dapat memperhatikan komunikasi kita sampai datangnya suasana yang menyenangkan.
Akan tetapi tidak jarang pula komunikasi tetap dilakukan pada saat itu juga,
disini faktor manusiawi sangat penting.
2. Pemilihan media komunikasi
Pemilihan media komunikasi
juga sangat menentukan keberhasilan efektifitas dan efisiensi komunikasi yang
dilakukan, apakah media elektronik, media letak, bisa juga dengan media
tradisional seperti kentongan, bedug, pagelaran kesenian, atau media yang sudah
modern seperti telepon, telegraf, pamflet, poster, spanduk, dan lain-lain.
Untuk mencapai sasaran
komunikasi kita dapat memilih salah satu gabungan dari beberapa media,
bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan
teknik yang akan dipergunakan.
3. Pengkajian tujuan pesan
komunikasi
Aktivitas komunikasi dikatakan
berhasil jika pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dipahami secara
benar oleh komunikan. Untuk itu paling tidak ada dua hal yang harus
dipersiapkan secara matang dalam melakukan pengkomunikasian, hal tersebut
yaitu:
a) Fokus pesan (what to say)
b) Cara atau pendekatan dalam
menyampaikan (how to say)
Semakin sederhana dan simpel
pesan yang disampaikan meski yang disampaikan kompleks, maka semakin besar
kemungkinan audiens memahaminya.
4. Pesan komunikator dalam
komunikasi
Ada faktor yang penting pada
diri komunikator apabila ia melancarkan komunikasi, yaitu:
a. Daya tarik sumber
Komunikan bersedia taat pada
isi pesan yang disampaikan oleh komunikator apabila komunikator ikut serta atas
apa yang telah disampaikan, sehingga dengan kata lain komunikan merasa ada
persamaan dengan komunikator. Disitulah seorang komunikator dikatakan berhasil
karena dapat merubah opini, sikap dan perilaku komunikan.
b. Kredibilitas sumber
Faktor kedua yang dapat
menyebabkan komunikasi berhasil adalah kepercayaan komunikan pada komunikator.
Berdasarkan kedua faktor
tersebut, seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empirik
(empathy), yaitu kemampuan seorang untuk dapat merasakan apa yang orang lain
rasakan.
1.3 pengertian komunikasi organisasi
Komunikasi
Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di
antara unit-unit komunikasi yang merupakan
bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari
unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan
Komunikasi organisasi terjadi kapan pun,
setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi
menafsirkan suatu pertunjukkan. Karena
fokusnya adalah komunikasi di antara anggota-anggota suatu organisasi. Analisi
komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi
secara simultan.
Unit Komunikasi Suatu sistem didefinisikan
oleh Pool [1973] sebagai “setiap entitas berkelanjutan yang mampu berada dalam
dua keadaan atau lebih” . Dalam suatu
sistem komunikasi, keadaan itu adalah hubungan
antara orang-orang. Dalam suatu sistem komunikasi organisasi keadaan tsb adalah
hubungan antara orang-orang dalam jabatan-jabatan [posisi-posisi] . Unit mendasar komunikasi organisasi adalah
seseorang dalam suatu jabatan. Orang bisa disosialisasikan oleh jabatan, menciptakan
suatu lingkaran yang lebih sesuai dengan keadaan jabatan, pada saat yang sama jabatan
tsb dipersonalisasikan, menghasilkan suatu figur atau gambar yang sesuai dengan
keadaan orang tsb. Bila kita melihat apa yang terjadi ketika seseorang terlibat
dalam komunikasi, kita menemukan bahwa terdapat dua bentuk umum tindakan yang
terjadi :
1. Penciptaan pesan atau, lebih tepatnya, penciptaan
pertunjukkan menurut Random House
Dictionary of The English Language 1987 : anda membawa sesuatu untuk
diperhatikan seseorang atau orang lain; menyebarkan seseuatu sehingga sesuatu
tsb dapat terlihat secara lengkap dan menyenangkan] .
2.
Penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukkan [to intepret : menguraikan atau memahami
sesuatu dengan suatu cara tertentu].
1.4 PROSES
KOMUNIKASI ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERNAL
Pertukaran gagasan di
antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur
lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di
dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen] [lihat skema
Internal Audience]
Dua dimensi komunikasi internal :
A. KOMUNIKASI VERTIKAL ! Komunikasi dari pimpinan
ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik [two way traffic
communication]. " Downward
Communication ! komunikasi atas ke
bawah. Contoh pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan,
perintah, pengumuman, rapat, majalah intern [lihat contoh skema]" Upward communication
! dari bawah ke atas. Contoh staf memberikan laporan, saran-saran, pengaduan,
kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan [lihat contoh skema] Hambatannya
adalah apabila saluran komunikasi dalam organisasi tidak berjalan atau
digunakan sebagaimana mestinya, karena hal ini berpengaruh terhadap operasional
organisasi [perusahaan]. Organisasi terdiri atas sejumlah orang; melibatkan
keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan
komunikasi. Interkasi antara pimpinan organisasi [top manajer dengan middle manager] dengan
audience di luar organisasi4 Manajer = pemimpin organisasi [swasta, BUMN atau
pemerintah] peranannya dapat berpengaruh terhadap internal public [karyawan]
dan external public [di luar organisasi, tetapi ada pengaruhnya]
1. Peranan Antarpersona [Interpersonal Role"
2. Peranan
Tokoh [figurhead role]
3. Peranan Pemimpin
[leader role]
4. Peranan Penghubung [liaison role]
5. Peranan
Informasional [Informational Role]
6. Peranan
Monitor [monitor role]
7. Peranan Penyebar [disseminator role]
8. Peranan
Jurubicara [spokesman role]
9. Peranan Memutuskan [Decisional Role]
10. Peranan
Wiraswasta [enterpreneur role]
11. Peranan
Pengendali Gangguan [distrurbance handler role]
12. Peranan Penentu Sumber [resource allocator
role]
13. Peranan Perunding [negotiator role]
1.4. Bentuk komunikasi
Komunikasi
sebagai proses memiliki bentuk :
Komunikasi
langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat. Komunikasi
berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan
isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita
Komunikasi
tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk
melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk
menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, telepon,
memo, majalah, koran, bahakan sms (sort mesagge sent) dll.
Thanks
BalasHapus